Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Pria yang Tidak Bermoral dan Tercela! (3)



Pria yang Tidak Bermoral dan Tercela! (3)

0Tang Xin ingin memanggilnya, namun dia tidak berani.     
0

Apa-apaan ini? Jelas-jelas dia mau merayakan Tahun Baru bersama Qiqi. Kenapa malah kakaknya yang bersama Qiqi?     

Lagi pula, kakaknya sudah punya pacar. Mana boleh menghabiskan waktu berduaan saja dengan Qiqi di dalam kamar?     

Tang Xin berpikir sejenak. Perasaannya tidak bisa tenang, jadi akhirnya dia berjalan menuju pintu kamar Qiqi dengan berjinjit-jinjit supaya tidak menimbulkan suara langkah kaki. Kemudian, dia diam-diam membuka pintu sedikit untuk mengintip ke dalam.     

Dia langsung tercengang!     

Apa yang sedang dilakukan Kakak?     

Dia melihat kakaknya meletakkan Qiqi ke atas ranjang, lalu membungkuk dan menciumnya….     

Kakakku sudah punya pacar, tapi dia mencium Qiqi!!!     

Tang Xin hanya berani melihatnya sekilas, tidak berani melihat lebih lanjut lagi.     

Dia punya firasat, jika kakaknya tahu kalau dirinya mengintip, maka dia pasti akan dikuliti hidup-hidup.     

Tang Xin bergegas pergi dan menuruti perintah kakaknya untuk berkemas.     

Sementara itu, Tang Yu menghela napas berat di dalam kamar, dan melepaskan bibir mungil Pei Qiqi.     

Mungkin karena baru saja minum anggur, seluruh tubuh Pei Qiqi menjadi begitu harum dan lembut.     

Sorot mata Tang Yu tampak menyala. Meskipun dia sudah melakukannya dengan Pei Qiqi hingga beberapa kali semalam, namun bagaimana mungkin hal itu bisa menutup jendela kosong yang tidak tersentuh untuk waktu yang terlalu lama sebelumnya. Dia sudah menahan hasratnya sangat lama sekali. Tentu saja tidak bisa langsung terpuaskan hanya dengan melakukan beberapa kali saja.     

Telapak tangan Tang Yu menekan rambut Pei Qiqi. Dia memandangi mata gadis itu, yang berkilauan seperti bintang dan sedikit menyipit. Bibir mungil Pei Qiqi sedikit bengkak akibat ciuman barusan. Mulutnya yang sedikit terbuka, mengeluarkan aroma napas yang begitu manis... Terutama tubuh kecilnya yang bergejolak karena kesulitan bernapas, benar-benar menggoda imannya.     

Tang Yu tidak bisa mengendalikan dirinya. Dia menundukkan kepalanya lagi untuk mencium bibir mungil Pei Qiqi. Dia tidak berani menciumnya dengan keras, melainkan hanya menyesapnya lagi dan lagi, seperti memperlakukan sesuatu yang sangat berharga dengan begitu lembut.     

Pei Qiqi minum terlalu banyak, tapi samar-samar dia masih sadar.     

Siapa pria ini?     

Apa dia Tang Yu?     

Kenapa dia menciumku?     

Jelas-jelas Tang Yu sudah punya Sun Feifei, tapi Tang Yu masih berani memperlakukannya seperti ini. Dia menganggap Pei Qiqi apa?     

Tangan kecil Pei Qiqi berjuang melepaskan diri, namun tetap tidak berhasil. Dia juga tidak bisa menghindari ciuman Tang Yu. Kemudian emosinya menjadi tak terkendali, dan dia melayangkan tamparan ke wajah Tang Yu.     

Atmosfer di sekitar mereka seolah membeku dalam sekejap. Pei Qiqi mengalihkan wajahnya ke samping, menghindari tatapan Tang Yu, dengan napas yang terengah-engah.      

Sepertinya Tang Yu telah kembali ke akal sehatnya, namun kemudian dia segera menekan kedua tangan Pei Qiqi dengan marah, lalu menciumnya begitu ganas.     

Pei Qiqi membelalakkan matanya lebar-lebar. Dalam pandangan Pei Qiqi, Tang Yu langsung mencium bibir mungilnya dengan membabi buta.     

Sepuluh jarinya yang dijerat oleh Tang Yu berjuang melepaskan diri dengan putus asa, tetapi tetap tidak mampu melepaskan cengkraman Tang Yu.     

Tubuh berat dan bahan pakaian yang tipis ini tidak bisa menahan apa pun…     

Kepala Pei Qiqi terasa semakin pusing. Dia benar-benar tidak bisa membedakan apakah itu sungguhan, atau hanya halusinasi, atau bahkan mimpi?     

Tang Yu tidak berniat menginginkan Pei Qiqi. Tidak peduli seberapa besar rasa laparnya untuk menyetubuhi Pei Qiqi, dia juga harus mengkhawatirkan keberadaan Tang Xin.     

Mau tidak mau, akhirnya dia melepaskan bibir Pei Qiqi. Tang Yu merasa dirinya begitu hina sekali, karena mencium Pei Qiqi saat gadis itu dalam keadaan mabuk!     

Tang Yu menopang dirinya sendiri, dan membelai bibir merah Pei Qiqi dengan jari-jarinya yang ramping... Dia menatap bibir mungil Pei Qiqi yang kemerahan untuk waktu yang lama. Saat menyentuhnya begini, Tang Yu tidak bisa menahan diri untuk tidak memberikan ciuman ringan untuk sesaat.     

Dia mengangkat tangannya untuk melihat jam pada arlojinya. Mungkin 10 menit sudah berlalu.     

Tang Yu berbalik ke samping untuk menenangkan diri, lalu dia merapikan pakaiannya kembali dan berjalan keluar.     

Tang Xin duduk di sofa sambil memeluk bantal. Dia melihat kakaknya keluar dari kamar Qiqi, masih berpakaian rapi…     

Dia langsung terpikir akan julukan untuk kakaknya… Pria dengan moral yang sangat buruk dan perilaku tercela seperti binatang!     

Rambut panjang Tang Xin terurai bebas dan menutupi bahunya. Penampilannya yang memeluk bantal sofa itu, tampak begitu rapuh.     

Tang yu berdeham pelan sembari berjalan menghampiri adik tirinya. "Kamu mau menonton televisi?"     

"Kak, sebenarnya kamu juga tidak berniat untuk langsung pergi, kan?" tanya Tang Xin pada Tang Yu dengan berhati-hati.     

Tang Yu duduk dengan santai dan mengulurkan lengan panjangnya ke belakang bahu Tang Xin sampai ke sebelahnya. Dia merangkul Tang Xin dengan satu tangan, dan mengulurkan tangannya untuk mengusap-usap wajah Tang Xin, kemudian dia baru mengiyakan pertanyaan yang dilontarkan adik kecilnya itu.     

Tang Xin membelalakkan matanya sangat lebar!     

Dia sudah tahu hal ini!     

Kakak masih menyukai Qiqi!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.