Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Masalah Skandal Foto Wanita Berinisial ‘Z’ (3)



Masalah Skandal Foto Wanita Berinisial ‘Z’ (3)

0Zhao Ke tahu bahwa Tang Zhiyuan peduli pada Tang Xin, tetapi pria itu lebih peduli pada reputasinya.     
0

Bahkan kalaupun kali ini dia bisa menyelamatkan diri, namun dia juga akan mendapatkan siksaan fisik maupun mental di kehidupan selanjutnya!     

Dia tidak bisa hidup tanpa menyandang status sebagai Nyonya Tang. Kalau tidak, dia tidak akan bisa menjalani kehidupan seperti sebelumnya lagi.     

Memikirkan hari-hari sulitnya di masa lalu, hidup di rumah berdinding bobrok, perabotan lusuh, dan pria-pria kotor itu… bagi Zhao Ke, itu lebih menyakitkan daripada dibunuh.     

Dia berlutut di depan Tang Zhiyuan dan mengaku, "Zhiyuan, aku salah. Aku berjanji tidak akan bertemu dengannya lagi di masa depan, apalagi sampai berfoto seperti itu."     

Tang Zhiyuan menjambak rambut Zhao Ke dan menariknya ke hadapannya. Dia menyipitkan matanya dan menatap Zhao Ke. Kemudian dia tiba-tiba melempar tubuh Zhao Ke. "Kamu urus saja dirimu sendiri."     

Zhao Ke seketika terjatuh ke lantai, dan tidak kunjung bangkit untuk waktu yang lama. Dia hanya melihat dengan tatapan kosong di sana.     

Beberapa saat kemudian, dia berusaha menguatkan diri. Dia berjalan ke kamar Tang Xin, namun ternyata tidak ada siapa pun di dalam sana.     

Di mana Tang Xin? Ke mana Tang Xin pergi?     

Zhao Ke sangat panik. Dia benar-benar kacau hingga tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.      

Selama ini, Tang Zhiyuan tidak melepaskannya karena kasih sayangnya terhadap Tang Xin. Jika tidak, laki-laki itu mungkin sudah rujuk dengan Lin Yun saat kejadian terakhir kali itu.      

Jadi, dia akan memegang putrinya erat-erat, tidak peduli apa pun yang terjadi. Tang Zhiyuan tidak akan rela menceraikan Zhao Ke selama ada Tang Xin, dan selama Tang Xin memanggilnya 'Ayah'.     

Zhao Ke mencari Tang Xin seperti orang gila, sedangkan Tang Xin juga mematikan ponselnya.     

Akhirnya, dia menelepon Tang Yu...     

Tang Yu pun terkejut, tidak menduga kalau Zhao Ke meneleponnya.     

Dia menatap ibunya dengan tenang tanpa menunjukkan keanehan apa pun. Kemudian dia berjalan ke luar dan melanjutkan pembicaraannya, "Tunggu sebentar, aku akan meminta seseorang untuk memeriksanya."     

Sebelumnya, setiap kali Tang Xin kabur dari rumah, tempat tujuannya pasti di Xiacheng. Namun, sekarang Tang Yu sudah tidak tinggal di Xiacheng lagi. Tang Xin jelas tidak mungkin pergi ke sana.     

Dia menutup panggilan Zhao Ke, lalu berpikir sejenak. Dia menelepon nomor ponsel Pei Qiqi.      

Ketika Pei Qiqi mendapatkan panggilan telepon dari Tang Yu, dia sedang melihat Tang Xin berlari ke arahnya. Dia mengalihkan pandangannya untuk melihat nomor telepon itu, lalu mengangkatnya, "Halo."     

Suara Tang Yu terdengar sangat dingin di seberang telepon, "Apa Tang Xin bersamamu?"     

Pei Qiqi memperhatikan Tang Xin, yang sudah membuka pintu mobil dan duduk di sampingnya. "Ya, dia bersamaku."     

Tang Yu terdiam sebentar. "Aku mengerti."     

Dia langsung mematikan panggilan setelah melontarkan dua kata itu.     

Pei Qiqi manatap ponselnya. Dia benar-benar tidak mengerti maksud Tang Yu...     

Mengerti? Apakah maksudnya Pei Qiqi tidak perlu mengantar Tang Xin pulang?     

Pei Qiqi menurunkan ponselnya dan melihat Tang Xin. Tangan kecil Tang Xin saling menggenggam, seolah ingin memenangkan hati Pei Qiqi dengan menjadi gadis berperilaku baik.     

"Kakakmu menelepon." Pei Qiqi bertanya dengan acuh tak acuh, "Haruskah aku mengantarmu ke rumahnya?"     

"Tidak usah," ujar Tang Xin, "Kakak melewati Tahun Baru bersama Tante Lin. Kehadiranku di sana justru akan membuat Tante Lin tidak senang."     

Pei Qiqi menatapnya tanpa mengucapkan apa pun, kemudian dia menyalakan mobil.     

Tang Xin segera mengencangkan sabuk pengaman dan membuka obrolan, berusaha terlihat sangat akrab, "Qiqi, lapisan kaca film mobilmu melindungi dari sinar UV dengan benar-benar baik. Di mana kamu menempelkannya?"     

"Itu adalah coretan-coretan cat yang berantakan, bukannya ditempel." Pei Qiqi melirik Tang Xin, "Apa kamu tidak takut kalau orang tuamu khawatir?"     

Tang Xin memainkan dua jarinya yang putih dan ramping satu sama lain. Dia menurunkan pandangannya. "Mereka mungkin tidak memedulikanku sekarang."     

Dia memohon pada Pei Qiqi lagi, "Izinkan aku tinggal bersamamu selama beberapa hari, ya?"     

Pei Qiqi menekan bibirnya dan tidak berbicara lagi. Dia hanya fokus mengendarai mobil menuju tempat tinggalnya.     

Begitu mobil berhenti, Tang Xin baru yakin kalau dirinya berada di tempat yang aman. Dia masih duduk di sana dan tidak bergerak, lalu berujar lirih, "Kakak bilang apa?"     

Dia sebenarnya takut kalau Tang Yu akan membawanya pulang… Ibunya sedang dalam suasana hati yang buruk. Dia mungkin tidak akan bisa melewati hari-harinya dengan baik di saat seperti ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.