Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Pria yang Tidak Bermoral dan Tercela! (1)



Pria yang Tidak Bermoral dan Tercela! (1)

0Tang Xin mencubit tenggorokannya dan meniru apa yang baru saja Pei Qiqi katakan, "Tang Xin, masalah antara aku dan kakakmu sudah selesai."     
0

Pei Qiqi menepuk tangan Tang Xin dan memelototinya, kemudian baru menjawab telepon, "Ada apa?"     

Dia bertanya dengan sangat dingin, namun ternyata suara di seberang telepon malah lebih dingin darinya. "Alamat!"      

Ha? Pei Qiqi masih tertegun. Tang Yu terdengar tidak sabar. "Alamatmu mana? Aku akan menjemput Tang Xin sebentar lagi."     

Tang Xin juga mendengarnya. Dia merasa sangat kecewa… Kakaknya jelas-jelas telah berjanji untuk membiarkannya tinggal di sini selama beberapa hari.      

Pei Qiqi juga terkejut. Dia melihat Tang Xin, dan akhirnya memberitahukan alamatnya. (Tuan Tang benar-benar sangat berbakat dalam berakting. Padahal dia sudah pernah menginap di sini selama semalam. Bisa-bisanya dia tidak tahu alamatnya!!!)     

Setelah Pei Qiqi selesai menyebutkan alamatnya, orang di seberang telepon langsung mematikan panggilan begitu saja.     

Pei Qiqi memegang ponselnya. Dia sebenarnya takut kalau Tang Yu juga akan membawa Sun Feifei kemari. Bagaimana mungkin dirinya bisa bertahan pada saat itu?     

Tang Xin memiringkan bibirnya dan berbaring di sofa, berpura-pura mati.     

"Tang Xin, dengarkan kakakmu." Pei Qiqi juga tidak berdaya. Hubungan antara dia dan Tang Yu cukup buruk. Dia tidak bisa membela Tang Xin. Selain itu, jika dia bersikukuh memaksa Tang Xin untuk tetap tinggal di sini, dia justru kelihatan seolah memiliki niat terselubung.     

Tang Xin mengeluh dengan suara tidak jelas dan terdengar sangat lirih     

Pei Qiqi menatapnya dengan sentuhan kelembutan di hatinya. Bagaimanapun juga, Tang Xin masih anak-anak.     

Dia menepuk-nepuk gadis itu. "Setidaknya kita bisa makan bersama."     

Mungkin karena tidak tega membuat Pei Qiqi merasa tidak nyaman, Tang Xin terus menempeli Pei Qiqi, tidak peduli meskipun dia merasa kecewa.     

Semua makanan sudah siap disajikan ketika waktu sudah menunjukkan jam 6 sore.     

Ada empat hidangan tumis, dua hidangan camilan, dan sepanci sup di atas meja kecil.     

Meski semua ini adalah masakan rumahan, namun rasanya enak sekali!     

Tang Xin melupakan apa yang terjadi sebelumnya. Tangan kecilnya diam-diam hendak meraih sepotong...     

Namun Pei Qiqi menepuk tangannya. "Makan menggunakan sumpit."     

Tang Xin menjulurkan lidahnya, lalu duduk dan bertanya dengan polosnya, "Bolehkah aku minta anggur?"     

Pei Qiqi meliriknya. "Apakah kamu sudah dewasa?"     

Tang Xin membusungkan dada ayamnya yang kecil. "Pei Qiqi, kamu sendiri juga tidak jauh lebih tua dariku."     

Pei Qiqi merasa melihat pemandangan yang lucu. Saat dia tertawa, tiba-tiba bel pintu berbunyi. Dia tertegun, kemudian baru menyadari sesuatu.     

Dia menunduk dan melihat jam tangannya, yang menunjukkan baru pukul 6 malam.      

Apakah Tang Yu datang untuk menjemput Tang Xin sekarang?     

Dia menoleh ke arah Tang Xin. Gadis itu menyusut seperti seekor tikus kecil yang ketakutan sambil menggelengkan kepalanya. "Aku mau membuka pintu dulu."      

Benar saja, begitu Pei Qiqi membukanya, yang terlihat adalah Tang Yu.     

Tang Yu sudah berganti pakaian. Dibandingkan ketika bersama Sun Feifei di sore hari tadi, penampilannya saat ini terlihat lebih santai. Mantel abu-abu berkerah tinggi dipadukan dengan overcoat berwarna hitam di bagian luarnya. Satu hal yang tidak berubah adalah kakinya yang panjang, sungguh tidak bisa diabaikan... begitu lurus, ramping, dan tampak kuat.     

Pei Qiqi menurunkan pandangannya. "Apakah kamu mau membawanya pergi sekarang?"     

Dia tidak bisa menahan Tang Xin untuk tetap tinggal di apartemennya, tetapi dia berharap Tang Xin bisa makan dengan dirinya dulu.     

Hari ini adalah Tahun Baru. Pei Qiqi tidak memiliki kerabat. Hanya Tang Xin yang ada di dekatnya.     

Dia pikir Tang Yu akan menjawab 'ya' atau 'tidak'.     

Namun, di luar dugaan Pei Qiqi, Tang Yu tidak mengatakan itu. Dia justru bertanya balik dengan suara rendah, "Kalau begitu, kamu ingin aku membawanya pulang atau tidak?"     

Pei Qiqi tiba-tiba mengangkat pandangannya dan menatap mata hitam Tang Yu, yang sangat dalam hingga tak berdasar. Dia tidak kunjung mengatakan apa pun untuk waktu yang lama.     

Kaki panjang Tang Yu sudah melangkah masuk. Tang Xin langsung meratap sedih, "Kak, lihatlah betapa lezatnya masakan Qiqi."     

Dia memandang Tang Yu dengan tatapan memohon tidak ingin pergi.     

Tang Yu benar-benar duduk di depan meja makan. Dia melihat-lihat hidangan yang tersedia di hadapannya, dan tersenyum kecil. "Kelihatannya tidak buruk juga."     

Pei Qiqi masih berdiri di pintu, lalu dia menoleh dan menatap Tang Yu. Dia sungguh tidak mengerti apa maksud Tang Yu itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.