Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Tang Yu, Maaf! (3)



Tang Yu, Maaf! (3)

0Di ujung telepon, Xiao Ran ketakutan mendengar kata-kata Tang Yu. Mencari Pei Qiqi?     
0

Apa gadis itu telah melarikan diri dari acara pertunangan?     

Xiao Ran menelan ludahnya dengan susah payah. Dia tidak bisa berkata-kata selama beberapa saat.     

Padahal dia sudah terlatih untuk tetap tenang dalam segala situasi, tapi pada saat ini dia tidak bisa tenang sama sekali.     

Tang Yu mematikan panggilan dan memegang kemudi dengan jari-jarinya yang ramping. Pandangannya tertuju lurus ke depan, lalu dia menyalakan mobil.     

Kurang dari lima menit kemudian, Xiao Ran menelepon balik Tang Yu. Tang Yu mengangkat panggilan tersebut tanpa ekspresi apapun di wajahnya.     

"Direktur, saya sudah memeriksa catatan penginap di semua hotel, dan tidak ada nama Nona Pei," ujar Xiao Ran dengan gugup.     

Tang Yu menggenggam ponselnya dan terdiam untuk waktu yang lama, kemudian dia baru merespon, "Baiklah."     

Dia menutup panggilan dari Xiao Ran. Kemudian, dia mencoba menghubungi nomor Pei Qiqi lagi, tetapi ponsel gadis itu masih dimatikan.     

Selama tiga hari penuh, Pei Qiqi seolah telah menghilang dari dunia ini.     

Tang Yu kalang kabut mencarinya ke mana-mana. Dia terus menanyakan hampir ke semua orang yang berhubungan dengan Pei Qiqi, termasuk Pei Huan. Tapi, masih belum ada kabar tentang gadis itu.      

Dia juga mencari di semua riwayat catatan transportasi umum hingga semua kereta berkecepatan tinggi. Hasilnya tetap sama, tidak ada catatan pembelian tiket atas nama Pei Qiqi.     

 ...     

Lima hari kemudian, Pei Qiqi muncul di rumah sakit. Dia berdiri di depan tempat tidur Lin Jinrong dan diam-diam mengawasinya.     

"Jin Rong, kondisimu masih seperti ini. Aku panggil-panggil dengan cara apapun, kamu tetap tidak bangun juga!" Wajah kecil Pei Qiqi kini jauh lebih tirus. Matanya yang besar sekarang sedikit cekung karena tubuhnya yang sangat kurus. Mantel berwarna krem yang dikenakannya terlihat kebesaran.     

Jari-jarinya menyentuh tangan Lin Jinrong. "Jin Rong, aku pergi ke Lidu di Yuncheng. Aku belajar menunggangi kuda di sana… dan aku menunggangi kuda seorang diri!"     

"Awalnya aku takut, tapi lama kelamaan rasa takutku hilang." Pei Qiqi menutup matanya dan berkata, "Jinrong, tahukah kamu, ketika aku tidak punya apa-apa dan kehilangan sesuatu yang berharga bagiku, aku tidak takut."     

"Maaf, aku telah memanfaatkanmu." Dia berujar dengan suara lirih, "Aku bilang pada Tang Yu kalau aku tidak bisa melupakanmu."     

Lin Jinrong masih diam saja, seperti pendengar yang paling tenang.     

Tubuh Pei Qiqi perlahan berjongkok dan menatap wajah laki-laki yang berada dalam keadaan koma itu. "Jinrong, kamu memiliki kehidupan yang lebih baik... Kamu berbeda dengan aku. Tidak banyak kegelapan di belakangmu. Kamu harus bangun!"     

Pei Qiqi menangis. Air matanya jatuh dari pipinya dan mengalir lurus mengenai tangan Lin Jinrong.      

Jari-jari tangan Lin Jinrong begitu pucat dan lemah. Air mata Pei Qiqi yang panas menodai kulitnya     

Jari-jari Lin Jinrong tiba-tiba sedikit bergetar.     

Pei Qiqi segera mengangkat pandangannya dan menatap wajah Lin Jinrong.     

Dia menatap Lin Jinrong dalam-dalam. Dia tidak mau mengalihkan pandangannya sedikit pun, karena takut kehilangan kesempatan melihat jejak-jejak kehidupan dari Lin Jinrong.     

Namun ternyata tidak ada reaksi lagi. Selain gerakan kecil barusan… entah itu hanya ilusi Pei Qiqi saja atau bukan, tidak ada lagi pergerakan lainnya.     

Pei Qiqi tidak menyerah. Dia mengulurkan tangan dan membunyikan bel pemanggil perawat.     

Napas Pei Qiqi tidak stabil karena saat ini hatinya dipenuhi harapan. "Barusan aku melihat dia bergerak sesaat. Sungguh nyata, jarinya sedikit bergerak."      

Perawat itu menatap Pei Qiqi dengan heran, lalu melakukan pemeriksaan pada Lin Jinrong, tapi hasilnya masih mengecewakan.     

"Nona Pei, itu pasti hanya halusinasi. Anda terlalu berharap bahwa pasien bisa bangun, sehingga menimbulkan reaksi halusinasi." Perawat itu tersenyum dengan ekspresi menyesal.     

Melihat gadis muda di depannya yang sering sekali datang menjenguk pasien, dan sekarang bercucuran air mata seperti kucing kecil yang menggemaskan, membuatnya tampak benar-benar kasihan.     

Pei Qiqi menundukkan wajahnya dengan kecewa. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah Lin Jinrong. Setelah beberapa saat, dia berujar lirih. "Mungkin memang begitu!"     

Setelah perawat itu keluar, dia menaikkan selimut di tubuh Jin Rong dan berdiri selangkah lebih jauh. "Aku mungkin tidak bisa sering menjengukmu untuk kedepannya."     

Karena, dia tidak bisa menghadapi Tang Yu.     

Bahkan melihat Tang Yu saja membuat Pei Qiqi kembali teringat betapa Tang Yu menyayanginya melebihi apapun, namun dia juga kembali teringat akan semua kejahatan yang telah dilakukan Zhao Ke terhadap ibu Tang Yu.     

Dua hal itu… semakin membuat dirinya merasa tertekan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.