Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Pemaksaan (4)



Pemaksaan (4)

Pei Qiqi menurunkan pandangannya….     

Kemudian, dia langsung mengalihkan wajah kecilnya yang merah padam ke samping. "Tuan Tang, tolong jaga sikapmu itu."     

Tang Yu malah tampak begitu bermartabat. "Nona Pei, aku sekarang hanya memintamu untuk memeriksa lukaku, tidak lebih dari itu. Kenapa? Mungkinkah kamu berpikir yang tidak-tidak?"     

Pei Qiqi sangat marah. Meskipun dia bodoh, namun dia juga tidak sebodoh itu, sampai tidak tahu apa-apa setelah diperlakukan dengan begitu keji oleh Tang Yu begini.     

Dia mengerucutkan bibir mungilnya dan hanya diam saja untuk waktu yang lama.     

Suara Tang Yu bahkan lebih acuh tak acuh, "Tolong lepaskan dan periksa lukaku."     

Tang Yu mengakui kalau dirinya ini memang terlalu keji dan suka menggertak Pei Qiqi. Tetapi ketika gadis itu menutup matanya tadi, hal itu justru membangkitkan jiwa iblis di dalam hatinya     

Dia ingin melihat Pei Qiqi menangis memohon belas kasih. Tuhan tahu betapa keras dia berusaha mengendalikan diri agar tidak menjatuhkan Pei Qiqi... Hukuman ini sudah yang paling ringan.     

"Apakah kamu akan keluar setelah aku memeriksanya dan tidak menemukan masalah apa pun?" Bibir mungil Pei Qiqi yang cantik menekan erat. Dia mendongak menatap Tang Yu.     

Pei Qiqi mengenakan pakaian santai saat berada di dalam rumah, terlihat begitu lembut dan sangat imut.     

Rambut panjangnya dikepang dengan model ekor kuda, seperti gadis pedesaan. Secara keseluruhan, penampilannya terlihat sangat cantik dan natural. Melihat Pei Qiqi tampak begitu polos dan berlutut di sampingnya seperti ini tanpa prasangka buruk, di dalam hati Tang Yu, muncul semacam hasrat tak terlukiskan yang menggerakan orang lain.     

Tang Yu menurunkan pandangannya untuk menatap Pei Qiqi. Dia mengulurkan tangannya dan mengeluarkan sebatang rokok dari saku celananya, lalu menyalakannya. Kepulan asap panjang keluar dari mulutnya.     

Hanya dengan cara ini, dia bisa menekan api jahat di tubuhnya.     

Pei Qiqi berlutut di samping Tang Yu dan memeriksanya dengan cermat. Sebenarnya harus ia katakan sejujurnya, dia tahu di dalam hatinya bahwa Tang Yu tidak terluka sama sekali!     

Hanya saja Tang Yu yang tak berperasaan. Selain itu, di dalam hati Pei Qiqi… Tang Yu masih memiliki sisa rasa gengsi. Hanya sesederhana itu.     

"Sudah." Selain pemeriksaan, Pei Qiqi juga memberikan pelayan tambahan 'pijat'.     

Rokok di tangan Tang Yu hampir membakar dirinya sendiri... Tangan kecil gadis itu bergerak terlalu lembut.     

Matanya memandang mata Pei Qiqi lekat-lekat, sementara Pei Qiqi masih berlutut di sana...     

Masih di atas tempat tidur! Tapi sudah tidak seperti dulu lagi!     

Mata Pei Qiqi terasa panas dan sangat tidak nyaman... Seperti yang selalu Tang Yu tekankan padanya, sudah ada gadis lain di sisi Tang Yu.     

"Aku akan tidur dengan Tang Xin malam ini. Kamu bisa membawanya pulang besok," ujar Pei Qiqi dengan tak berperasaan.     

Tang Yu merapikan pakaiannya, masih bersandar sambil merokok. Begitu Pei Qiqi berjalan sampai pintu, dia baru berujar, "Kamu takut?"     

Jari-jari Pei Qiqi jatuh di knop pintu. Dia berhenti sejenak tanpa menolehkan kepalanya. Suaranya menyahut dengan sangat pelan, "Ya, aku takut."     

Ketika Pei Qiqi mengaku seperti ini, Tang Yu bahkan tidak tahu apa yang harus dia lakukan padanya. Dia menatapnya dalam-dalam.     

Pei Qiqi berjalan keluar. Kakinya terasa begitu lemah.     

Tang Xin melihat Pei Qiqi. Semua keripik di tangannya jatuh ke sofa. Dia buru-buru mengambilnya dan memasukkannya ke dalam mulut. Dia memakan camilan sambil memandang Pei Qiqi.     

Mungkinkah matahari terbit dari barat? Kakak bahkan tidak memakan Qiqi.     

"Aku mau tidur dulu." Suara Pei Qiqi terdengar sangat lemah, "Aku sudah memberi tahu kakakmu. Dia akan membawamu pulang besok."     

Dia tidak ingin melihat Tang Yu. Hanya saja, melihatnya langsung terasa lebih menyakitkan dibandingkan tidak bertemu.     

Ketika Tang Yu menatap mata Tang Yu dan menciumnya, dia merasakan banyak rasa sakit. Sebagian hatinya seolah telah hilang.     

Kepergian Tang Yu juga akan membawa sebagian rasa sakit itu.     

Meskipun Tang Xin sebenarnya tidak mau, namun dia diam-diam juga masih khawatir melihat Pei Qiqi seperti ini.     

"Baik." Dia menundukkan kepalanya dan menyahut dengan kecewa, lalu melihat Pei Qiqi berjalan masuk ke kamar tamu.     

Setelah pintu tertutup, Tang Xin berlari menghampiri Tang Yu. Kakaknya itu bersandar di kepala tempat tidur sambil melamun, entah apa yang sedang dia pikirkan.     

Tang Xin melompat ke atas tempat tidur dan berlutut di samping Tang Yu, kemudian dia mengulurkan tangannya untuk memeluk Tang Yu sembari menggoyang-goyangkannya. "Kak, apa yang terjadi antara kamu dan Qiqi? Dia terlihat seperti sangat terluka."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.