Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Anak Domba Yang Akan Disembelih (1)



Anak Domba Yang Akan Disembelih (1)

0Begitu Zhao Ke mendengar suara yang tidak menyenangkan dari suaminya, kobaran api pertempuran menyala lagi. Kini suara Zhao Ke terdengar lebih tajam, "Tang Zhiyuan, aku tahu sekarang aku semakin tua dan tidak secantik gadis muda… Tetapi, kamu tidak harus memusatkan pikiranmu di pihak putramu saja."     
0

"Zhao Ke, apa yang kamu bicarakan!" Tang Zhiyuan akhirnya ikut marah dan menatap Zhao Ke dengan mata memerah, "Terserah kamu mau berpikir apa. Aku lihat kamu menjalani kehidupan yang serba mewah dan selalu diperlakukan bermartabat oleh semua orang dalam beberapa tahun ini. Hal itu membuatmu terbiasa menghina orang lain."     

Setelah selesai berbicara, Tang Zhiyuan langsung naik ke lantai atas. Zhao Ke berdiri sendirian di aula ruang tamu yang mewah sambil menggertakkan giginya, menahan amarah yang memuncak.     

Jika dia masih muda, Tang Zhiyuan pasti akan membujuknya kalau ia sedang marah. Bagaimana bisa dia sekarang berbicara dengannya dengan sikap seperti itu?     

Hati Zhao Ke sedingin air es, dan raut wajahnya perlahan berubah sangat kejam.     

Suasana di apartemen Xiacheng sangat santai. Tang Xin mengganggu Pei Qiqi dengan terus mengajaknya bicara dari waktu ke waktu.     

Pei Qiqi hanya bisa bersabar menghadapinya. Sebenarnya pikirannya juga terasa lelah.     

Ya, dia sungguh merasa sangat lelah.     

Zhou Meilin, Zhao Ke, Pei Huan, Chen Xinjie... Sekarang ditambah satu lagi, yaitu Tang Xin. Gadis itu membuatnya lelah, baik secara fisik dan mental.     

Selama salah satu dari mereka muncul di hadapannya, dia harus memiliki persenjataan. Jika tidak, dia akan ditikam di sekujur tubuhnya.     

Tang Yu melirik Tang Xin dan berkata dengan pelan, "Bicaralah lebih sedikit dan makan lebih banyak."     

"Baik," jawab Tang Xin, kemudian dia melanjutkan makan dengan patuh. Dia cukup takut pada Tang Yu. Setelahnya, dia tidak berani mengganggu Pei Qiqi lagi. Tetapi, efek jeranya sangat singkat. Tidak lama kemudian, Pei Qiqi terjerat oleh Tang Xin lagi di kamar tidur.     

Pei Qiqi berjalan keluar kamar setelah selesai mandi. Tang Xin segera bangkit dari sofa dan memandangi seluruh tubuh Pei Qiqi. Tanpa bisa ditahan, tangan kecilnya bergerak membelai piyama berbahan sutra yang Pei Qiqi kenakan.     

Kebetulan saat itu Tang Yu juga keluar dari ruang kerja, jadi dia segera menangkis tangan kecil Tang Xin. "Cepatlah pergi tidur."     

"Baik." Tang Xin jelas terlihat kecewa. Dia memegang boneka kelinci kecil di tangannya dan melihat Pei Qiqi dengan tatapan enggan berpisah.     

Tang Xin tahu bahwa tubuhnya ini sakit-sakitan. Dia mungkin tidak dapat bertahan hidup sampai menginjak usia 20 tahun. Kelak, dia juga mungkin tidak akan sempat memiliki pacar. Oleh karena itu, dia sangat iri pada Pei Qiqi.      

Ketika Pei Qiqi berjalan keluar, terdengar suara hangat Tang Xin yang memanggilnya, 'Qiqi…' dengan akhiran yang sangat panjang. Namun gadis itu tidak bisa mengatakan kata-kata selanjutnya.     

Pei Qiqi tidak membenci Tang Xin, tapi dia... takut menghadapi Tang Xin.     

Ibu kandung Pei Qiqi sangat membenci dirinya, akan tetapi dapat memberikan tatapan kasih sayang yang bertubi-tubi pada Tang Xin.     

Dia melihat Tang Xin keluar dan meninggalkannya dengan sangat enggan. Tang Yu mengusap rambut Pei Qiqi dua kali dengan tangannya yang besar. Pei Qiqi mendongak dan menatapnya dengan hampir tak berdaya.     

Tang Yu tersenyum. "Ada apa? Apa kamu takut padanya?"     

Pei Qiqi menggerutu tidak terima, seolah-olah ekornya sudah diinjak, "Tidak sama sekali."     

Setelah itu, dia teringat sesuatu, lalu pergi ke ruang ganti untuk mencari piyama katun yang sudah dia pakai sebelumnya. "Aku akan mengantarkan piyama untuknya."     

Tang Yu mengambil handuk dan mengeringkan rambutnya sendiri. Dia melihat Pei Qiqi berjalan keluar dan merasa lucu di hatinya, 'Sebenarnya, Pei Qiqi tidak bisa menahan diri saat menghadapi Tang Xin. Dia tampak bersemangat.'     

Pei Qiqi membawa piyama miliknya pergi ke kamar Tang Xin. Tang Xin sedang minum obat dengan segelas air. Pei Qiqi melihat Tang Xin mengambil berbagai jenis obat di tangannya dan menelannya, lalu minum air lagi.     

Melihat Pei Qiqi berdiri di pintu, Tang Xin segera memasukkan obatnya ke dalam ransel kecilnya, dan sebuah senyuman senang muncul di wajahnya. "Qiqi, apakah kamu datang untuk tidur denganku!"     

Meskipun Tang Yu selalu menjadi binatang buas saat di tempat tidur, Pei Qiqi lebih suka tidur dengannya.     

"Aku datang hanya untuk memberimu piyama!" Pei Qiqi meletakkan piyama tersebut di atas ranjang, kemudian menatap Tang Xin lagi. Tidak bisa menahan rasa penasarannya, akhirnya dia bertanya, "Obat apa yang kamu minum?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.