Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Apa Kamu Berharap Aku Menciummu (2)



Apa Kamu Berharap Aku Menciummu (2)

0  "Ya," sahut Tang Yu dengan suara rendah.     
0

  Gadis kecil itu sangat polos. Dia menjawab jujur sembari memiringkan kepalanya. "Kakak itu tadi menangis, dan tangannya sepertinya terluka."     

  Terluka?     

  Bibir tipis Tang Yu menekan sangat kuat.     

  "Selain itu, dia lupa mengunci mobilnya." Gadis kecil itu menjulurkan lidahnya. "Paman, jika kamu mengenal kakak itu, bisakah kamu mengembalikan mobilnya? Jika tidak, bisa-bisa nanti mobilnya dicuri orang jahat."     

  Tang Yu menoleh memperhatikan mobil Pei Qiqi, lalu beralih kembali melihat gadis kecil itu. Dia menggerakkan tangannya, mengisyaratkan gadis itu untuk mendekat padanya.     

  Gadis kecil itu pun berjalan menghampirinya, kemudian Tang Yu mengulurkan tangannya untuk mengusap-usap rambut gadis kecil itu. "Qiqi, pulanglah lebih awal."     

  "Paman, namaku bukan Qiqi." Gadis kecil itu memiringkan bibirnya, tampak tidak puas.     

  Tang Yu tersenyum. "Kalau begitu, Paman minta maaf, oke?"     

  Gadis kecil itu menatapnya sebentar. Teman-temannya di kejauhan memanggilnya, jadi dia pergi lagi dan kembali bermain dengan teman-temannya.      

  Tang Yu berbalik. Dia menarik pintu mobil Civic itu. Dan benar saja, mobilnya langsung terbuka tanpa dikunci.     

  Dia duduk di dalam mobil dan mencium aroma samar yang familiar, yaitu aroma Pei Qiqi.     

  Ada beberapa piringan hitam di dalam mobil, dan... dia melihat koran. Tentu saja dia tidak asing dengan foto yang dipublikasikan di berita utama dalam koran tersebut.     

  Foto itu diambil ketika dia menari dengan Sun Feifei. Entah siapa yang memotretnya dengan sangat akurat. Dilihat dari sudut pandang foto ini, sorot mata Tang Yu terlihat sangat penuh kasih sayang.     

  Apakah Pei Qiqi salah paham?     

  Itukah sebabnya dia tadi menangis?     

  Raut wajah Tang Yu menjadi semakin dingin. Dia menyalakan mobil dan melaju cepat menuju Xiacheng.     

  Setibanya di Xiacheng, dia naik ke lantai atas dan membuka pintu apartemennya, namun yang menyambutnya adalah kegelapan…     

  Seluruh tubuhnya membeku, namun kemudian seketika kembali merileks.     

  Dia lupa kalau Pei Qiqi sudah tidak tinggal di sini lagi. Gadis itu sudah pindah ke tempat lain.     

  Tang Yu menyalakan lampu dan melihat pemandangan di dalam ruangan itu, yang jauh lebih dingin dari sebelumnya. Dia perlahan berjalan masuk.     

  Dia melepaskan dasi kupu-kupu di lehernya dan melemparkannya ke samping. Seluruh tubuhnya tenggelam ke sofa yang empuk. Dia memejamkan mata dan menghela napas panjang. "Pei Qiqi, jika aku bisa melupakanmu, aku tidak akan pernah memilih untuk melihatmu lagi."     

  Dia menutup matanya sebentar untuk menenangkan suasana hatinya. Kemudian dia mengambil telepon rumah di sampingnya untuk menghubungi nomor ponsel Pei Qiqi.     

  Namun, ponsel Pei Qiqi mati.     

  Ekspresi Tang Yu tampak lebih buruk lagi. Setelah meletakkan gagang telepon kembali, dia berjalan keluar dan mengendarai mobil Pei Qiqi pergi dari sana.     

  Akhirnya, dia melihat Pei Qiqi di sebuah taman kecil tidak jauh dari Xiacheng. Pei Qiqi duduk sendirian di bangku taman yang panjang di tengah malam.     

  Apa tidak dingin? Apa dia tidak takut bahaya?     

  Tang Yu memarkir mobil di sisi jalan, membuka pintu dan turun.     

  Ketika Pei Qiqi mengangkat pandangannya, dia melihat seseorang yang tak disangka-sangka, Tang Yu. Seketika, ada keterkejutan pada ekspresinya.     

  Tang Yu berjalan lurus ke arah Pei Qiqi tanpa mengatakan apa pun. Dia hanya menunduk untuk menatap Pei Qiqi dengan dominan.     

  Pei Qiqi juga mendongak menatapnya     

  Mereka seperti sedang saling memandang selama satu abad. Beberapa saat kemudian, Tang Yu sedikit membungkuk. Pandangannya tertuju lurus ke wajah Pei Qiqi, dan lama kelamaan semakin mendekat. Saking dekatnya, bibirnya hampir menyentuh bibir Pei Qiqi. Dengan kedekatan seperti ini, mereka tampak seperti berciuman.     

  Jantung Pei Qiqi berdetak lebih cepat. Dia ingin mundur, tetapi Tang Yu menahan punggungnya dengan satu tangan.     

  Pei Qiqi berani bertaruh, kalau dia berani bergerak sedikit saja, maka Tang Yu akan mencium bibirnya.     

  Napasnya kacau dan terkunci oleh Tang Yu. Dia tidak berani mengangkat pandangannya karena takut tenggelam di mata Tang Yu yang gelap.     

  Perlahan, Tang Yu berujar, "Kenapa kamu menangis?" Di sela-sela ucapannya ini, bibir Tang Yu yang tipis bergerak menggoda, mendekat dan menjauh di atas bibir Pei Qiqi seperti sikat lembut. Pei Qiqi tidak berani bergerak sedikit pun.     

  Ini sebenarnya terlalu berbahaya.     

  "Tidak!" Pei Qiqi menjawab terlalu cepat, hingga terdengar tajam.     

  Tapi matanya yang tertutup, dan bulu mata yang tak henti-hentinya bergetar terlihat sangat rapuh melebihi apa pun.     

  Tang Yu menyipitkan matanya. Telapak tangannya yang besar di punggung Pei Qiqi kini bergerak ke belakang kepala Pei Qiqi.     

  Pei Qiqi segera membuka matanya. Dia menyadari apa yang ingin Tang Yu lakukan.     

  Tapi gerakan Tang Yu begitu cepat. Sebelum Pei Qiqi sempat melawan, bibir keduanya sudah bersentuhan… Tang Yu menciumnya.     

  Tepat di malam musim dingin yang sepi ini, di taman yang kosong, tanpa ada seorang pun yang lewat.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.