Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Chen Xinjie, Jalang yang Menjual Diri untuk Mendapatkan Laki-laki Kaya (2)



Chen Xinjie, Jalang yang Menjual Diri untuk Mendapatkan Laki-laki Kaya (2)

0Lin Jinrong melihat kepergian Pei Qiqi dalam diam. Dia mengepalkan tangan dan ingin mengejar Pei Qiqi. Tapi, dia… tidak memiliki hak untuk melakukannya.     
0

Pei Qiqi naik bus. Namun, dia tidak pergi ke rumah sakit, karena masih ada banyak memar di seluruh tubuhnya, yang malah akan membuat ayahnya curiga.      

Dia kembali ke apartemen. Bibi Li ada di sana, sedang menyiapkan makan siang untuknya.     

Pei Qiqi meletakkan tasnya dan duduk di meja makan. "Bibi, bagaimana kamu tahu kalau aku akan pulang dari kampus pada siang hari?"     

Bibi Li melihat Pei Qiqi. Dalam hati, dia benar-benar tidak tega melihat gadis itu, lalu dia meliriknya. "Kupikir kamu tidak keluar rumah... Lihatlah, kamu masih pergi ke kampus dalam keadaan masih terluka begini. Sekarang, kamu pasti sedang tidak enak badan!"     

Sebelum Pei Qiqi sempat menyahut, Bibi Li tidak bisa menahan diri untuk tidak memarahinya terus menerus. "Seorang perempuan harus menghargai diri sendiri, terutama…"     

Kalimat berikutnya tidak mudah untuk dikatakan, tapi Pei Qiqi langsung dapat mengerti.     

Dia hanya mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

Bibi Li merasa kasihan padanya. Sambil membelai kepala Pei Qiqi dengan lembut, dia berkata, "Ke depannya, jangan seperti ini lagi. Lakukan apapun yang kamu mau."     

Pei Qiqi mengangguk lagi.     

Kini dia sudah menyelesaikan makannya. Bibi Li mengulurkan tangan dan memeriksa suhu tubuhnya. Syukurlah, suhu tubuh Pei Qiqi sudah normal.     

Setelah semua tugasnya selesai, Bibi Li pergi. Sebelumnya, dia menyuruh Pei Qiqi untuk istirahat baik-baik. Dia juga telah menyiapkan makan malam. Nanti kalau Pei Qiqi ingin makan, dia hanya perlu memanasinya saja.     

Pei Qiqi berbaring di kamar tidur. Kepalanya masih terasa pusing. Dia tidur di atas bantal, dan tercium aroma Tang Yu di mana-mana.     

Tangan kecil Pei Qiqi perlahan menyentuh bantal yang biasanya dipakai Tang Yu dan membelainya dengan lembut, kemudian tanpa sadar dia membawa bantal itu ke dalam pelukannya.     

Pei Qiqi tertidur dalam keadaan memeluk bantal Tang Yu. Ketika dia terbangun, seluruh tubuhnya dipenuhi keringat dingin.     

Pei Qiqi terbangun karena suara bising dari nada dering ponselnya. Dia melihat sekeliling, yang sudah minim cahaya. Kemudian dia memeriksa jam, sudah menunjukkan pukul 8 malam.     

Nada dering ponselnya masih terus berbunyi. Pei Qiqi pun mengambil ponselnya, dan ternyata yang menelepon adalah Pei Huan.     

Dia mengernyit sambil menjawab panggilan. "Ada apa?"     

Pei Huan berbicara dengan terburu-buru dan nada yang tajam, "Pei Qiqi, apa kamu sudah lihat apa sudah dilakukan teman terdekatmu!"     

Sebelum Pei Qiqi sempat berbicara, Pei Huan sudah berteriak histeris. "Chen Xinjie telah tidur bersama Jin Rong. Pei Qiqi, apa kamu puas sekarang?"     

Saat mengatakan ini, tubuh Pei Huan meluncur hingga terduduk di bawah.     

Dia duduk di karpet hotel sambil menekan panel pintu, tidak membiarkan orang di dalam kamar hotel itu keluar dari sana.     

Di balik pintu, ada orang-orang dari Keluarga Lin.     

Mereka semua dipanggil kemari oleh Pei Huan.     

Di dalam kamar tidur, Lin Jinrong bersandar di kepala tempat tidur sambil merokok dengan tenang, tanpa menunjukkan ekspresi apapun di wajahnya.     

Di sisi lain selimut, Chen Xinjie menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang benar-benar telanjang. Namun gadis itu tidak menyerah, "Pei Huan, apa yang kamu rencanakan? Bukankah kamu naik ke atas tempat tidur Lin Jinrong dengan cara yang sama? Mengapa aku tidak bisa begitu?"     

Pei Huan menangis, dan rambutnya tampak acak-acakan seperti kandang ayam. Dia baru saja berkelahi dengan Chen Xinjie, karena memperebutkan Lin Jinrong.     

Riasan di bagian matanya yang sebelumnya begitu indah, kini telah luntur karena air mata dan membuat wajahnya terlihat sangat menakutkan.     

Pei Huan duduk di sana sambil terus bergumam sendiri seperti orang gila.     

Keluarga Lin yang berada di luar tidak berani masuk begitu saja. Mereka takut akan membuat Pei Huan keguguran. Jadi, mereka hanya bisa menunggu di luar.     

Pei Huan menatap mata Chen Xinjie dan berujar dengan suara keras. "Saat itu, Lin Jinrong tidak ingin menikah!"     

Chen Xinjie mencibir, "Tapi, dia menyukai Pei Qiqi. Pei Huan, bukankah kamu juga mengetahui hal itu!"     

Pei Huan memelototi Chen Xinjie, seolah sangat ingin mencabik-cabik wanita itu. "Selama ini, ternyata aku terlalu meremehkan dirimu. Seorang kaki tangan pelaku kejahatan sepertimu tidak jauh beda dengan anjing pemburu!"     

Pei Huan terlihat begitu garang dan bisa menerkamnya kapan saja, tetapi Chen Xinjie tidak takut sama sekali, karena bagaimanapun juga, Pei Huan sedang dalam keadaan hamil.     

Setelah beberapa saat, Pei Huan mulai tenang. "Tapi, aku ingin berterima kasih padamu. Jika kamu tidak berinisiatif memberiku kartu undangan itu, aku tidak akan memiliki kesempatan untuk mengandung anak Jin Rong."     

Chen Xinjie merasa sangat kesal. Dia tidak menduga kalau Pei Huan akan mengatakan hal ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.