Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Akuilah Kalau Kamu Menginginkanku! (3)



Akuilah Kalau Kamu Menginginkanku! (3)

0Sayangnya, Pei Qiqi tak sengaja menabrak tepat bagian tubuh Tang Yu yang ditutupi oleh handuk kecil itu. Dan yang lebih sialnya lagi, handuk mandi itu kini terlepas.     
0

Suasana di kamar Pei Qiqi seolah membeku. Pei Qiqi mendongakkan wajah kecilnya dan menatap Tang Yu dalam penampilan seperti itu.     

Sorot mata Tang Yu begitu dalam, sampai seakan tidak terlihat dasarnya. Dia menunduk dan menatap mata Pei Qiqi, yang jauh lebih rendah darinya.     

Tang Yu mencubit dagu runcing Pei Qiqi dan mengarahkannya ke samping agar tidak melihat penampilannya yang memalukan. "Apa kamu benar-benar sudah tidak tahan lagi untuk melemparkan diri ke dalam pelukanku?"     

Dia mengambil pengering rambut dari tangan Pei Qiqi, kemudian dia membungkuk untuk mengambil handuk mandinya yang jatuh, dan memasangnya lagi dengan gerakan santai. Dia mengeringkan rambutnya sesuka hati.     

Pei Qiqi masih tetap berdiri di sana, entah karena kakinya mati rasa atau yang lain.     

Barusan, barusan dia melihat kalau Tang Yu… dalam hasrat yang tinggi!     

Pei Qiqi menggelengkan kepalanya tak terkendali. Dia tidak berani memikirkannya lagi. Dia takut tidak bisa menahan diri untuk tidak menerkamnya.     

Tang Yu segera mengeringkan rambutnya menggunakan mesin pengering rambut. Setelah selesai, dia meletakkan benda itu dan berjalan keluar.     

Seusai Tang Yu pergi, Pei Qiqi tidak bisa tidur sama sekali. Padahal tangannya tidak terlalu sakit, tapi….      

Dia selalu merasa tidak nyaman setiap kali ada Tang Yu di sekitarnya. Terkadang dia menutup matanya dan tiba-tiba terbangun saat dirinya sudah dalam keadaan setengah tertidur. Dia selalu merasa kalau ada seseorang di luar yang bisa masuk kapan saja.     

Setelah begadang selama setengah malam seperti ini, Pei Qiqi masih tidak bisa tidur juga. Dia diam-diam bangun, ingin melihat pemandangan turunnya salju dari teras di luar kamar.     

Begitu membuka pintu kamar, dia langsung tersedak oleh bau asap rokok di luar.     

Dia ingin kembali ke kamar tidurnya, satu-satunya tempat kecil yang sangat aman baginya. Tapi, pinggangnya ditarik dengan cepat oleh orang itu, dan kemudian dia ditekan ke panel pintu dengan begitu kuat.     

Tubuh Tang Yu memiliki bau maskulin yang membara dan 'menodai' pikiran Pei Qiqi.     

"Tang Yu." Suara Pei Qiqi terdengar sangat lemah. Tubuhnya meronta-ronta berusaha melepaskan diri.     

Namun, di hadapan Tang Yu, kekuatan Pei Qiqi tidak ada bedanya dengan seekor kucing kecil yang meronta-ronta. Alhasil, Tang Yu justru menekannya lebih kuat lagi.     

Pei Qiqi hanya bisa menatapnya tanpa daya. Di tengah kegelapan, pupil matanya tampak lembap, seolah terendam di dalam lapisan cahaya air.      

"Jangan panggil aku Tuan Tang, mengerti?" Tang Yu membungkuk dan mengamati Pei Qiqi dalam-dalam. Sebelum Pei Qiqi sempat bereaksi, Tang Yu sudah mencium bibir mungilnya     

Pei Qiqi tidak bisa menerimanya. Dia berusaha menolaknya, tak mau kembali ke masa lalu, namun Tang Yu menekan bagian belakang kepalanya dengan satu tangan dan mengendalikannya sepenuhnya.     

Campuran antara rasa tembakau dan napas maskulin Tang Yu mengkontaminasi Pei Qiqi. Semakin lama, ciuman itu bertambah dalam. Telapak tangannya yang besar bergerak turun tanpa ragu-ragu.     

"Jangan..." Pei Qiqi mengeluarkan suara serak yang tersengal-sengal dan tidak jelas. Tangannya yang terluka berusaha mendorong Tang Yu. Meskipun terasa sangat sakit, dia tetap mendorongnya menjauh.     

Dia tidak bisa, tidak bisa memiliki hubungan dengan Tang Yu lagi.     

Tang Yu tiba-tiba berhenti. Sorot matanya yang dalam menatap Pei Qiqi. "Tidak mau?"     

Telapak tangan Tang Yu yang besar bergerak menggoda Pei Qiqi dengan kejamnya, sementara mata hitamnya menatap Pei Qiqi dengan dingin yang sedang berjuang melepaskan diri dari siksaan, penderitaan, dan keputusasaan.     

Dahi Pei Qiqi mulai dipenuhi keringat tipis. Kepalanya menggantung lemah ke samping. Dia berusaha mati-matian untuk tidak mengeluarkan suara yang begitu rapuh.     

"Begini… juga tidak mau?" Tang Yu mendekat pada Pei Qiqi. Sekelompok kecil kobaran api menyala di mata hitamnya, dan itu cukup untuk membakar Pei Qiqi.     

"Tidak mau, tidak mau, tidak mau..." Pei Qiqi menggelengkan kepalanya dengan putus asa, hingga hampir menangis.     

Dia sudah lama memahami keadaan di antara mereka. Begitu penghalang hasrat yang sudah memuncak dibuka, maka akan sangat sulit untuk menutupnya kembali.     

Tidak apa-apa hidup seorang diri dalam kesepian. Saat Tang Yu menggodanya seperti ini... Pei Qiqi sebenarnya sudah tidak mampu menanggungnya lagi.     

Dia hampir lemas dalam kuasaan telapak tangan Tang Yu. Reaksi tubuhnya yang memalukan ini benar-benar tak terelakkan….     

Tang Yu mendekatkan bibirnya ke daun telinga Pei Qiqi, dan berbisik dengan suara serak, "Benarkah? Lalu, ini apa?"     

Pei Qiqi menutup matanya, tak mau melihat.     

"Tidak berani melihat? Apa kamu tidak berani mengakui bahwa kamu menginginkanku, hah?" Tang Yu menggigit telinga kecil Pei Qiqi, kemudian menggenggam tangannya dan semakin menyiksanya tanpa ampun...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.