Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Bekas Ciuman (3)



Bekas Ciuman (3)

0Pikiran Pei Qiqi melayang entah ke mana. Tatapannya masih tertuju ke benda di tangan Tang Yu, dan pikirannya tidak kunjung kembali ke akal sehatnya untuk waktu yang lama.     
0

Meskipun dia tahu bahwa Tang Yu dan Sun Feifei sudah menjadi sepasang kekasih, dan cepat atau lambat mereka pasti akan melakukan hubungan seks, dia tetap tidak menyangka kalau itu akan terjadi secepat ini.     

Perasaan masam memenuhi hatinya, tetapi suara lain berkata pada dirinya sendiri, 'Pei Qiqi, bukankah kamu sendiri yang memilih semua ini?'     

Ya, dia sendiri yang memilihnya.     

Pei Qiqi menurunkan pandangannya, tidak melihat benda itu lagi!     

Begitu Pei Qiqi selesai melakukan pembayaran dan mengemasi barang-barang belanjaannya, Tang Xin berjalan di sampingnya dan hanya diam saja.     

Tentu saja, Tang Xin juga melihatnya.      

"Qiqi." Tang Xin memanggilnya dengan suara pelan, kemudian menarik lengan bajunya.     

Pei Qiqi tersenyum enggan. "Tidak apa-apa." Dia membawa barang-barang belanjaannya dan berjalan lurus ke depan. Tang Xin mengikuti di belakangnya... Bibir kecilnya terbuka lebar, kemudian dia menutup matanya.     

Terdengar suara benturan. Pei Qiqi menabrak dinding manusia, dan suara yang tidak asing lagi menyembur tepat di depan wajahnya.      

Dia mengangkat pandangannya dan melihat wajah tampan seseorang...     

Dagu yang sangat enak dipandang, jakun yang begitu menonjol, dan… tanda bekas ciuman yang terpampang jelas di kulit lehernya.     

Bekas ciuman?     

Pikiran Pei Qiqi berkelebat, seolah memikirkan sesuatu... memikirkan sesuatu yang panas seperti api yang berkobar.     

Namun, seketika dia kembali sedih. Apakah yang meninggalkan bekas ciuman itu adalah Sun Feifei!?     

Pei Qiqi melamun, dengan pandangan yang tidak bisa terlepas dari bekas ciuman itu. Tubuhnya juga tidak bergerak. Dia hanya menyadari bahwa kakinya melemah tak berdaya.     

Dia sungguh tidak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali!     

Tang Yu memegangi Pei Qiqi dengan sangat sopan dan mendorong Pei Qiqi menjauh darinya, seolah-olah dia tidak memperhatikan arah tatapannya.     

Lalu, dia menatap Tang Xin. "Aku akan menjemputmu malam nanti."     

Tang Xin menjadi cemas begitu mendengar ini. Bukankah tadi kakaknya bilang kalau dia boleh menginap bersama Qiqi?     

Dia hendak berbicara, namun Tang Yu sudah berjalan ke arah Sun Feifei. Keduanya masuk ke dalam mobil bersama-sama. Sebelum masuk ke mobil, Sun Feifei menoleh dan tersenyum tipis pada Pei Qiqi...     

Tang Xin menggerutu tidak puas di samping Pei Qiqi, "Wanita itu benar-benar berwajah jahat, seperti sengaja menunjukkan posisinya."     

Dia mendengus pelan. Jika kakaknya tidak menginginkan Qiqi-nya, bagaimana bisa dia beralih pada Sun Feifei, yang kecantikannya hambar seperti kayu?!     

Pei Qiqi tidak mengatakan apa-apa. Dia menenteng barang belanjaannya ke mobilnya. Sebelum menyalakan mobil, dia memandang Tang Xin dan berkata dengan sangat serius, "Dia adalah wanita pilihan kakakmu sendiri. Jangan rusak hubungan mereka."     

Tang Xin ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya dia mengurungkan niatnya.     

Setibanya di rumah, Pei Qiqi memasak tanpa mengatakan apa pun. Tang Xin juga merasa kalau Pei Qiqi sedang dalam suasana hati yang buruk, jadi dia mencoba membuatnya senang, tetapi Pei Qiqi hanya menanggapinya dengan senyuman tipis.     

"Qiqi, aku merasa kalau orang yang kamu sukai adalah Kakak." Tang Xin tiba-tiba berkata dengan tegas.     

Saat mengatakan ini, dia menatap langsung Pei Qiqi, seolah dia ingin memastikan bahwa ucapannya benar.     

Jari-jari Pei Qiqi berhenti bergerak, lalu dia menatap Tang Xin. Dia hanya memandangnya seperti ini, dan tersenyum ringan tanpa mengatakan apa-apa.     

Tang Xin melompat turun dari meja dapur, kemudian menggamit lengan Pei Qiqi. "Qiqi, benar begitu, kan?"     

Pei Qiqi menggigit bibir bawahnya. "Omong kosong macam apa itu?"     

Tang Xin menggerak-gerakkan tubuh Pei Qiqi dan berkata dengan kekanak-kanakan, "Qiqi, apa kamu berani menatap mataku selama lebih dari satu menit? Katakan sekali lagi kalau kamu tidak menyukai Kakak, maka aku akan mempercayainya."     

"Membosankan." Pei Qiqi tidak mau memainkan permainan anak-anak semacam ini dengannya.     

Tang Xin masih tidak mau melepaskan Pei Qiqi. "Qiqi..."     

Pei Qiqi mengabaikannya. Tang Xin melompat ke kiri dan ke kanan, seperti monyet kecil.     

Di tengah upaya Tang Xin untuk mengganggunya, tiba-tiba ponsel Pei Qiqi berdering. Dia segera menyeka tangannya. "Tang Xin, kalau kamu begini terus, kamu akan membuat masalah. Masalah antara aku dan kakakmu sudah selesai.     

Pei Qiqi berbicara sambil berjalan menuju ruang tamu. Tang Xin terus membuntuti ke mana pun Pei Qiqi pergi, seperti cacing.     

Pei Qiqi melihat panggilan itu. Dia ragu-ragu apakah harus menjawab panggilan tersebut atau tidak... karena itu adalah panggilan telepon dari Tang Yu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.