Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Sengaja Mengabaikan Pei Qiqi (1)



Sengaja Mengabaikan Pei Qiqi (1)

0Pei Minghe ingin memberitahu Pei Qiqi… ingin memberitahunya bahwa sebenarnya dirinya bukanlah ayahnya.     
0

Namun, ketika kata-kata itu sudah sampai di bibirnya, dia menelannya lagi.     

Air mata di wajah tuanya perlahan jatuh… Qiqi adalah anaknya.     

Pei Qiqi melihat Pei Minghe bercucuran air mata. Dia mengira bahwa ayahnya tidak mau dia tinggal.     

"Sampai jumpa lagi besok. Aku akan datang lagi untuk menjenguk Ayah." Pei Qiqi tersenyum dan merapikan selimut untuknya. "Ayah harus tetap jaga diri baik-baik, ya. Masalah perusahaan sudah diselesaikan."     

Pei Qiqi sebenarnya juga sangat berat untuk meninggalkan ayahnya. Kemudian, dia menambahkan satu kalimat lagi, "Bibi sekarang… juga sudah berubah sangat baik."      

Dalam keadaan Pei Minghe yang sekarang ini, Pei Qiqi tidak mau ayahnya itu bersedih lagi.     

Benar saja, setelah dia mengatakan itu, senyuman tipis muncul di wajah Pei Minghe. Meskipun sangat samar, tetapi Pei Qiqi bisa melihatnya. Dia mengusap wajah Pei Minghe dengan tangannya dan ikut tersenyum bersamanya.     

Pei Minghe memperhatikan kepergian Pei Qiqi, dan senyuman di wajahnya perlahan menghilang.     

Dirinya sedang sakit, bahkan dalam keadaan sakit parah, tetapi dia tidak bingung.     

Pei Minghe tidak bisa mengendalikan Perusahaan Pei lagi. Dia ingin perusahaannya dikelola oleh manajer profesional. Adapun untuk orang-orang di departemen keuangan, dia harus mengganti mereka semua dengan orang-orang baru.      

Dan untuk hal-hal kecil lainnya, dia akan menyerahkannya pada Qiqi.     

Anak itu sudah menjalani hidup yang pahit selama ini. Jadi, ini adalah bentuk kompensasi yang diberikan Pei Minghe padanya.     

Kulit keriput di wajah tua Pei Minghe sedikit gemetar, dan matanya perlahan tertutup.     

Ketika Pei Qiqi sampai di apartemen Xiacheng, hari sudah larut, dan waktu menunjukkan sekitar jam 8 malam.     

Tang Yu tidak ada di sana.     

Dia menghela napas lega, lalu memasukkan barang-barang ke tempatnya masing-masing dan pergi mandi.     

Ketika dia keluar dari kamar mandi, tiba-tiba dia melihat Tang Yu sudah kembali dan sedang berbaring di kamar tidur.     

Aroma alkohol yang samar-samar tercium di udara membuat Pei Qiqi tahu bahwa Tang Yu baru saja minum-minum sampai mabuk.     

Tang Yu menutup matanya sambil setengah bersandar di kepala tempat tidur. Sepatunya tidak dilepas. Tiga kancing di kerah kemejanya terbuka, dan dahinya ditutupi lapisan keringat tipis. Di bawah cahaya lampu kuning, seluruh wajah tampannya menunjukkan rasa yang tak dapat diucapkan dengan kata-kata.     

Pei Qiqi sudah tidak melihatnya selama hampir setengah bulan, bahkan juga tidak berbicara melalui telepon.     

Dia menarik piyama di tubuhnya, lalu berjalan dengan langkah ringan. Dia melepas sepatu Tang Yu dengan hati-hati dan menyimpannya, kemudian dia mengambil handuk panas untuk menyeka keringat di dahi Tang Yu.     

Tang Yu sepertinya terlalu banyak minum. Napas panas yang dia hembuskan mengenai leher Pei Qiqi dengan lembut, hingga rasanya hampir membakarnya.     

Saat menyeka keringat Tang Yu sampai ke bagian dada, Pei Qiqi tidak berani melihat lebih ke bawah lagi. Dia hanya menyeka bagian itu secara asal. Setelah selesai, dia mengulurkan tangannya untuk merapikan kembali pakaian Tang Yu.     

Pei Qiqi juga melihat arloji di pergelangan tangan Tang Yu. Itu adalah arloji yang telah lama dipakai sebelum membeli arloji couple dengannya.     

Dia menatap Tang Yu untuk waktu yang lama, kemudian dia memasukkan handuk ke kamar mandi dengan tenang tanpa suara. Dia memeluk bed cover tipis dan berniat tidur ke kamar tamu.     

Tapi, saat dia baru berjalan dua langkah, pergelangan tangannya ditangkap.      

Kekuatan itu memaksanya untuk jatuh. Detik berikutnya, dia sudah berada di pelukan Tang Yu.     

Lampu sudah diredupkan, hingga kamar menjadi gelap gulita.     

Tang Yu selalu suka memeluk Pei Qiqi di bawah cahaya terang. Dia suka melihat wajahnya yang putih menjadi memerah malu.     

Sekarang, Tang Yu telah mematikan lampu. Dia mungkin tidak ingin melihat wajah Pei Qiqi!     

Pei Qiqi menutup matanya dengan putus asa.     

Napas dari hidung Tang Yu berhembus keras ke leher Pei Qiqi, dan rasa panas itu membuat Pei Qiqi sangat ketakutan. Tanpa sadar, Pei Qiqi berjuang melepaskan diri sambil berkata dengan suara lemah, 'Tidak mau.'     

Tetapi, Tang Yu memegang kedua lengan kecil Pei Qiqi dan menggenggamnya dengan sangat kuat. Pupil matanya yang hitam pekat menatap Pei Qiqi dalam jarak dekat dengan tatapan kejam.     

Tak satu pun dari mereka bisa melihat ekspresi satu sama lain dengan jelas karena kegelapan yang menyelimuti mereka.     

Namun, Tang Yu dapat merasakan bahwa Pei Qiqi ingin pergi… gadis itu ingin meninggalkan dirinya.     

Pei Qiqi tidak pernah dalam suasana hati yang sama dengannya, tidak pernah menyukainya, apalagi tergerak hatinya!      

Bagi Pei Qiqi, Tang Yu hanyalah seorang pembeli.     

Yang ada di dalam hatinya yang tulus itu adalah Jin Rong.     

Sepupu yang paling Tang Yu sayangi!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.