Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Apakah Kamu Mencintaiku? (2)



Apakah Kamu Mencintaiku? (2)

0Pei Qiqi semakin merasa ketakutan. Dia membuka matanya dan melihat Tang Yu. Dari tatapannya, tampaknya dia tidak menduga kalau Tang Yu akan bicara seperti itu      
0

Setelah waktu yang lama, dia baru bisa bicara, "Tang Yu… kamu tidak pernah mengatakan ini sebelumnya!"     

"Aku sudah pernah mengatakannya… kalau kamu hamil, kita akan menikah!" Nada bicara Tang Yu sangat tegas, lalu telapak tangannya yang besar memeluk Pei Qiqi dan mengangkatnya. Dia memaksa rahang gadis itu untuk menghadap ke arahnya, dan sorot matanya tampak membara.      

Seluruh tubuh Pei Qiqi gemetar, dan bibir mungilnya mengerucut. Dia butuh waktu lama hingga akhirnya bisa berbicara, "Tapi, aku tidak hamil…" Selain itu, dia tidak pernah mengatakan setuju.     

Jari-jari Tang Yu mencengkeram kuat. Dia menatap Pei Qiqi tanpa melewatkan ekspresi apapun di wajah gadis itu.     

Butuh waktu lama bagi Tang Yu untuk meredam suaranya. "Apakah kamu ingin kubuat hamil sekarang?"     

Pada saat Tang Yu mengatakan ini, hasratnya membludak tak terkendali.     

Pei Qiqi berusaha menggerakkan tubuhnya dengan cemas, namun dia dikunci oleh Tang Yu lagi agar tetap berada di tempatnya. "Tidak boleh melarikan diri."     

Pei Qiqi bingung harus bagaimana. Dia tidak bisa menatap langsung sorot mata Tang Yu yang panas seolah terbakar. Dia menurunkan pandangannya dan berujar dengan suara pelan, "Tang Yu..."     

"Menikah di umur 22 tahun atau hamil sekarang dan menikah?" Tang Yu masih memiliki niat baik dengan memberi Pei Qiqi pilihan.     

Tang Yu tahu dirinya terlalu gegabah dalam mengambil keputusan ini, tetapi dia tidak ingin menunggu lagi. Ada terlalu banyak hal yang tidak terduga di saat dia menunggu Pei Qiqi tumbuh dewasa, jadi dia memutuskan untuk menyelesaikan ini secepatnya dan menjadikan Pei Qiqi milik Tang Yu seorang.     

Pei Qiqi menatap Tang Yu dalam diam. Jika dia tidak memilih untuk menikah di umur 22 tahun, apakah sekarang Tang Yu akan… membuatnya hamil?     

Tapi, Pei Qiqi tidak berani menyanggupinya. Dia memeluk Tang Yu lebih erat untuk menghindar, karena dia tidak bisa memberi jawaban apapun.     

Kekecewaan menyelinap di hati Tang Yu, tetapi dia masih memaksa, "Sepertinya aku saja yang memilihkan untukmu!"     

"Tidak mau!" Pei Qiqi mengarahkan tangannya untuk memeluk leher Tang Yu, lalu berujar lirih, "Tang Yu, aku harus memikirkannya!"     

Tang Yu sudah menggendong tubuh Pei Qiqi dan membawanya masuk ke kamar tidur. Mendengar kata-kata Pei Qiqi ini, dia menunduk memperhatikan Pei Qiqi dan berujar. "Kalau begitu, pikirkanlah baik-baik."     

Pei Qiqi berseru terkejut, karena tubuhnya sudah jatuh ke atas tempat tidur bersama Tang Yu.     

Saat mencapai momen kritis, tangan kecil Pei Qiqi meraba-raba ke mana-mana dengan tergesa-gesa, lalu merambat naik ke atas meja samping tempat tidur. Dia mengambil bungkusan kotak kecil dan berujar dengan suara bergetar, "Tang Yu, gunakan... ini!"      

Tang Yu menundukkan kepalanya, tiba-tiba merasa sangat kesal. Dia menghempaskan bungkus kotak itu dari tangan Pei Qiqi.     

Kedua tangan Pei Qiqi tiba-tiba digenggam dan dipaku dengan kuat oleh Tang Yu di kedua sisi tempat tidur.     

Tang Yu menatap lurus mata Pei Qiqi. Sorot mata Tang Yu membuat Pei Qiqi ketakutan. Dia hanya bisa menutup matanya.     

Tang Yu menggigit keras leher Pei Qiqi. Kemarahan telah memenuhi hatinya. Dia seolah melakukan semua ini untuk melampiaskan amarahnya.     

Perasaan Tang Yu hanya akan terasa lebih baik kalau dia melihat Pei Qiqi benar-benar menjadi orang lain hanya karena dirinya.     

Pada saat yang paling intens, Tang Yu membenamkan wajahnya di leher Pei Qiqi dan berkata dengan suara rendah, "Pei Qiqi, apakah kamu mencintaiku?"      

Ketika dia bertanya, dia tampak rapuh. Padahal tidak pernah dia serapuh ini selama ini.     

Tang Yu, pria yang sangat bermartabat dan tersohor, saat ini sedang mengemis cinta dari seorang gadis muda.     

Tang Yu tidak kunjung mendapat jawaban untuk waktu yang lama. Dia mengangkat pandangannya dan mendapati bahwa Pei Qiqi sudah jatuh pingsan dengan wajah yang sangat memerah.     

Tang Yu mengulurkan tangan dan menggendong gadis itu ke dalam pelukannya. Dia memeluknya dengan hati-hati, dan menepuk lembut punggung ramping Pei Qiqi dengan telapak tangannya yang besar.      

Tetapi, tak peduli selembut apapun Tang Yu dalam memperlakukan Pei Qiqi, gadis itu tetap tidak akan menyadarinya.      

Tang Yu menatap wajah Pei Qiqi yang tampak selalu segar, lalu tersenyum pahit. "Jika Jinrong yang memberi pertanyaan itu, apakah kamu setuju, Qiqi?"     

Keesokan harinya, Pei Qiqi bangun saat masih pagi sekali, dan Tang Yu sudah tidak ada lagi di tempat tidur.     

Dia duduk, lalu mengulurkan tangannya dan menyisiri rambutnya yang berantakan menggunakan jari-jarinya. Perutnya terasa sangat lapar. Dia sepertinya tidak makan apapun semalam, dan kemudian dia teringat…     

Ekspresi wajahnya langsung berubah. Tang Yu berjalan ke kamar dengan sudah berpakaian rapi. Raut mukanya tampak begitu tenang. "Apakah kamu ingin pergi ke perusahaan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.