Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Pengakuan Tuan Tang (3)



Pengakuan Tuan Tang (3)

0Tang Yu juga tertarik untuk bisa mengobrol santai beberapa patah kata dengan Pei Qiqi. Tanpa pikir panjang, dia bertanya, "Apakah kamu suka Tang Xin?"     
0

Pei Qiqi duduk tidak nyaman di tempatnya. Pada saat ini Tang Yu terlihat sangat santai, tapi hal itu justru semakin membuat Pei Qiqi merasa was-was.     

Ini bukanlah Tang Yu yang biasa dilihatnya saat di tempat kerja, melainkan pria biasa yang hidup normal seperti orang lain pada umumnya… Tang Yu tampaknya tidak peduli untuk menunjukkan beberapa kebiasaannya di depan Pei Qiqi, seperti merokok saat mengemudi.     

Kini Pei Qiqi kembali terpikir akan Tang Xin. Raut mukanya melembut tanpa dia sadari. "Aku menyukainya, karena dia itu sangat imut."     

Tang Yu memegang kemudi sembari sesekali menghisap rokok di satu tangannya.     

Dia bukanlah pria yang banyak merokok, tetapi posturnya saat merokok sangat enak dipandang. Dia tersenyum mendengar apa yang Pei Qiqi katakan. "Benarkah begitu?"     

Setelah diam sesaat, dia menoleh dan melihat mata Pei Qiqi, kemudian tersenyum lagi. "Kamu juga sangat imut, makanya aku juga suka."     

Pei Qiqi seketika tersedak. Dia sungguh tidak menduga bahwa Tang Yu akan mengatakan kalimat seperti itu pada saat ini.     

Apalagi, Tang Yu… Tang Yu adalah pria dewasa yang cukup tertutup pada siapapun. Belum lagi, dia adalah seorang pengusaha, seorang pengusaha yang sangat sukses.     

Pei Qiqi berpikir bahwa pria seperti itu tidak akan menyatakan perasaan suka begini dari mulutnya.     

Sesaat, Pei Qiqi tidak tahu bagaimana menanggapinya… Setelah waktu yang lama, dia malah menurunkan pandangannya.     

Pada saat ini, malam sudah gelap, dan lampu-lampu jalan perlahan menyala. Jalanan tampak seperti diterangi oleh naga api yang panjang.     

Bagian dalam mobil sangat gelap, tetapi kadang-kadang cahaya lampu dari luar menerobos menerangi mobil dan bersinar ke mata Pei Qiqi yang mencelup lapisan warna magis.     

Pei Qiqi mengedipkan bulu matanya yang panjang dan akhirnya berujar dengan suara yang sangat lembut, "Tang Yu, apa kamu menyukaiku?"     

Tang Yu sudah selesai merokok. Dia memadamkan puntung rokok di tangannya dan kemudian melihat gadis muda di sebelahnya. Pei Qiqi terlihat seperti punya beban pikiran.     

Dia menepuk punggung tangan Pei Qiqi. Di antara alis dan matanya dipenuhi dengan senyuman tipis, dan kemudian dia perlahan berkata, "Mungkin... seperti apa yang dikatakan Tang Xin."     

Pei Qiqi segera mendengarkannya dengan serius.      

"Tang Xin bilang kalau kamu memiliki rambut yang sangat hitam dan lurus, punggung yang sangat indah, terutama pantat yang melengkung bulat." Seorang Tuan Tang mengatakan semua ini dengan sangat serius. Namun begitu mengucapkan kata-kata terakhir, dia tidak bisa menahan tawanya.     

Pei Qiqi memelototinya.     

Dalam sorot mata tajam Pei Qiqi, Tang Yu mengangkat sudut bibirnya dengan senang.     

Pei Qiqi bahkan tidak tahu bahwa dia sudah cukup imut tanpa penampilan luar yang seperti ini.     

Setelahnya, tidak ada lagi pembicaraan di antara mereka berdua. Pei Qiqi menolehkan wajah mungilnya ke luar jendela dan menyaksikan lampu jalan yang terus berkelebat.     

Satu per satu lampu jalan telah mereka lewati. Beberapa saat kemudian, mereka sudah sampai di Apartemen Xiacheng     

Ketika mobil berhenti, punggung Pei Qiqi menabrak bagian belakang kursi dengan ringan, membuatnya tersadar dari lamunan. Dia melepaskan sabuk pengaman tanpa mengeluarkan suara apapun.     

Jari-jarinya sudah berada di pintu mobil dan hendak membukanya. Namun sebelum ia sempat melakukannya, tangannya yang lain ditahan oleh Tang Yu.     

Dia menoleh dan menatapnya. Tang Yu juga membalas tatapannya. Tang Yu menatapnya dalam diam yang sangat tampan. Di mata hitamnya, ada pandangan yang tak dapat terlukiskan dengan kata-kata, terutama mata yang begitu jernih... Pei Qiqi dapat menyadari bahwa tatapan itu mengungkapkan sesuatu.     

Tiba-tiba, dia merasa bibirnya sangat kering, dan napasnya terasa sesak.     

Bagian dalam mobil kecil itu bahkan terasa lebih sempit. Kaki Pei Qiqi melemah, dan hatinya gemetar.     

Rasa tidak berdaya semacam ini datang lagi, dan seluruh tubuhnya kehilangan kekuatan untuk melakukan perlawanan. Di antara napasnya, napas maskulin yang murni dan mendominasi menyelimutinya.     

Pei Qiqi melihat wajah Tang Yu yang mendekat inci demi inci. Matanya semakin membelalak lebar.     

Tang Yu terkekeh pelan, dan telapak tangannya yang hangat menutupi mata Pei Qiqi. Pada saat yang sama, bibir tipisnya mencium bibir kecil Pei Qiqi.     

Pei Qiqi hampir terpental. Bibir Tang Yu bergulung panas saat menyapu bibirnya, seperti magma.     

Tanpa sadar, dia berusaha melepaskan diri, namun Tang Yu segera memegang pergelangan tangannya dan menekannya ke sisi tubuhnya.     

Tangan kecil itu berputar beberapa kali dan akhirnya jatuh dengan lemah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.