Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Bisakah Kau Menciumku? (2)



Bisakah Kau Menciumku? (2)

0Mobil Lin Jinrong hanya berjarak dua meter dari Pei Qiqi.     
0

Waktu seakan berhenti…     

Pei Qiqi melihat mobil sport di depannya berguling ke tanah. Rodanya masih berputar, dan bagian depan mobil itu berasap.     

Wajah Pei Qiqi tampak pucat pasi, seolah tidak ada aliran darah sama sekali. Dia mengenali mobil itu, mobil Lin Jinrong!     

Dia ingin berbicara, namun suaranya begitu serak. Akhirnya dia hanya bisa mengucapkan beberapa patah kata.     

Dalam kekacauan itu, ada seseorang yang berteriak keras, "Panggil ambulans!"     

Pei Qiqi tidak sadar kalau itu adalah suaranya sendiri!     

Ada semakin banyak orang yang berkerumun di sekitar… Mereka melihat Pei Qiqi mengerahkan seluruh tenaganya untuk membuka pintu mobil Lin Jinrong yang sudah rusak dan hancur berantakan. Potongan-potongan bagian pintu itu melukai telapak tangan Pei Qiqi, tetapi dia tidak peduli dan seolah tidak merasa sakit sama sekali.     

Pei Qiqi berlutut di samping Lin Jinrong dan memanggil namanya dengan suara serak, "Lin Jinrong, bangun! Bangun!"     

Lin Jinrong tetap menutup matanya dalam posisi tubuh yang terbalik.     

Pei Qiqi melihat sekeliling dan berteriak dengan tajam, "Telepon mobil ambulans."     

Dia menoleh kembali ke Lin Jinrong, lalu memegang wajah Lin Jinrong dengan kedua tangannya yang berdarah. "Lin Jinrong, bertahanlah sebentar. Kamu tidak boleh mati. Apa kamu mendengarku? Kamu tidak boleh mati!"     

Darah terus mengalir tanpa henti dari kepala Lin Jinrong dan menetes membentuk hamparan penuh darah yang menghalangi pandangan Lin Jinrong.     

Pei Qiqi menyeka wajah Lin Jinrong dengan jari-jarinya gemetar berkali-kali.     

Suaranya hampir hilang dan tidak terdengar jelas. Dia hanya bisa mengulang-ulang kata-katanya.     

Lin Jinrong, kamu tidak boleh mati…     

Kepala Lin Jinrong bergerak-gerak, dan sudut bibirnya mengalirkan begitu banyak darah. Tiba-tiba, dia membuka matanya perlahan-lahan dengan susah payah dan termenung menatap Pei Qiqi. Kemudian, sudut bibirnya bergerak menunjukkan senyuman dan berusaha berbicara dengan suara yang terbata-bata, "Pei Qi... Qi, jika... aku… tidak mati… akankah kamu…"     

Lin Jinrong sudah tidak memiliki kekuatan untuk mengucapkan kata-kata selanjutnya. Dia memejamkan matanya, dan tubuhnya mengejang…     

Pei Qiqi memeluk tubuh Lin Jinrong. Dia memejamkan matanya sambil menangis keras. "Ya, ya, asalkan kamu bisa bertahan, aku akan bersamamu."     

Air mata Pei Qiqi berjatuhan di wajah Lin Jinrong yang masih muda. Tangannya memegang wajah laki-laki di dalam pelukannya. "Sungguh, Jinrong, aku janji, aku janji."     

Tampaknya Lin Jinrong bisa mendengar ucapan Pei Qiqi ini. Sudut bibirnya sedikit ditekuk. Wajahnya kesakitan, namun ada sentuhan kepuasan.     

Dia memejamkan mata dan berusaha mengeluarkan kata demi kata lagi, "Bisakah... kamu... menciumku?"     

Qiqi, kamu tidak tahu, aku sebenarnya sangat cemburu ketika melihatmu berciuman dengan Kak Tang Yu!     

Aku benar-benar ingin menciummu sekali, hanya sekali saja tidak masalah!     

Pei Qiqi langsung menempelkan bibirnya di bibir Lin Jinrong tanpa keraguan sedikit pun, lalu mengarahkan dahinya di bibir Lin Jinrong. Dia memejamkan matanya. "Jinrong, kumohon bertahanlah."     

Bibir Lin Jinrong sedikit menekuk.     

Meskipun yang dirasakan hanyalah bau darah, tetapi ini adalah pertama kalinya Pei Qiqi berciuman dengan Lin Jinrong.     

Ketika Tang Yu datang di tempat kejadian, kebetulan dia juga melihat adegan ini.     

Qiqi-nya sedang terduduk di tanah dan mencium Lin Jinrong.     

Jantungnya menegang, seolah berhenti berdetak. Dia perlahan berjalan maju dan menggendong Pei Qiqi ke sisi jalan. Kemudian, staf ambulans dan petugas pemadam kebakaran mengangkat tubuh Jin Rong keluar dari mobil dengan hati-hati, lalu mendorongnya masuk ke dalam ambulans. Pei Qiqi dan Tang Yu juga duduk di dalam mobil ambulans. Pada saat ini, Lin Jinrong sudah kehilangan kesadaran sepenuhnya.     

Pei Qiqi menggenggam erat tangan Lin Jinrong dan terus duduk berjongkok di sampingnya.     

Tatapan matanya tertuju lurus ke wajah Lin Jinrong, seakan takut ketinggalan pergerakannya meski sedikit saja.     

Dokter telah menggantung kantong darah, tetapi Lin Jinrong sudah kehilangan terlalu banyak darah. Tang Yu dan Lin Jinrong memiliki golongan darah yang sama. Dia mendonorkan darahnya sebanyak 500cc untuk Lin Jinrong selama perjalanan ke rumah sakit.     

Wajah Tang Yu tampak pucat setelah dia selesai diambil darahnya. Dia duduk di sebelah Pei Qiqi dan tiba-tiba meraih tangannya.     

Tang Yu tidak perlu bertanya, karena dia sudah bisa menebak mengapa Jin Rong sampai kecelakaan seperti ini…     

Dia menggenggam jemari Pei Qiqi dengan erat tanpa mengucapkan sepatah kata pun, hanya memegangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.