Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Bertemu Calon Mertua (3)



Bertemu Calon Mertua (3)

0Lin Yun meraih tangan Tang Yu dan melihat gelapnya malam di luar sana. Dia menghela napas pelan, kemudian berkata, "Waktu berjalan sangat cepat. Bertahun-tahun telah berlalu tanpa terasa!"     
0

Perasaan benci dan cinta itu telah lama pergi darinya. Dia hanya ingin Tang Yu bisa hidup dengan baik. Itu saja sudah cukup.     

Tang Yu menekan ibunya dari belakang. Meskipun berusia hampir setengah abad, namun ibunya masih terlihat sangat cantik.     

Bertahun-tahun selalu memperlakukannya dengan sangat istimewa. Selama beberapa tahun ini, Lin Yun menyibukkan diri dengan melakukan berbagai pekerjaan rumah, dan membuatnya memiliki gaya hidup yang tidak sebanding dengan Zhao Ke.     

Tang Yu juga tahu bahwa Tang Zhiyuan masih enggan untuk melepaskan ibunya, tetapi keengganan ini sangat terbatas, dan bukan itu yang dibutuhkan ibunya.     

"Oke, naiklah ke atas dan lihat Qiqi!" Lin Yun menepuk punggung Tang Yu dan berujar dengan suara lembut, "Ke depannya, jaga orang tersayangmu baik-baik."     

Tang Yu hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa.     

Lin Yun teringat sesuatu. "Namun, latar belakang keluarganya agak rumit! Tang Yu, kamu…"     

Sekarang keluarga ibu Pei Qiqi dan Keluarga Lin telah menjadi pusat pembicaraan masyarakat kelas atas, terutama ibu mertua Jin Rong. Dikabarkan bahwa wanita itu memiliki selingkuhan yang jauh lebih muda. Dia membuat suaminya marah besar sampai kehilangan nyawa.     

Oleh karena itu, ibu Jin Rong jarang keluar akhir-akhir ini. Bahkan saat bertemu, dia lebih banyak menghela napas berat, seolah kehidupannya penuh tekanan.     

Tang Yu tersenyum kecil. "Aku tahu! Bu, aku akan mengurus semuanya dengan baik."     

Zhou Meilin sekarang masih berada di pusat penahanan. Dia mungkin akan dibebaskan beberapa hari lagi.      

Lin Yun menghela napas. Dia juga tahu bahwa masalah ini sulit untuk ditangani. Jika Jin Rong tidak ikut terlibat, ini akan lebih mudah diselesaikan.     

Tang Yu menepuk pundak ibunya dan menyaksikan cahaya bulan bersamanya selama beberapa saat.     

Ketika udara malam sudah sedingin es, Tang Yu baru naik ke lantai atas.     

Dia mendorong pintu hingga terbuka. Gadis kecilnya sedang duduk di lantai sambil bersandar pada tempat tidur dan melihat-lihat album foto di tangannya.     

Rambutnya yang panjang tergerai bebas. Mantelnya dilempar ke atas tempat tidur. Wajahnya yang terkulai terlihat sangat tenang.     

Tang Yu mengamatinya seperti itu untuk sementara waktu. Kemudian, dia mengulurkan tangannya dan mengambil album foto dari tangan Pei Qiqi. "Apa yang kamu lihat?"     

Pei Qiqi mendongak, dengan senyuman yang masih ada di wajah mungilnya. "Aku sedang melihat kamu."     

Tang Yu menjentikkan jarinya dengan ringan ke kepala Pei Qiqi, lalu duduk berhadap-hadapan dengan Pei Qiqi. "Memangnya apa yang menarik pada album itu? Langsung lihat saja aku!"     

Tang Yu benar-benar membiarkan Pei Qiqi memandangi dirinya terus, dan bahkan dalam jarak yang sangat dekat.     

Wajah Pei Qiqi memerah dalam sekejap. "Aku tidak bilang kalau aku mau melihatmu."      

Tang Yu langsung menggendong Pei Qiqi ke atas pangkuannya. "Kalau begitu, apa mau menciumku?"     

Tang Yu memeluk tubuh Pei Qiqi dengan lengannya yang panjang dan meletakkan tangannya satunya lagi di belakang kepala Pei Qiqi. Dia tersenyum penuh arti dan mencium bibir mungil Pei Qiqi, lagi dan lagi.      

Pei Qiqi menggigit bibirnya sendiri agar Tang Yu tidak menciumnya lagi.     

Tang Yu tersenyum, lalu menggendongnya untuk bangkit dan melemparkannya ke atas tempat tidur.     

Pei Qiqi seketika terjatuh dengan keras. Tubuhnya terjebak di antara ranjang yang empuk, hingga rambut hitamnya menutupi seluruh bantal.     

Telapak tangan Tang Yu yang besar menekan kedua sisi tubuh Pei Qiqi, dan juga menekan rambutnya.     

"Tang Yu!" Mata kecilnya yang malang itu dipenuhi kabut dan tampak menyedihkan. Tangan rampingnya berusaha menekan dada Tang Yu untuk menghentikan gerakannya. "Ibumu nanti akan dengar."     

Karena Tang Yu menahan dirinya sendiri dengan posisi seperti itu, seluruh otot di tubuhnya meregang. Apalagi ketika beberapa kancing bajunya telah dibuka, Pei Qiqi bisa melihat pemandangan…     

Mendengar ucapan Pei Qiqi, Tang Yu sedikit menurunkan tubuhnya dan berbisik tepat di sebelah telinga Pei Qiqi dengan suara yang begitu lirih, "Mendengar apa?"     

Wajah kecil Pei Qiqi menjadi semakin merah. Dia mengulurkan tangannya untuk memeluk Tang Yu dengan nakal dan tidak membiarkannya bergerak.     

Tang Yu menikmati wajah Pei Qiqi yang memerah selama beberapa saat.. Akhirnya, dia memutuskan untuk tidak menggoda gadis itu lagi. Dia berbalik dan menghela napas panjang untuk menenangkan diri. Kemudian, dia memiringkan tubuhnya ke samping untuk melihat Pei Qiqi. "Qiqi, kelak kita akan memiliki banyak anak."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.