Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Lama Tidak Bertemu! (4)



Lama Tidak Bertemu! (4)

0Pei Qiqi berdiri di sana mengenakan overcoat putih yang tampak mencolok.     
0

Saking mencoloknya, Sun Feifei sampai ingin menutup jendela mobilnya lagi, namun dia tidak berani!     

Tang Yu juga melihatnya.     

Dia cukup terkejut, kemudian melihat mobil Pei Qiqi diparkir di sisi jalan.     

Saat mobil meluncur perlahan melewatinya, Tang Yu dapat melihat wajah Pei Qiqi yang dihiasi senyum tipis. Gadis itu tersenyum manis hingga ujung matanya tertekuk... terlihat seperti gadis kecil yang sangat bahagia..     

Raut wajah Tang Yu berubah dingin.     

Tampaknya, Pei Qiqi menjalani hidupnya dengan baik!     

Sun Feifei menyadari bahwa ekspresi Tang Yu tidak biasa. Tepat ketika dia hendak menutup jendela mobil, Pei Qiqi berbalik.      

Seketika pandangan mereka berdua bertemu satu sama lain.     

Angin malam yang berhembus begitu kuat mengibarkan pakaian putih dan rambut hitam Pei Qiqi. Penampilannya saat berbalik saja sudah cukup menggambarkan kecantikan abadi.     

Mobil melaju perlahan. Pengemudi di depan mengemudi dalam kecepatan paling lambat, seperti gerakan lambat dalam film.     

Mata Tang Yu terkunci padanya, dan Pei Qiqi juga tidak bisa mengalihkan pandangannya.     

Dia melihat Tang Yu dan calon Nyonya Tang yang sangat cantik di sebelah laki-laki itu. Pada saat itu juga, Pei Qiqi merasa seolah dunia ini kosong. Ada sesuatu yang menghilang dari tubuhnya.     

Pei Qiqi melihat Sun Feifei membisikkan sesuatu ke telinga Tang Yu. Setelah itu, jendela mobil ditutup secara perlahan.     

Di pandangan Pei Qiqi sekarang hanya tinggal lapisan kaca hitam.     

Dia berdiri di sana dengan tatapan kosong, sampai tangannya merasakan sakit yang menyengat.     

Kembang api itu melukai jarinya dan meninggalkan beberapa bekas hitam yang menimbulkan rasa sakit yang membakar.     

Dia refleks membuang kembang api di tangannya, tetapi matanya masih tertuju pada mobil di kejauhan.     

Dia berkata pada dirinya sendiri, 'Pei Qiqi, laki-laki itu kelak akan menjadi milik orang lain.'     

Tang Yu tidak akan lagi memelukmu saat kau terluka, memanggilmu sayang, dan membantu mengobati luka yang ada di tanganmu.     

Dia juga tidak akan menyuruh siapapun untuk menjagamu, karena kamu bukan orang yang paling penting baginya lagi.     

Pei Qiqi, kamu benar-benar kehilangannya… kehilangan sosok Tang Yu sepenuhnya.     

Masih ada rasa sakit yang luar biasa di tangannya, tetapi dia tidak mempedulikannya. Dia hanya berdiri diam di malam musim dingin yang sepi, dan melihat lampu belakang mobil yang menyala di kejauhan.     

Dia tidak bergerak sedikit pun untuk waktu yang lama sekali.     

Beberapa anak-anak melihatnya dari kejauhan. Gadis kecil itu berujar lirih kepada temannya, "Kenapa kakak itu menangis?"     

Menangis… apa dirinya menangis?     

Pei Qiqi mengangkat tangannya untuk menyeka wajahnya, tetapi dia merasakan sakit pada luka bakar di telapak tangannya.     

Dia membentangkan telapak tangannya dan melihat luka yang ada di sana.     

Dia tertegun dan menatapnya dalam diam untuk sementara waktu, lalu baru berjalan menuju ke mobilnya.     

Telapak tangannya terasa sangat sakit saat digunakan untuk memegang setir. Dia tidak bisa menyetir sekarang.      

Dia harus turun dari mobil dan mengeluarkan tasnya, lalu menghentikan taksi.     

Sopir taksi sudah menunggu untuk waktu yang lama, namun Pei Qiqi tidak kunjung bersuara. Akhirnya dia berdeham pelan, "Nona, mau pergi ke mana?"     

Pei Qiqi melihat telapak tangannya. "Pergi ke rumah sakit, rumah sakit terdekat."     

Sopir taksi mengendarai mobil menuju rumah sakit terdekat, yaitu Rumah Sakit Dongfang, dan mereka tiba di sana dalam waktu kurang dari 20 menit.     

Pei Qiqi mengambil uang dari dompet dengan satu tangan dan memberikannya ke sopir taksi tersebut. Tidak lupa, Pei Qiqi pun mengucapkan terima kasih padanya.     

Para staf rumah sakit sudah banyak yang pulang bekerja, dan hanya ada petugas medis yang bertugas di unit gawat darurat. Pei Qiqi menutup telepon dan menunggu di lorong.     

Ada sekitar 10 nomor antrian di depannya. Ada yang flu, sakit kepala, demam dan sebagainya. Ada orang tua dan pasangan muda. Semuanya meringkuk lemah, terutama beberapa pasang anak muda yang sangat mesra.     

Sementara hanya Pei Qiqi berdiri sendirian tanpa ada seorang pun yang menemani.     

Seorang pria muda melihat ke arah Pei Qiqi beberapa kali, yang membuat pacarnya langsung mencubitnya dengan sangat kuat. Pemuda itu tidak tahu harus berkata apa, lalu mencoba membujuk pacarnya supaya tidak merajuk.     

Pei Qiqi memandangnya dengan acuh tak acuh, tanpa sedikit pun ekspresi di wajahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.