Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Munafik (2)



Munafik (2)

0"Kakak!" Tang Xin bergegas memeluknya dan memberikan ciuman khusus.     
0

Tang Yu mengangkat 'monyet kecil' itu dari tubuhnya dan mendengus, "Apa yang baru saja kamu katakan tentangku?"     

Tang Xin menggigit jari kelingkingnya      

"Apakah aku mengatakan sesuatu tentang dirimu? Mengapa aku tidak ingat, ya..."     

Tang Yu membungkuk dan mengetuk kepala Tang Xin, lalu menoleh untuk melihat Pei Qiqi, yang ada di sebelahnya. "Qiqi, katakanlah."     

Nada suaranya terdengar seperti sedang menghadapi dua anak kecil. Pei Qiqi, yang awalnya pura-pura membaca, sekarang tidak punya pilihan selain menatapnya. Kemudian dia perlahan berkata, "Oh, Tang Xin barusan memujimu... katanya kamu sangat hebat."     

Tang Yu seperti tersenyum, namun juga seperti tidak. "Benarkah?"     

Kemudian, dia mengalihkan wajah kecil Tang Xin ke dalam pelukannya dan menutupi telinganya agar tidak dapat mendengar.     

Tubuhnya sedikit ke depan dan condong ke sisi telinga Pei Qiqi. Bibir tipisnya yang indah menempel ke telinga kecil Pei Qiqi. Tang Yu berujar dengan nada suara yang serak dengan diikuti senyuman menggoda, "Bagaimana menurutmu? Apakah kamu juga berpikir aku hebat?"     

Setelah mengatakan ini, Tang Yu mengangkat kepalanya sedikit, dan perhatiannya tertuju pada Pei Qiqi. Dia menikmati wajah cantik gadis itu, yang tiba-tiba memerah.     

Pei Qiqi menggigit bibirnya, dan matanya tampak ternoda oleh lapisan tipis air. Dia menatap Tang Yu tanpa mengatakan apapun.     

Tang Xin seperti ulat yang berusaha melepaskan diri dari pelukan Tang Yu hingga seluruh wajah kecilnya memerah. Tang Yu masih menekan adiknya sambil menatap tajam ke arah Pei Qiqi.     

Kemudian, Tang Yu menundukan kepalanya sedikit dan mencium bibir Pei Qiqi. Suaranya terdengar serak, "Ada waktu luang, kan? Mari kita coba."     

Sebenarnya Pei Qiqi tidak ingin mencobanya bersama Tang Yu sama sekali, tetapi karena Tang Xin ada di sana, tentu saja tidak berani membantah walau sepatah kata pun.     

Tang Yu tersenyum dan akhirnya melepaskan Tang Xin.     

"Apa yang kalian bicarakan?" Tang Xin melihat ke sana kemari dengan nada suara bingung.     

Tang Yu terkekeh ringan, lalu bangkit dan berjalan ke mejanya. Dia duduk di kursinya dan kembali menangani urusan bisnis.     

"Qiqi, kenapa wajahmu merah sekali!" Tang Xin menatap wajah Pei Qiqi dan bertanya dengan serius.     

Pei Qiqi tetap menundukkan kepalanya dan membaca buku di tangannya. "Tidak."     

"Jelas-jelas iya!"     

"Tidak!"     

"Ya, kamu bisa lihat di cermin kalau tidak percaya," ujar Tang Xin dengan sangat polosnya.     

Pei Qiqi akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. Dia mengangkat pandangannya sambil berdeham pelan. "Tang Xin, kamu diam!"     

"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya," kata Tang Xin dengan jujur, lalu dia mengulurkan tangan kecilnya untuk mengecek suhu tubuh Pei Qiqi dengan seksama, "Tidak demam."     

Pei Qiqi memelototi Tang Xin… Sedangkan di sisi lain, Tang Yu tertawa pelan mendengar kepolosan adiknya.     

...     

Pei Qiqi mengabaikan Tang Xin meskipun Tang Xin terus berusaha menempel padanya untuk waktu yang lama, semuanya tidak berguna. Hingga akhirnya jam pulang kerja tiba.      

Tang Xin berbicara terus terang, "Qiqi, aku akan pergi, jadi kamu tersenyumlah."     

Pei Qiqi memberikan senyuman enggan.     

"Itu tidak cantik, coba ulangi lagi yang lebih tulus!" Tang Xin seperti anak yang keras kepala dan sangat tidak tahu malu. Pei Qiqi benar-benar meragukan apakah gadis ini dan Tang Yu dilahirkan dari ayah yang sama?     

Bahkan meskipun ibu kandung mereka berbeda, tetapi mereka berdua memiliki terlalu banyak perbedaan.     

Saat pertama kali Pei Qiqi bertemu Tang Xin dan Tang Yu, mereka terlihat begitu mirip seperti kakak adik kandung. Namun sekarang, sulit untuk dikatakan meski hanya sepatah kata pun.     

Tang Yu menutup laptopnya dan menatap kedua gadis muda yang berada di kantornya ini. "Sudah selesai, ayo makan!"      

Tepat ketika Tang Yu berbicara, ponselnya berdering. Itu adalah telepon dari Tang Zhiyuan.     

Tang Yu menjawab dengan sangat santai, dan tatapannya tertuju pada Tang Xin.     

Tang Xin menyusut. Dia memberikan tatapan belas kasih pada Tang Yu. Setelah menunggu Tang Yu mematikan panggilan, raut wajah Tang Xin tampak begitu masam. "Kak."     

"Mereka menunggumu di lantai bawah." Tang Yu berkata dengan tenang.     

Tang Xin masih ingin berusaha, tetapi saat melihat ekspresi Tang Yu, dia berhenti berbicara.     

Orang yang paling Tang Xin sukai adalah Tang Yu. Tapi, dia juga paling takut pada Tang Yu. Di dalam hatinya, Tang Yu adalah orang yang memiliki otoritas yang tidak dapat diganggu gugat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.