Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Tang Xin (2)



Tang Xin (2)

0Tang Yu meletakkan tas Tang Xin dan menoleh ke arah adiknya itu. Pada saat ini, dia sudah melepaskan genggaman tangan Pei Qiqi. Dia menatap Tang Xin dengan tangan bersedekap di depan dada. "Sekarang aku tanya, bagaimana kamu bisa datang kemari? Aku tidak tanya alasan kenapa kamu kemari."     
0

Alasan ini… Tang Xin sudah terlalu sering mengatakannya berulang kali.     

Tang Xin menundukkan wajahnya sambil memainkan jari-jarinya, seperti anak sekolah yang sedang dimarahi gurunya. Kemudian dia berujar dengan suara yang sangat lembut, "Aku ke sini naik taksi!"     

Dia mengangkat matanya dan tersenyum untuk menyenangkan hati Tang Yu. Setelah menyadari bahwa ekspresi Tang Yu masih tetap saja jelek, dia melihat ke arah Pei Qiqi lagi dan mencoba yang terbaik untuk membuat ekspresi lucu, seolah memberi isyarat... Tolong aku!     

Pei Qiqi mengerti maksud dari tatapannya. Tang Xin benar-benar anak yang lucu.     

Pei Qiqi sendiri masih belum bereaksi, namun tanpa pikir panjang sudah berujar, "Bukankah kamu tadi bilang kalau lapar?"      

"Ya, ya!" Tang Xin segera menyahut dan kemudian berlari ke belakang Pei Qiqi. Dia masih merasa takut pada Tang Yu, karena setiap kali dia datang, kakaknya tidak akan menunjukkan raut muka yang baik.     

Dia bicara lagi dengan nyali yang besar, "Kak, jika galak terus begini, kamu mana bisa mendapatkan seorang istri?"     

Tang Yu mendengus dingin dan menatap Pei Qiqi. Tatapan yang sedikit dalam itu membuat wajah Pei Qiqi panas.     

Pei Qiqi sendiri juga tidak tahu mengapa dia merasa kepanasan!     

"Aku akan memasak!" Pei Qiqi berkata dengan lembut.     

Tang Yu meraih tangan Pei Qiqi untuk menghentikan langkahnya. Pei Qiqi pun menoleh menatapnya.     

"Dari awal kan aku sudah bilang, aku akan mengajakmu makan bersama di luar…" Tang Yu hanya bisa mengucapkan setengah kalimat yang ingin dia ucapkan, karena seorang Tang Yu tidak terbiasa untuk meminta maaf duluan pada orang lain.     

Pei Qiqi tersenyum tipis. Sebenarnya, suasana hatinya hari ini sangat kacau. Dia sendiri juga tidak berniat untuk makan di luar.     

Dia hanya ingin menemukan tempat untuk berdiam diri untuk sementara waktu. Tetapi, sekarang Tang Xin penuh dengan rasa ingin tahu tentang dia, mana bisa dia diam saja?     

Tang Xin segera berlari ke dapur dan menatap Pei Qiqi lekat-lekat, seolah sedang melihat makanan lezat.     

Bulu kuduk di seluruh tubuh Pei Qiqi sontak merinding karena takut akan tatapan gadis kecil itu. Dia berjalan ke kulkas untuk mengambil jeruk dan memeras segelas jus untuk Tang Xin.     

Tang Xin duduk diam di samping dan melihat Pei Qiqi mengolah bahan-bahan pembuatan jus dengan terampil. Dia merasa kagum. "Kakak, kamu sangat luar biasa!"     

Pei Qiqi terkejut dipanggil 'Kakak' oleh Tang Xin. Dia kemudian tersenyum kecil tanpa menoleh ke belakang.     

Seorang gadis kecil seperti Tang Xin tidak akan mengerti bagaimana rasanya melewati hari-hari dibuang ibu kandung sendiri dan hidup dengan ibu tiri seperti Zhou Meilin untuk waktu yang lama...     

Tang Xin meminum jus tersebut. Dia tidak bisa duduk diam saja dan berdiri di belakang Pei Qiqi untuk menonton apa yang dilakukannya.     

"Qiqi..." Tang Xin terdiam selama beberapa saat. Entah kenapa, dia merasa memiliki hubungan dekat dengan Pei Qiqi.     

Pei Qiqi menjalin hubungan dengan kakak Tang Xin, dan sangat memungkinkan bahwa dia yang akan menjadi saudara iparnya di masa depan... Tapi, umur Qiqi masih terlalu muda. Dia merasa tidak pantas memanggil Pei Qiqi 'Kakak' karena terkesan terlalu tua.     

Tang Xin membelai rambut Pei Qiqi dengan hati-hati. "Rambutmu benar-benar hitam dan sangat berkilau."     

Melihat bahwa Pei Qiqi tidak banyak bereaksi, Tang Xin menurunkan tangan kecilnya lagi... Pei Qiqi sendiri juga tidak mencegahnya melakukan kontak fisik seperti ini padanya, padahal mereka baru dikenal.     

Tang Xin masih muda dan selama ini hidup dalam keadaan sakit-sakitan, jadi dia belum sepenuhnya dapat berpikir dewasa karena tidak pernah berinteraksi dekat dengan orang luar. Jari-jarinya mencubit pelan bagian tubuh Pei Qiqi dan berseru lirih dengan sangat tulus, "Wah, pantatmu benar-benar membentuk bulat dan seksi!"     

Selain itu, kulitnya juga sangat putih.     

Tang Xin hampir meneteskan air liur melihat kulit lembut Pei Qiqi.     

Mendapatkan perlakuan ini dari Tang Xin, Pei Qiqi sontak hampir saja terpental saking terkejutnya. Dia langsung berbalik dan memberikan tatapan yang super rumit!     

Apakah Tang Xin adalah gadis yang rapuh seperti kelihatannya?     

Tidak, dia adalah gadis yang suka melakukan pelecehan seksual!     

Tang Yu bersandar di ambang pintu melihat pemandangan ini dan berujar tanpa keraguan sedikit pun di wajahnya, "Tang Xin."     

Tang Xin terkejut, lalu menoleh melihat kakaknya. Dia menggigit bibirnya dan berjalan menghampiri kakaknya dengan patuh.     

Pei Qiqi kembali memasak makan malam.     

Tang Yu membawa adiknya pergi dan memberinya nasehat dalam berinteraksi dengan orang lain. Ketika Pei Qiqi ditinggalkan sendirian, dia menunduk dan melihat bahan-bahan di tangannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.