Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Kesenangan dalam Rasa Sakit (2)



Kesenangan dalam Rasa Sakit (2)

0Tang Yu tertawa. "Kalau begitu, naik satu kuda saja."     
0

Pei Qiqi tidak menanggapi apa-apa, dan hanya memeluk Tang Yu seperti ini.     

Meskipun Tang Yu merasa kalau hari ini Pei Qiqi terlalu lengket dan tidak mau berpisah darinya, namun dia juga suka tingkah laku Pei Qiqi yang begini. Alhasil, dia hanya pasrah dipeluk gadis itu terus menerus.     

DIa berbaring seperti itu sampai merasa ngantuk. Tang Yu tiba-tiba teringat kalau mereka belum makan malam. Dia menepuk pelan wajah Pei Qiqi. "Sayang, ayo bangun. Makan sesuatu."     

Tangan kecil Pei Qiqi menggeliat sebentar dan meletakkannya di bahu Tang Yu. "Aku tidak mau makan. Tang Yu, aku hanya ingin memelukmu."     

Tang Yu tertawa. Dasar anak kecil yang manja!     

Pada akhirnya, Tang Yu menggendong Pei Qiqi untuk makan bersamanya. Untungnya, hidangan yang sudah disajikan tadi masih layak makan, jadi hanya perlu dipanasi sebentar saja.     

Ini adalah pertama kalinya Pei Qiqi duduk di pangkuan Tang Yu sambil makan. Terasa sangat dimanjakan seperti anak kecil sungguhan.     

"Sudah besar, tapi masih lengket begini. Bagaimana kalau kamu menjadi seorang ibu suatu saat nanti?" Meskipun Tang Yu sedang menegur Pei Qiqi, tapi suaranya terdengar sangat lembut tak terkira.     

Pei Qiqi menggigit bibir bawahnya. Matanya yang cerah dan lembap memandang Tang Yu dengan tatapan polos.      

Hati Tang Yu seketika melunak, dan dia berujar tak berdaya, "Jika nanti kita punya anak, aku yang akan menggendongnya, sekalian juga menggendong kamu."     

"Bagaimana jika bayi kita membuatmu marah?" Pei Qiqi menatap Tang Yu dan bertanya dengan suara rendah.     

Tang Yu tersenyum, dan ujung jarinya yang ramping jatuh di bibir mungil Pei Qiqi. Beberapa saat kemudian, dia tiba-tiba berkata, "Itu tergantung pada bayi yang mana!"     

"Apa bedanya?" Pei Qiqi menggigit pelan jari Tang Yu.     

Jari Tang Yu berhenti bergerak, namun dia tidak memindahkannya. Setelah beberapa saat, dia baru tertawa. "Jika yang nakal adalah bayi kecilku, maka aku akan memukul pantat kecilnya."     

"Bagaimana jika aku?" Pupil mata Pei Qiqi diliputi cahaya air.     

Jari-jari Tang Yu bergerak nakal. Setelah menggoda Pei Qiqi untuk sementara waktu, dia perlahan menjawab, "Aku juga akan memukul pantatmu, sama seperti aku memukulmu barusan."     

Kini wajah Pei Qiqi sedikit pucat, kemudian memerah malu. Kemudian, Tang Yu mengangkat tubuh Pei Qiqi untuk berdiri bersamanya. Sepertinya, dia begitu bersemangat. Dia menggoda gadis itu lagi, "Sebenarnya, harus dikatakan kalau aku lebih bar-bar padamu, Pei Qiqi."     

Pei Qiqi mendengus pelan.     

"Setidaknya, sangat menyenangkan melihatmu kesakitan! Bukankah aku memperlakukanmu lebih spesial?" Tang Yu mencubit pipi lembut Pei Qiqi, "Baiklah, Sayang. Panggil aku 'Ayah'."     

Tang Yu tidak sengaja mengucapkan kata-kata itu tanpa pikir panjang. Detik berikutnya, dia langsung menyesalinya.     

Pei Minghe belum lama meninggal. Tidak diragukan lagi, kata-katanya barusan pasti akan membangkitkan ingatan Pei Qiqi yang menyedihkan.      

Air mata mulai mengalir dari mata Pei Qiqi, namun dia tidak marah, justru memeluk Tang Yu lebih erat.     

Wajah kecilnya terkubur di dalam pelukan Tang Yu. Dia memanggil 'Ayah' dengan suara yang sangat pelan.     

Terselip perasaan tidak enak di hati Tang Yu. Dia memeluk Pei Qiqi begitu erat. "Oke oke, aku tidak akan pernah menyinggung hal itu lagi. Jangan menangis, ya."     

Pei Qiqi meneteskan air matanya di lengan Tang Yu… Tapi kali ini, dia menangis bukan karena Pei Minghe, dan juga bukan karena menyebut kata 'Ayah'.      

Melainkan karena Tang Yu…     

Pei Qiqi menangis, hingga tidak lama kemudian dada Tang Yu basah karena air matanya. Tang Yu meraih rambut Pei Qiqi dan mencium bibir kecil gadis itu, lalu mengusap air mata yang membasahi wajahnya. "Sayang, jangan menangis. Aku sudah menciummu ini!"     

Pei Qiqi mendongakkan kepalanya. Jarak antara dirinya dan Tang Yu benar-benar sangat dekat, sampai hampir menempel satu sama lain. Kedekatan ini membuat Pei Qiqi bisa mencium aroma khas maskulin dari tubuh Tang Yu yang mempengaruhi dirinya secara dominan.     

Dia perlahan-lahan mencondongkan bibir mungilnya dan mencium bibir Tang Yu.     

Tang Yu bertanya dengan tenang, "Qiqi, apa kamu yakin?"     

Pei Qiqi mengangguk tak terkendali di dalam pelukan Tang Yu, seperti binatang kecil yang sedang memohon pada Tang Yu.     

Malam ini, Pei Qiqi benar-benar tenggelam ke dalam kebejatan.     

Tang Yu mencium bibir mungil Pei Qiqi, lalu menggendongnya dan berjalan ke kamar tidur.     

Tubuh Pei Qiqi terlempar ke atas tempat tidur besar yang lembut, tapi kemudian dia segera bangkit kembali.      

"Tang Yu, biarkan aku yang melakukannya." Dia mendongak sembari berujar dengan suaranya lembut, lalu dia berlutut di depan Tang Yu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.