Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Qiqi, Mari Kita Berbaikan! (3)



Qiqi, Mari Kita Berbaikan! (3)

0Pei Qiqi menggerakkan bibirnya, namun pada akhirnya dia tidak mengatakan apapun.     
0

Pada saat ini, dia benar-benar tidak bisa menjawab apa-apa. Tetapi, Tang Yu tampak masih seperti anak remaja yang tidak memiliki kendali atas nafsu dan kemarahannya. Pei Qiqi mengangkat wajah kecilnya dan menatap mata Tang Yu dalam-dalam. "Tidak peduli apa yang terjadi sebelumnya, lupakan saja untuk ke depannya!"     

Memandang Tang Yu seperti ini, entah kenapa membuat Pei Qiqi berdebar-debar dan ingin melarikan diri. Namun, Tang Yu mencubit dagu Pei Qiqi dan menariknya mendekat. Jarak antara mereka berdua begitu dekat, hingga mereka hampir bisa melihat pantulan bayangan masing-masing di mata orang di hadapannya.     

"Tang Yu..." Pei Qiqi memanggil nama Tang Yu. Pada saat ini, jantungnya berdetak dengan sangat kencang tak terkendali.      

Ada sebuah perasaan yang tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata...     

Pei Qiqi bahkan begitu ketakutan, seolah-olah ada sesuatu yang keluar dari kepompongnya.     

Tapi, saat ditekan lagi dengan kuat…. Pei Qiqi tidak ingin mengetahui apa itu.     

Tang Yu memeluknya dan menghela napas pelan. "Lupakan saja, itu bukan salahmu!"     

Tidak ada yang salah mengenai perasaan suka terhadap seseorang. Apalagi, Pei Qiqi sudah menyukai orang lain sejak sebelum bertemu dengannya.     

Dan orang itu... kebetulan adalah Jin Rong.     

Pei Qiqi dipeluk Tang Yu, membuat udara maskulin murni dari Tang Yu menyelimutinya. Aroma pria itu tercium di mana-mana.     

Pei Qiqi ingin bersembunyi, tapi dia tidak bisa menghindarinya.     

Seolah dunia ini telah dipenuhi oleh Tang Yu seorang.     

Tang Yu menekannya hingga seakan tubuh mereka berdua dapat bersatu.     

Wajah Pei Qiqi terbenam di dada Tang Yu, hingga dapat mendengar detak jantung Tang Yu yang sangat keras… Dia menyusutkan tubuhnya dan mencoba untuk melepaskan diri, namun telapak tangan Tang Yu yang besar menekan dirinya cukup kuat, dan nada bicaranya terdengar begitu panas, "Qiqi..."     

Tang Yu sepertinya ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak jadi mengatakannya, melainkan langsung mencium Pei Qiqi lagi dengan penuh semangat.     

Dicium untuk yang kedua kalinya… Pei Qiqi mengangkat wajah kecilnya, dan tangan rampingnya berpegangan pada bahu Tang Yu.     

Tang Yu tertawa melihat raut muka Pei Qiqi, yang tampak menahan diri. Dia mengulurkan tangannya dan mencubit pelan hidung mungil Pei Qiqi, lalu melepaskannya.     

Kondisi Pei Qiqi masih tetap seperti ini, mungkin butuh waktu sekitar seminggu untuk bisa membaik.     

Pada hari ketiga, Tang Yu mengantar Pei Qiqi untuk menemui Pei Minghe.     

Pei Qiqi masuk ke dalam ruang inap sendirian, karena Tang Yu merasa tidak nyaman dan khawatir kalau kehadirannya akan mengganggu pertemuan antara putri dan ayah itu. Dia menunggu Pei Qiqi di luar sambil merokok di lorong rumah sakit.     

Pei Minghe sudah bisa keluar dari rumah sakit dalam waktu dekat ini. Kondisinya lebih baik dari sebelumnya, tetapi dia baru bisa mengucapkan beberapa kata sederhana.     

Namun, kondisi mentalnya tidak lebih baik dari sebelumnya.     

Pei Qiqi berdiri di sana sambil menatap ayahnya. Dalam hati, dia merasa sangat sedih melihat keadaan ayahnya menjadi seperti ini.     

"Ayah, aku datang untuk menemuimu!" Pei Qiqi duduk di sebelah ranjang. Dia mengulurkan tangan untuk memegang jari-jari Pei Minghe yang agak kasar. Tangan Pei Minghe, yang dulu begitu kuat, sekarang lemah tak berdaya.     

Pei Minghe menatapnya dan mengenali bahwa yang datang adalah putrinya. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi setelah menggerakkan bibirnya untuk waktu yang lama, dia tidak bisa mengucapkan apapun.     

Air mata perlahan mengalir dari mata tua Pei Minghe. Dia hanya menatap Pei Qiqi dalam diam.     

Tatapan Pei Minghe ini mengingatkan Pei Qiqi pada mata para binatang yang sudah tua dan hanya bisa menunggu ajal menjemput. Hidungnya tiba-tiba terasa tersumbat.     

Ayah, dulu Ayah memiliki tubuh yang sangat kokoh...     

Pei Qiqi membungkuk dan mendekatkan bibirnya ke telinga Pei Minghe, lalu berkata dengan lembut, "Perusahaan baik-baik saja."     

Pei Qiqi tahu bahwa inilah yang dikhawatirkan ayahnya. Oleh karena itu, dia mengatakan ini untuk membuat Pei Minghe tidak khawatir lagi.     

Pei Minghe perlahan menoleh dan menatap Pei Qiqi.     

Matanya tampak berbinar... Sebenarnya, yang paling dia khawatirkan adalah Qiqi.     

Dia tidak tahu apakah semua yang sudah dia atur pada akhirnya dapat menghasilkan sesuatu bagi Pei Qiqi atau tidak. Tetapi… jika, jika, semua diserahkan pada Zhou Meilin, kemungkinan besar perusahaannya segera jatuh ke tangan selingkuhan Zhou Meilin yang tak berguna itu.     

Pei Minghe tidak akan merelakannya… dia sungguh tidak akan melepaskan perusahaan begitu saja ke tangan yang salah...     

Mata Pei Minghe terbelalak sangat lebar, benar-benar lebar. Tatapannya juga tertuju lurus ke arah tertentu.     

Pei Qiqi menggenggam tangan Pei Minghe erat-erat. "Ayah..."     

Pei Minghe berusaha menggerakkan tangannya, dan bibirnya juga gemetar tak terkendali. Setelah gemetar untuk waktu yang cukup lama, dia baru memanggil nama Pei Qiqi. "Qi… Qi.."     

Pei Qiqi memandang ayahnya. Air mata mulai mengalir dari kedua sudut matanya. "Aku di sini, aku Qiqi."     

Pei Minghe menggerakkan jari-jarinya, kemudian dia tiba-tiba mendapatkan kekuatan dan meremas tangan Pei Qiqi dengan kuat.     

Hanya saja, detik berikutnya, tangannya menggantung lemah lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.