Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Apa Kamu Berharap Aku Menciummu (3)



Apa Kamu Berharap Aku Menciummu (3)

0Malam ini sangat dingin, namun bibir Tang Yu begitu panas sekali, seolah-olah akan membakar Pei Qiqi.     
0

Pei Qiqi reflek mendorongnya menjauh. Tapi, bagaimana mungkin dia bisa menggoyahkan Tang Yu dengan kekuatannya yang sangat lemah ini?     

Satu tangan Tang Yu, yang awalnya hanya menekan punggung Pei Qiqi, kini beralih memegangi kedua pipi gadis itu.     

Tang Yu memperdalam ciumannya sampai ke dasar-dasarnya. Pei Qiqi merasa semakin tidak bisa menerimanya. Dia mengepalkan tangan kecilnya untuk memukul Tang Yu. Meski begitu, dia tetap saja tidak bisa menghentikannya…     

Tang Yu cepat-cepat meraih tangan Pei Qiqi yang tidak mau menurut. Dia menggenggam kedua tangan Pei Qiqi di belakang punggungnya. Dengan cara ini, dia menempatkan Pei Qiqi di postur yang memalukan dan sebaliknya malah semakin maju ke depan kepadanya.     

Napas Tang Yu terengah-engah, dan akhirnya dia melepaskan bibir mungil Pei Qiqi. Dia sedikit mengangkat wajahnya yang tampan dan melihat napas Pei Qiqi yang juga tak beraturan.     

"Kenapa menangis?" tanya Tang Yu lagi.     

Pei Qiqi mengangkat kepalanya, tapi tidak mengatakan apa-apa.     

"Apakah kamu ingin aku menciummu lagi?" Nada bicaranya terdengar mengejek.     

Pei Qiqi akhirnya menyahutnya, "Aku tidak menangis! Bahkan jika aku menangis, itu tidak ada hubungannya denganmu, Tuan Tang."     

"Benarkah?" Tang Yu menatap mata Pei Qiqi. Dia tiba-tiba bangkit dan pergi.     

Pei Qiqi menghela napas lega, namun kemudian dia merasakan kekosongan dan kesepian. Ini semacam perasaan yang tak bisa dijabarkan dengan kata-kata.     

Tapi tidak lama kemudian, Tang Yu kembali. Ketika Pei Qiqi mengangkat pandangannya, dia melihat mobilnya.     

Apakah Tang Yu datang kemari dengan mengendarai mobilnya?     

"Tentu kau bukan menangis karena melihat ini hingga melukai tanganmu sendiri, kan?" Tang Yu masih acuh tak acuh!     

Bukan karena dia menangis, dan bukan karena tangannya yang terluka dan memerlukan sedikit kehangatan.     

Selain itu, juga bukan karena ciuman yang membuat hatinya melemah.     

Tang Yu meletakkan koran ke hadapan Pei Qiqi... Pei Qiqi melihatnya. Perasaan di hatinya perlahan menjadi tenang.     

Dia mengarahkan pandangannya untuk menatap Tang Yu. Bibirnya menekan menjadi garis lurus, lalu dia berkata dengan lemah, "Hari ini aku pergi menemui ayahku, Tang Yu. Aku menangis hanya karena aku merindukannya, bukan karena hal lain... Adapun untuk koran itu, ini hanya sebuah kebetulan."     

Tang Yu menatap mata Pei Qiqi lekat-lekat, tidak melepaskan setiap perubahan dalam ekspresinya sama sekali.     

Raut wajah Pei Qiqi masih tetap tenang. Dia tidak membiarkan Tang Yu melihat perasaannya yang sebenarnya.     

Ekspresi Tang Yu perlahan bertambah dingin. Dia menegakkan tubuhnya dan melihat sekeliling. "Aku akan mengantarmu pulang."     

Pandangan Tang Yu tertuju pada telapak tangan Pei Qiqi yang terbalut perban. Itu mungkin luka bakar akibat kembang api.     

Tangan Pei Qiqi menyusut dan reflek menolak, "Tidak perlu, aku akan pulang sendiri."     

"Jika kamu masih bersikeras, kamu mungkin akan diperkosa atau dilukai oleh gelandangan di tempat ini. Aku adalah orang terakhir yang bertemu denganmu. Kalau hal itu benar terjadi, maka akulah yang akan menjadi tersangka utama yang patut dicurigai," ujar Tang Yu dengan sangat kejam.     

Bibir Pei Qiqi terkatup rapat-rapat. Dia akhirnya bangkit dan berjalan bersama Tang Yu ke mobilnya, yang diparkir di depan sana.     

Dia tidak bertanya mengapa Tang Yu mengendarai mobilnya, mengapa Tang Yu bisa datang mencarinya…     

Karena jika dia menanyakannya, semuanya akan kembali ke titik semula.     

Bukannya Pei Qiqi mengharapkan hujan kasih sayang pada orang yang tidak tertarik padanya, tapi dia sangat mengenal betul Tang Yu.     

Entah bagaimana, Pei Qiqi merasa bersalah terhadap Tang Yu. Awalnya, dia merasa bahwa hanya dirinya yang tak berdaya dengan keputusan ini, namun sekarang dia merasa kalau luka di hati Tang Yu mungkin lebih dalam darinya.     

Pei Qiqi meletakkan jari-jarinya ke pegangan pintu mobil, dan berujar lirih, "Tang Yu, jangan datang mencariku lagi untuk ke depannya."     

"Kamu menganggap dirimu terlalu tinggi, Nona Pei." Raut wajah Tang Yu mengencang, "Aku hanya ingin menyelesaikan perbuatan baik yang kulakukan sepanjang hari ini."     

Pei Qiqi tidak mau berdebat dengannya. Dia menarik pegangan pintu dan masuk ke mobil dalam diam.     

Di sepanjang jalan, mereka diselimuti keheningan, tak ada yang bicara.     

"Alamatmu?" tanya Tang Yu tiba-tiba.     

Pei Qiqi segera mengangkat pandangannya. Dia berdebar-debar melihat lampu mobil yang lewat di luar tanpa henti, lalu menyebutkan alamatnya dengan suara lirih.      

Tang Yu tidak berbicara. Mobil melaju dengan kecepatan tinggi... sangat cepat sekali hingga jantung Pei Qiqi hampir melompat keluar.     

"Tuan… Tang, mengemudilah dengan perlahan," ujar Pei Qiqi dengan suara serak.     

Tang Yu menekan bibirnya rapat-rapat, lalu melambatkan laju mobil, namun dia masih berkata dengan nada mengejek, "Kukira kamu ingin menyingkirkanku lebih cepat."     

Pei Qiqi sangat pintar. Dia memilih untuk tidak menjawab pertanyaan jebakan ini.     

Tang Yu tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia fokus mengendarai mobil menuju ke lantai bawah tempat tinggal Pei Qiqi.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.