Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Dasar Pembohong Kecil!!! (3)



Dasar Pembohong Kecil!!! (3)

0"Kenapa?" Suara Tang Yu terdengar begitu serak di tengah kegelapan.     
0

"Apanya?" Detak jantung Pei Qiqi semakin cepat. Dia menoleh dan menatap Tang Yu.     

Kondisi di dalam mobilnya sangat gelap, jadi Pei Qiqi tidak bisa melihat jelas wajah Tang Yu. Dia hanya merasa bahwa tatapan mata laki-laki itu sangat dalam.     

Cahaya lampu kendaraan dari luar sesekali menerobos masuk ke dalam mobil dan menampakkan siluet yang dalam di wajah tampan Tang Yu. Dia berkata dengan suara serak, "Ketika dua mobil akan bertabrakan, seorang pengemudi akan langsung memutar arah dan menabrakkan kursi di sebelahnya untuk melindungi dirinya sendiri."     

Terdengar suara 'klik', dan Tang Yu telah melepaskan sabuk pengamannya. Ketika Pei Qiqi masih belum waspada, Tang Yu sudah mencondongkan tubuh ke arahnya. "Pei Qiqi, tetapi kamu mengabaikan naluri ini. Mungkin nalurimu adalah... melindungi aku! Ya, kan?"     

Suara Tang Yu yang benar-benar serak dan rendah, menyembur ke sisi telinga Pei Qiqi dengan lembut.     

Napas Pei Qiqi menjadi kacau tak terkendali. Dadanya juga naik turun tanpa henti.     

"Benar begitu, kan?" Suara Tang Yu bertambah keras.     

Pei Qiqi akhirnya menoleh ke arah Tang Yu dan tak sengaja bersentuhan dengan wajahnya. Mata mereka sangat dekat, seolah-olah bisa mengintip jauh ke dalam jiwa satu sama lain.     

"Tidak!" Pei Qiqi menutup matanya dan berujar lirih dengan suara yang lemah.     

Tang Yu mengamati ekspresi di wajah Pei Qiqi dan berujar dengan dingin, "Pembohong."     

Setelah melontarkan kata itu, dia mencium Pei Qiqi!     

Ciuman ini sangat panas dan penuh hasrat. Tang Yu tidak menahannya sedikit pun, seolah-olah sedang melampiaskan kemarahannya yang sudah memuncak hingga dapat membakar Pei Qiqi.     

Tubuh Pei Qiqi ditekan kuat hingga bersandar di kursi, membuatnya tidak berani bergerak.     

Tubuh Pei Qiqi begitu kecil, sementara Tang Yu menekannya hingga rongga dadanya hampir kehabisan udara. Tangan kecilnya menggenggam pegangan kursi di kedua sisi... sampai kuku-kukunya memutih.     

Tang Yu tiba-tiba melepaskan Pei Qiqi dan kembali ke posisinya semula. Nada bicaranya juga kembali dingin seperti biasanya, "Lanjutkan mengemudi."     

Pei Qiqi berusaha mengendalikan kaki dan tangannya. Dia menenangkan diri dalam situasi yang canggung ini. Beberapa saat kemudian, barulah dia kembali mengemudi.      

Mereka tiba di taman mawar satu jam setelah kejadian itu.     

Tang Yu keluar dari mobil. Melihat Pei Qiqi yang masih di dalam mobil, dia berkata dengan santai, "Turun."     

Pei Qiqi tertegun, dan tiba-tiba tersadar kembali. "Aku mau pulang."     

Tang Yu berdiri dalam kegelapan dan menatap Pei Qiqi dalam diam.     

Pei Qiqi mengulurkan tangannya, membuka pintu, dan keluar dari mobil. Ketika dia berjalan perlahan ke arah Tang Yu, lampu di seluruh taman mawar menyala terang, seperti di siang hari.     

Cahaya itu menerangi mansion bergaya Eropa yang sangat mewah. Seperti bangunan kastil dalam dongeng yang diimpikan setiap gadis.     

Ada lapangan rumput di depan kastil dan air mancur besar di tengahnya. Pada saat ini, air mancur itu diiringi alunan musik dan lampu warna warni, menyemburkan percikan air yang indah... Sungguh pemandangan yang sangat mempesona di malam yang gelap ini.     

Selain itu, mawar-mawar di kedua sisi rerumputan menebarkan aroma semerbak di malam yang gelap. Keharumannya menyebar di kegelapan… Di cuaca seperti ini, selain mawar biasa, ada juga mawar hitam yang sangat luas.     

Tang Yu berdiri di tengah keindahan itu dan sambil menatap Pei Qiqi.     

"Pei Qiqi, aku mungkin akan pergi ke kencan buta," ujar Tang Yu dengan sangat tenang.     

Pei Qiqi merasakan sengatan yang menyakitkan di dalam hatinya. Tenggorokannya terasa seperti tersumbat oleh sesuatu. Setelah waktu yang lama, dia baru mengucapkan sepatah kata dengan lembut, "Selamat."     

Tang Yu menyipitkan matanya, dan suaranya menjadi lebih dingin, "Jika aku memutuskan untuk bertunangan dengan wanita lain, maka aku akan mengakhiri hubungan ini denganmu."     

Dia mungkin tidak bisa memberikan cinta kepada gadis manapun, tetapi kesetiaan adalah satu-satunya yang bisa ia lakukan.     

Meski begitu, dia tetap tidak ingin… melepaskan Pei Qiqi.     

Pei Qiqi mengangkat pandangannya, dan cahaya terpantul di matanya, tampak seperti ada banyak bintang kecil yang tersembunyi di sana. Sungguh menyilaukan.     

Bibirnya gemetar, dan jari-jarinya mengepal erat. Butuh beberapa saat hingga akhirnya dia tersenyum dengan enggan. "Bagus… bagus sekali."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.