Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Lama Tidak Bertemu! (5)



Lama Tidak Bertemu! (5)

0  Setelah menunggu sekitar setengah jam, akhirnya giliran Pei Qiqi datang juga.     
0

  Dokter memeriksa tangan Pei Qiqi hanya dengan indra penciumannya yang sangat sensitif, lalu dia langsung bertanya, "Bermain kembang api, ya?"     

  "Ya," jawab Pei Qiqi dengan singkat.     

  "Akhir-akhir ini, setiap harinya, selalu ada anak-anak yang dibawa oleh orang tuanya kemari. Mereka semua bermain kembang api atau petasan hingga terluka di bagian ini dan itu, bahkan ada yang matanya terluka. Tapi untuk orang dewasa... kamulah yang pertama datang ke sini karena kembang api!" ujar dokter laki-laki itu dengan raut wajah datar, "Untungnya tangan kiri. Jika yang terluka adalah tangan kanan, maka kamu tidak bisa mengurus dirimu sendiri nanti."     

  Tidak bisa diam saja mendengar dokter itu mengomel terus, Pei Qiqi pun menyahut, "Ini hanya luka kecil. Mana mungkin aku sampai tidak bisa mengurus diri sendiri."     

  "Bukankah kamu harus menggunakan tanganmu untuk makan dan membersihkan diri di kamar mandi?" Dokter laki-laki itu tidak berkata lebih lanjut lagi, "Jadi, kamu harus bersyukur. Aku resepkan obatnya, dan bersihkan lukanya selama seminggu. Lukanya tak boleh terkena air dalam minggu ini. Jika meradang, itu akan bermasalah."     

  Pei Qiqi tidak mengatakan apa pun. Dokter itu tersenyum keji hingga menunjukkan giginya yang putih. "Kalau begitu, ini perlu disuntik untuk memasukkan cairan infus… Dengar-dengar, gadis muda paling takut dengan benda ini."     

  Terlalu mengerikan. Dalam keadaan kesakitan seperti ini, Pei Qiqi harus menerima ancaman dokter yang menakutkan.     

  Pei Qiqi mengambil resep obatnya dan buru-buru pergi, sedangkan dokter itu malah tertawa senang.     

  Dia mengenal gadis muda ini. Sebenarnya, tidak bisa disebut kenal juga. Dia mendengar bahwa pacar Direktur Utama Shengyuan sangat takut disuntik. Saat gadis itu disuntik, Tuan Tang pernah menggendongnya seperti menggendong anak kecil.     

  Tidak sedikit foto-foto Pei Qiqi dan Tang Yu yang telah dipublikasikan di surat kabar, jadi dia langsung bisa mengenali gadis barusan.     

  Tidak, gadis kecil itu mengubah raut wajahnya ketika sedang ketakutan! Dokter itu memiliki pikiran jahat yang menurutnya menyenangkan!     

  Pei Qiqi mengambil obatnya, sementara perawat membantunya membersihkan lukanya... Dia sebenarnya takut sakit, tetapi dia menahannya dan tidak mengeluarkan suara apa pun.     

  Tidak peduli seberapa sakitnya, kamu harus menanggungnya sendiri. Tidak ada orang lain yang akan memelukmu untuk menghiburmu lagi.     

  Pei Qiqi, jangan mengingat masa lalu lagi. Selalu memikirkan kenangan di saat Tang Yu memberikan kehangatan justru akan membuatmu lemah.     

  Setelah lukanya diolesi obat, Pei Qiqi tidak langsung pergi.     

  Dia melihat sepasang orang tua yang rambutnya sudah penuh uban. Mereka berjalan dengan saling membantu satu sama lain. Wanita tua itu sedang diinfus. Mungkin dia takut sakit, makanya kakek tuanya di sebelah mencoba membujuknya, "Su Ying, jangan takut. Ini hanya terasa sakit sebentar saja... Jika terlalu menyakitkan, kamu boleh menggigitku. Dengan begitu, kamu tidak akan merasa sakit."     

  Wajah tua nenek itu memerah malu. "Sudah tua, masih tidak tahu malu. Nanti aku malah akan ditertawakan para perawat."     

  Bibir perawat di sebelah berkedut menahan senyuman melihat interaksi kedua orang tua yang sangat lucu itu.      

  Wanita tua itu berkata lagi, "Anak muda, tidak masalah kamu menertawakannya. Pria tua ini memang seperti ini sepanjang hidupnya. Setiap kali aku sakit ringan dan merasa kesakitan yang tidak seberapa, dia langsung sangat gelisah. Aku bukanlah gadis muda lagi, tapi dia selalu saja memperlakukanku dengan begitu manis. Aku tersipu malu karenanya."     

  Perawat itu melunak, mungkin karena dia jarang melihat pasangan yang begitu mencintai satu sama lain sampai di usia senja seperti mereka. Kemudian dia berkata dengan lembut, "Itu adalah berkahmu, Nek."     

  Si kakek seketika merasa bahwa dirinya sangat mengesankan, "Lihat kan, aku adalah orang yang terbaik untukmu di dunia ini. Jika kamu bersama cinta pertamamu itu, mana mungkin dia akan memperlakukanmu seperti yang aku lakukan sekarang."     

  Mereka berjalan semakin jauh saat sudah berbicara sampai sini. Nenek itu menyahutnya dengan acuh tak acuh, "Dasar tak tahu malu."     

  Akhirnya kakek itu tidak berbicara lagi dan menyingkir ke sebelah. Dia sesekali memeriksa apakah botol air panas di bawah tangan istrinya itu masih cukup panas atau tidak.     

  Bagaimanapun juga, mereka sudah tua. Setelah menghangatkan diri selama satu jam, nenek dan kakek itu tertidur... Kepala mereka saling bersandar satu sama lain. Rambut yang sudah beruban itu benar-benar tampak indah sekali.     

  Pei Qiqi tidak tahu mengapa dirinya tidak bisa pergi. Dia hanya terus melihat mereka seperti ini.     

  Dia sangat iri….     

  Beberapa saat kemudian, dia perlahan bangkit dan berjalan ke ruang perawat. "Pasien nomor 34 perlu ganti air."     

  Perawat itu terbangun dari tidurnya, lalu melihat Pei Qiqi. Dia mengambil air dan membawanya ke kamar inap yang disebutkan Pei Qiqi.     

  Saat Pei Qiqi keluar dari rumah sakit, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.     

  Dia berdiri di jalan utama yang ramai. Ada begitu banyak orang di mana-mana. Lampu warna-warni berkelap-kelip di sekeliling tempat itu.     

  Namun, dia tidak tahu harus pergi ke mana. Dunia ini sangat besar, tetapi tetap tidak bisa menemukan Tang Yu di mana-mana.     

  Di mana Tang Yu… Apakah dia sedang berdansa dengan gadis itu? Mungkinkah dia... dia tidak membenci Pei Qiqi lagi, dan telah melupakan kejahatan yang telah ia lakukan padanya? Apakah dia... sudah melupakannya secepat ini?     

  Kepingan salju tersebar melayang di langit, tampak lembut dan penuh kasih sayang di malam musim dingin ini.     

  Orang-orang di jalan bersorak, dan suara-suara itu mencapai lubuk hati Pei Qiqi.     

  Pei Qiqi menangkap kepingan salju dengan tangan yang tidak terluka. Dia melihat benda putih itu meleleh di telapak tangannya.     

  Dia tersenyum lembut, lalu mengaitkan tasnya ke pundaknya dan berjalan seperti ini, tenggelam dalam keramaian...


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.