Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Kemewahan Sederhana (2)



Kemewahan Sederhana (2)

0Tang Yu juga tidak menanyakan ke mana perginya Zhao Ke. Dia duduk dengan tenang, lalu mengambil koran dan membacanya sambil menunggu makanan siap.     
0

Tang Xin tidak mengganggu Pei Qiqi memasak di dapur, melainkan berjalan keluar dan duduk di sebelah Tang Yu. Dia berbisik lirih pada kakaknya, "Kak, mengapa kamu selalu menyuruh Qiqi untuk memasak?"      

"Ada masalah?" Tang Yu membalik koran tanpa mengangkat kepalanya dan bertanya dengan acuh tak acuh.     

Tang Xin menurunkan tangan Tang Yu yang memegang koran. "Kamu lihat sendiri, yang dilakukan ibuku setiap hari di rumah, kalau tidak melakukan perawatan diri ya mengecat kuku, atau berdandan, mengenakan pakaian indah dan pergi bermain dengan orang-orang. Sedangkan Qiqi, dia harus pergi ke kampus dan melakukan berbagai pekerjaan rumah. Itu terlalu sulit."     

Tang Yu melirik adiknya dengan acuh tak acuh dan berujar dengan sangat tenang, "Dia masih harus bekerja di Shengyuan selama dua jam di sore hari."     

Tang Xin membelalakkan matanya lebar-lebar dan menatap kakaknya "Dan lagi, itu… itu... dia juga masih menemanimu pada malam hari. Bukankah sungguh melelahkan?"     

Akhirnya, Tang Yu menutup koran dan menatap Tang Xin dengan serius.     

Pada saat ini, Pei Qiqi datang sambil membawa sarapan. Tang Yu mengangkat pandangannya dan kemudian perlahan berkata, "Yang lelah itu aku!"     

Pei Qiqi tidak mendengar apa yang mereka berdua bicarakan sebelumnya. Dia duduk untuk sarapan dengan tenang.     

Di sisi lain, pikiran kecil Tang Xin seketika sangat terguncang. Dia baru saja mendapatkan pengetahuan tentang kegiatan para orang dewasa dari kakaknya sendiri.     

Setelah mengatakan ini, Tang Yu melanjutkan sarapan dengan serius, sementara Tang Xin diam-diam menatap Pei Qiqi dari waktu ke waktu.     

Di matanya, Pei Qiqi memiliki paras yang sangat cantik. Meskipun Tang Xin sendiri juga cantik, tetapi sepertinya ada sesuatu yang kurang kalau dibandingkan dengan Pei Qiqi.     

Dia belajar melukis dan segera terpikirkan satu kalimat yang penuh arti.     

Ya, kecantikan Qiqi seperti lukisan cat minyak yang terlihat nyata dan menembus jauh ke dalam raganya.     

Dia menatap Tang Yu lagi, dan penampilan kakaknya itu tampak seperti tumpukan tulang… Bisa-bisa, kakaknya nanti akan meninggal karena terlalu sering melakukan hubungan seksual!     

Tang Xin menundukkan kepalanya dan diam-diam tersenyum. Sekarang suasana hatinya sangat baik.     

Tang Yu juga jarang melihat Tang Xin seperti ini. Padahal sebenarnya, Qiqi bersikap cukup dingin setiap menghadapi gangguan adiknya. Dia sendiri juga tidak tahu mengapa Tang Xin tetap sangat menyukai Pei Qiqi.     

Tapi, syukurlah kalau Tang Xin menyukai gadis pilihannya.     

"Cepat selesaikan makannya. Aku akan membawamu ke kantor setelah ini, dan malamnya baru aku antar kamu pulang ke rumah!" Dia mengetuk kepala Tang Xin.     

Tang Xin tersenyum, "Aku ingin ikut pergi ke kampus bersama Qiqi."     

Dia belum pernah yang namanya pergi ke sekolah selama ini, jadi dia sangat ingin menginjakkan kaki ke tempat seperti itu.     

Tang Yu melihat sentuhan keinginan yang mendalam di mata Tang Xin, tetapi dia masih tidak setuju dengan keinginan adiknya itu. "Ya sudah, kalau begitu aku langsung antar kamu pulang saja."     

"Aku memilih untuk pergi ke perusahaan bersama Kakak!" Tang Xin mengangkat tangan kecilnya, lalu berkedip-kedip pada Pei Qiqi.     

Tang Xin memiliki mata yang sangat jernih dan cerah. Pei Qiqi bingung harus apa. Tentu saja, dia juga tahu arti dari tatapan Tang Xin.     

Tang Xin jelas sangat mendambakan dapat hidup bebas seperti dirinya.     

Meskipun mereka berdua sama-sama anak Zhao Ke, namun perjalanan hidup dirinya dan Tang Xin benar-benar berbeda jauh. Meski begitu, Pei Qiqi sungguh tidak bisa membenci Tang Xin.     

Pei Qiqi menundukkan kepalanya dalam diam dan melanjutkan memakan sarapannya. Tang Xin menekan bibir mungilnya menjadi garis lurus dan bertanya dengan terus terang, "Qiqi, apakah kamu tidak menyukaiku?"     

Pei Qiqi mengangkat pandangannya untuk menatap Tang Xin. Mendapat pertanyaan dari seseorang yang terus ingin dekat dengannya seperti ini… dia tidak tahu harus menjawab apa.     

Dia tanpa sadar memandang Tang Yu. Alih-alih membantunya menjawab pertanyaan Tang Xin, Tang Yu malah kembali mengangkat korannya dan lanjut membaca.     

Pei Qiqi menoleh ke arah Tang Xin. Ekspresi Tang Xin seperti anak anjing yang melihat tulang berdaging, tidak mau mengalihkan pandangannya barang sebentar saja.     

"Ya, aku tidak menyukaimu." Pei Qiqi tidak memiliki cara lain lagi. Apalagi, dia… tidak terbiasa.     

Ketika dia bersama Pei Huan, tidak ada interaksi yang baik antara adik kakak selain ejekan dan hinaan. Sedangkan Tang Xin adalah anak yang terlalu lucu, lemah lembut, dan sangat antusias.     

Tang Xin pun dapat memahami makna di balik kata-kata Pei Qiqi dan meraih tangannya dengan senang hati. "Ya Qiqi, kamu suka aku!"     

Dia menggosok-gosokkan wajahnya ke lengan Pei Qiqi. "Qiqi, kita malam ini tidur bersama, ya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.