Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Siswa Terbaik (3)



Siswa Terbaik (3)

0Seluruh tubuh Pei Qiqi diselimuti napas Tang Yu, dan rambutnya ditekan di bawah telapak tangan pria itu.     
0

Pei Qiqi tidak punya cara lain untuk melarikan diri, karena kalau dia bergerak sedikit saja, ini justru akan berakhir menyakitkan. Dia hanya bisa memohon dengan suara rendah, "Aku ingin tidur."     

Jelas-jelas Tang Yu sudah mematikan lampu… Pei Qiqi membelalakkan matanya begitu lebar. Dia tidak bisa percaya, bisa-bisanya Tang Yu menggoda dirinya di saat seperti ini.      

Namun, kenyataannya Pei Qiqi sendiri yang tergoda. Tang Yu membebaskan tangan Pei Qiqi dan menyentuh wajah gadis itu dengan lembut. Dia berujar dengan suara rendah dan serak, "Tidak mau melakukannya?"      

Tidak ada satu orang pun yang mau melakukannya denganmu!     

Tetapi, tentu saja Pei Qiqi tidak berani mengatakannya. Dia hanya sedikit menutup matanya... mungkin itulah yang dia maksud.     

Kemudian terdengar suara tawa Tang Yu. Pei Qiqi membuka matanya dengan sedikit terkejut. Pada saat ini, dia menyesuaikan pandangannya dengan cahaya redup. Dia akhirnya bisa melihat ekspresi Tang Yu sedikit dengan sedikit lebih jelas      

Tang Yu terlihat sangat senang?     

Pei Qiqi mengerucutkan bibirnya. Tidak lama kemudian, dia memanggil Tang Yu dengan suara lembut, "Kakak."     

Dari awal, sebenarnya Tang Yu berniat untuk menggoda Pei Qiqi. Dia memang berencana untuk menyuruh gadis itu memanggil dirinya seperti ini. Karena misinya sudah berhasil, Tang Yu pun melepaskannya.      

Tetapi, dia menginginkan hal yang lebih dari itu!     

Ketika Pei Qiqi berbaring di bawahnya seperti binatang kecil yang tak berdaya dan memanggil dirinya 'Kakak' dengan manja, hasrat nafsu Tang Yu seketika meningkat tajam, dan darahnya tiba-tiba mendidih. Dia mencium bibir Pei Qiqi tak terkendali, seperti anak remaja yang tidak bisa mengendalikan nafsunya.      

Pei Qiqi tidak tidak tahu sudah berapa kali dirinya memanggil 'Kakak', tetapi Tang Yu tidak juga melepaskannya.     

Sepanjang malam, Tang Yu tenggelam dalam kesenangan permainan 'Kakak'. Dia sangat menikmatinya tanpa mau berhenti.     

Keesokan harinya, sebelum Pei Qiqi terbagun, dan saat hari masih pagi sekali, ponselnya berdering memecah keheningan.     

Pei Qiqi membuka matanya dan mendapati bahwa dirinya berbaring di pelukan Tang Yu. Dia hendak menjawab panggilan tersebut, tetapi tubuhnya terperangkap oleh Tang Yu.     

Pei Qiqi mendorongnya sambil berkata dengan suara kecil, "Aku mau menjawab telepon."     

Tang Yu masih memejamkan mata. Dia meraba-raba menggunakan tangannya dan mengambil ponsel Pei Qiqi, lalu menempatkan ponsel tersebut ke tangan Pei Qiqi.     

Pei Qiqi sebenarnya mencoba menggeser pinggangnya dan menjawab telepon di luar kamar. Tetapi Tang Yu memeluk erat pinggangnya, jadi Pei Qiqi hanya bisa menjawab telepon di atas tempat tidur dengan punggung membelakangi Tang Yu.     

Tak disangka, orang yang meneleponnya adalah Pei Huan. Dia berbicara dengan begitu terburu-buru, "Pei Qiqi, cepat ke rumah sakit. Ayah dalam keadaan kritis."     

Pei Qiqi tertegun. Pei Huan sudah menangis di seberang telepon. "Kamu cepatlah datang… Ayah berada di ruang operasi."     

Setelah berbicara, Pei Huan langsung mematikan panggilannya. Pei Qiqi membeku memandang ponsel di tangannya dan bergumam, "Ayah..."     

Sekarang Tang Yu sudah bangun. Dia melihat ekspresi Pei Qiqi yang linglung. Dia mengulurkan tangannya dan menepuk wajah kecil Pei Qiqi, lalu memanggilnya dengan suara pelan, "Qiqi."     

Pei Qiqi berbalik menoleh pada Tang Yu dan menatapnya. "Tang Yu, aku akan pergi ke rumah sakit."     

Tang Yu sudah bangkit dan segera berjalan ke ruang ganti. Dia mengambil dua set pakaian. "Pakai ini."     

Tidak sampai setengah jam, mobil Tang Yu berhenti di tempat parkir Rumah Sakit No. 1 di kota. Pei Qiqi tidak mengatakan apapun selama di perjalanan. Bibirnya menekan hingga membentuk garis lurus, tampak sangat pucat hingga hampir tidak berwarna.     

Di lantai pertama ruang operasi, Zhou Meilin, Pei Huan... dan Lin Jinrong berdiri di depan pintu ruang operasi.     

Pei Qiqi berjalan perlahan menghampiri mereka, dan tatapannya tertuju pada Zhou Meilin. "Mengapa Ayah sakit lagi?"     

Zhou Meilin menyusut melihat sorot mata Pei Qiqi. Tetapi, dia segera berpura-pura kuat untuk menggertak Pei Qiqi, "Kamu kan tahu sendiri bagaimana kondisi tubuh ayahmu. Bukankah hal yang normal jika kondisinya tiba-tiba menurun?"     

Pei Qiqi tidak berbicara lagi. Dia hanya menatap mata Zhou Meilin untuk waktu yang lama.     

Karena sekarang ada Tang Yu di samping Pei Qiqi, jadi Zhou Meilin tidak berani bertindak gegabah dan mencari-cari masalah. Dia diam-diam menahan diri untuk waktu yang lama.     

Pei Qiqi berdiri di sana sambil melihat ke pintu ruang operasi. Dia terus mengawasi tempat itu hampir tanpa mengedipkan matanya.     

Ada sesuatu yang hampa di matanya.     

Selama 20 tahun Pei Qiqi ada di dunia ini, dia menjalani seluruh hidupnya hanya untuk Pei Minghe.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.