Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Aku Tidak Punya Ayah (1)



Aku Tidak Punya Ayah (1)

0Pei Huan merasa bahwa cuaca hari ini sangat baik, dan rasanya dia dapat melampiaskan kebenciannya selama ini.     
0

Karena… sebentar lagi Pei Qiqi akan menjadi wanita buangan Tang Yu dan kembali menjadi gadis biasa. Dilihat dari latar belakangnya saja, sudah cukup jelas bahwa Shen Lian tidak dapat mentolerir identitas Pei Qiqi, yang tidak lebih dari sekedar anak haram.     

Pei Qiqi menundukkan kepalanya dan tersenyum, kemudian meletakkan koran itu ke samping. "Senang rasanya dapat membuatmu begitu bahagia. Pei Huan, hal itu baik untuk menjaga perkembangan janinmu."     

Pei Huan sangat marah mendengar sindiran itu. Dia menatap Pei Qiqi dengan sorot mata tajam. "Tunggu saja, kau pasti akan menangis setelah ini!"     

Dia tidak sudi melihat Pei Qiqi berhasil mendapatkan segalanya. Jinrong menyukainya, dan bahkan meskipun Pei Minghe tidak bisa banyak bergerak, dia terkadang diam-diam melihat foto Pei Qiqi saat berada di rumah.     

Apakah Pei Huan ini bukan putrinya?     

Apalagi Pei Huan sedang mengandung cucunya sekarang. Bukankah Pei Huan yang lebih perlu disayang?     

Pei Huan merebut foto Pei Qiqi dari tangan Pei Minghe semalam. Dia menangis karena marah diperlakukan tidak adil oleh ayahnya sendiri.     

Pei Minghe hanya menatap Pei Huan dengan tubuh gemetar, namun dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.     

Dengan penampilan Pei Minghe yang seperti itu, dia tampak ketakutan pada Pei Huan. Setelahnya, Pei Huan langsung berlari keluar.     

Dia tidak melihat apa yang terjadi selanjutnya. Pei Minghe berusaha keras untuk menggerakkan tubuhnya yang miring di atas tempat tidur. Dia ingin bangun dari tempat tidur untuk mengambil foto itu, tetapi kakinya tidak bisa digerakkan. Dia tetap berusaha merambat sedikit demi sedikit, namun pada akhirnya, tubuhnya malah terjatuh ke bawah tempat tidur.     

Pada saat ini, Pei Huan tinggal menghitung hari kehancuran dari semua yang dimiliki Pei Qiqi sekarang ini.     

Hatinya sangat senang tak terkira. Dia selalu merasa bahwa kehidupan Pei Qiqi akan segera berakhir, tapi meski begitu, Pei Huan masih bisa menjaga mulutnya dengan baik.     

"Jangan bangga dulu, aku menunggu hari ketika kamu diusir oleh Tang Yu. Kuberitahu kau, Keluarga Pei tidak akan memberimu tumpangan hidup lagi." Pei Huan tertawa dingin, dan kemudian mengabaikan Pei Qiqi.     

Pei Qiqi terlalu malas untuk meladeni ocehan Pei Huan. Mengenai berita di koran tentang Tang Yu dan Shen Lian yang menjalin hubungan kembali… entah kenapa, dia tidak mempercayainya sama sekali. Dia tahu bahwa Tang Yu bukanlah tipe pria yang menghabiskan malamnya untuk bersenang-senang dengan mantan pacarnya.     

Jika Tang Yu mau, dia bisa langsung mengusir Pei Qiqi sendiri tanpa harus melakukan hal seperti itu.     

Pei Qiqi berjalan masuk ke kamar tidur Pei Minghe. Pei Minghe sedang duduk di sisi tempat tidur. Dia memegang beberapa potongan robekan foto, dengan ekspresi yang tampak begitu kesepian.     

"Ayah." Pei Qiqi melihat bahwa ternyata itu adalah foto dirinya. Sepertinya dia juga dapat menebak apa yang telah terjadi sebelumnya.     

Ada rasa sakit yang memenuhi hatinya. Dia membelai kepala Pei Minghe dengan lembut. "Lain kali, aku akan mengambil foto yang lebih cantik… Ayah, berikan foto itu padaku. Biar kubuang saja!"     

Pei Qiqi perlahan mengambilnya, tapi Pei Minghe langsung menggenggam foto tersebut dengan kuat dan tidak mau melepaskannya.     

"Ayah!" Pei Qiqi berjongkok dan memeluknya.     

Dia tiba-tiba berkata, "Ayah, bagaimana kalau kita pindah saja?"     

Begitu Pei Minghe mendengar ini, dia mengarahkan pandangannya kepada Pei Qiqi.     

"Semua ini salahku…." Pei Qiqi mengelus jari-jari ayahnya yang bengkak, lalu berujar lirih, "Aku selalu mengira kalau aku sepatutnya memberimu keluarga yang utuh dan harmonis. Tapi, ternyata aku salah. Mereka tidak memperlakukanmu dengan baik."     

Meski membayarnya seumur hidup pun, hutangnya pada Tang Yu tidak jelas kapan selesainya.      

Hutangnya semakin banyak hari demi hari. Dia telah menjual tubuhnya, dan juga masih bisa menjual hatinya…     

Bukankah yang Tang Yu inginkan adalah hatinya? Maka, Pei Qiqi akan memberikan hatinya pada Tang Yu.     

Pei Qiqi memejamkan mata. Hal inilah yang paling tidak dia inginkan.     

Bagaimana bisa perasaan seseorang diperjualbelikan?     

Dia berutang pada Pei Minghe. Jika pada waktu itu dia tidak begitu polos dan mempercayai Zhou Meilin dengan mudahnya, bagaimana mungkin ayahnya bisa menjadi seperti ini.     

Dia selalu saja begini… terlalu lemah dalam hal apapun.     

Bibir Pei Minghe bergetar, dan jari-jarinya perlahan menunjuk ke arah pintu.     

Pei Qiqi melihat ke mana arah jari telunjuk Pei Minghe. Dia melihat Zhou Meilin berdiri di ambang pintu dengan wajah pucat.     

Zhou Meilin hampir berteriak, "Pei Minghe, bagaimana kamu bisa memperlakukanku seperti ini!"     

Wanita itu memegang setumpuk dokumen di tangannya, dan jari-jarinya gemetar tak terkendali.     

Dia akhirnya membuka brankas Pei Minghe, yang di dalamnya berisi surat wasiat suaminya itu.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.