Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Pei Qiqi Hamil? (2)



Pei Qiqi Hamil? (2)

0Xiao Ran menurunkan ponsel dari telinganya dan berjalan ke kantor Tang Yu. Bosnya itu sedang menangani urusan penting, bahkan dia tidak mengangkat kepalanya ketika mendengar suara pintu kantornya dibuka. "Ada apa?"     
0

Xiao Ran berdiri di sana dan berujar, "Barusan ada telepon dari Kota B."     

Gerakan jari-jari Tang Yu seketika terhenti. Dia mengangkat pandangannya dan melihat mata Xiao Ran dengan tatapan cukup dalam. "Siapa?"      

Xiao Ran sangat yakin bahwa dia mendengar… sebuah harapan di balik nada bicara bosnya ini.     

Dia diam-diam tersenyum di dalam hatinya, tetapi raut wajahnya masih tampak datar seperti biasa. "Dari Bibi Li."      

Sorot mata Tang Yu sedikit redup. Dia hanya bergumam samar untuk menanggapi Xiao Ran, lalu kembali menunduk dan membaca file di tangannya.     

Xiao Ran berhenti sejenak sebelum melanjutkan ucapannya, "Bibi Li bilang bahwa Qiqi sedang sakit... kedengarannya serius."     

Pena Tang Yu membuat tanda panjang di atas kertas... Dia tampak terkejut dan mengangkat pandangannya, menatap Xiao Ran lagi. Tapi, dia tidak langsung berbicara.     

Xiao Ran adalah orang yang bijaksana dan pintar membaca situasi. Dia tersenyum tipis dan berkata, "Direktur, ada penerbangan ke Kota B pada jam 10 malam ini."     

Tang Yu mengangkat tangannya dan memeriksa jam. "Pesan tiket untukku. Kamu tetap tinggal di sini untuk menyelesaikan sisa pekerjaan."     

"Baik!' Arah pandang Xiao Ran mengikuti gerakan Tang Yu, yang mengambil jaketnya dan berjalan keluar.     

Tang Yu bahkan tidak kembali ke hotel terlebih dulu. Dia langsung mengendarai mobil menuju ke bandara.     

Menunggu selama 20 jam. Tak bisa dipungkiri, hati Tang Yu dipenuhi rasa cemas yang tak tertandingi.      

Bahkan, ketika mengambil alih Shengyuan, dia tidak merasa sangat cemas seperti ini.     

Dia malah merasa heran, heran kalau dirinya menyerah dengan begitu mudahnya.     

Tang Yu telah memperlakukan Pei Qiqi terlalu kasar, tetapi itu tidak berarti bahwa sekarang dia tidak marah.     

Dia sengaja mengabaikan Pei Qiqi, bahkan sebenarnya ingin meninggalkannya!     

Sebuah panggilan telepon dengan mudahnya menghancurkan kegigihan Tang Yu dalam mengabaikan Pei Qiqi.     

Di dalam pesawat, Tang Yu memejamkan matanya. Di dalam benaknya, dia mencoba mencari tahu berbagai kebaikan yang dilakukan Pei Qiqi kepadanya selama ini.     

Setelah mengingat-ingat semuanya, selain memiliki paras yang cantik dan mie ayam buatannya yang cukup lezat, tidak ada hal lain yang benar-benar bisa dikatakan tulus dari Pei Qiqi!     

Tapi meski sudah tahu begitu, Tang Yu tetap saja begitu terobsesi pada Pei Qiqi. Oleh karena itu, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak bersikap kasar pada Pei Qiqi setelah melihat interaksi antara Pei Qiqi dan Lin Jinrong pada malam itu.     

Apa yang Tang Yu lakukan pada malam itu…. bisa dikatakan terlampaui kejam untuk seorang gadis berusia 20 tahun.     

Sebelumnya, Tang Yu ingin memperlakukan Pei Qiqi dengan baik     

Pesawat mendarat di bandara Kota B. Pihak Shengyuan pusat sudah mengutus seorang sopir untuk datang menjemput Tang Yu. Tang Yu masuk ke dalam mobil dan menutup matanya rapat-rapat. "Pergi ke Xiacheng."     

Sopir tersebut melajukan mobil berbalik arah dan masuk ke arus lalu lintas. Sepuluh menit kemudian, Tang Yu, yang masih memejamkan mata dan sedang bermeditasi, tiba-tiba mengerutkan kening. "Lajukan mobil lebih cepat."     

"Tuan Tang, ini sudah yang tercepat," ujar pengemudi itu dengan polosnya.     

Tang Yu tidak mengatakan apa-apa. Dia tidak mengistirahatkan pikirannya lagi, melainkan melihat pemandangan malam yang gelap di luar jendela.     

Gelapnya malam ini… rasanya seperti di malam ketika ia mabuk waktu itu.     

Dalam hati, Pei Qiqi pasti sangat membenci dirinya!     

Hanya memikirkannya saja, Tang Yu merasa hatinya begitu sakit.     

Setengah jam kemudian, mobil berhenti.      

Tang Yu membuka pintu apartemen. Bibi Li masih berada di sana. Wanita itu sedang meniup semangkuk sup. Dia mengangkat matanya, melihat kepulangan Tang Yu. Akhirnya dia merasa lega. "Tuan Tang, saya tidak tahu apa yang terjadi. Keadaannya tidak kunjung membaik seharian ini. Selain itu, dia juga muntah-makan setelah makan siang."     

Muntah?     

Tang Yu melepas jaketnya, lalu melemparkannya ke samping. Dia mengambil mangkuk dari tangan Bibi Li. "Kamu pulanglah dulu. Terima kasih atas kerja kerasnya."      

Dari kata-kata Tang Yu ini, Bibi Li tahu bahwa Tang Yu masih memiliki belas kasih terhadap Pei Qiqi.     

Sebenarnya, ada sesuatu yang ingin ia katakan, tapi dia tidak berhak mengatakannya. Lebih baik dia diam saja.     

Bibi Li pergi meninggalkan apartemen. Sementara itu, Tang Yu memegang sup dan membuka pintu kamar      

Lampu di samping ranjang memancarkan sinar kuning yang menerangi kamar tidur. Seluruh ruangan tampak hangat.     

Perasaan panas memenuhi hati Tang Yu, dan ada beberapa emosi yang tak bisa diucapkan.     

Terlebih lagi malam itu, mereka melakukannya tanpa menikmati.     

Pei Qiqi tertidur dengan posisi miring membelakanginya. Tang Yu hanya bisa melihat beberapa helai rambut panjang Pei Qiqi yang bertebaran di luar selimut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.