Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Tamparan Keras (1)



Tamparan Keras (1)

0Pei Qiqi tidak tahu apa yang tersisa dalam hidupnya setelah Pei Minghe tidak ada.     
0

Dia bisa meninggalkan segalanya, termasuk Lin Jinrong maupun dirinya sendiri.     

Waktu berjalan sangat lambat. Pei Qiqi tetap mengawasi pintu seperti ini dengan sorot mata tajam dan masih enggan untuk berkedip. Kalau berkedip, dia takut… ayahnya tiba-tiba sudah tidak ada.     

Dokter keluar beberapa kali untuk memberitahu bahwa pasien dalam keadaan kritis. Mereka membutuhkan tanda tangan Zhou Meilin untuk memberi tindakan lebih lanjut pada Pei Minghe.     

Pada awalnya, Zhou Meilin masih bisa tenang, tetapi kemudian dia tidak bisa tenang lagi.     

Saar menandatangani surat persetujuan, jari-jarinya gemetaran. Dia terus bertanya pada dokter tanpa henti, "Dia… baik-baik saja, kan?"     

"Sulit untuk mengatakannya." Dokter memandang Zhou Meilin. "Pasien sudah pulih dengan sangat baik sebelumnya. Saya sudah berulang kali mengatakan bahwa pasien tidak boleh terbebani banyak pikiran atau dibuat stres. Mengapa kali ini bisa terjadi hal seperti ini?"     

Bibir Zhou Meilin gemetar, begitu juga dengan jari-jarinya. Dia menurunkan tangannya dan tidak berbicara lagi.     

Ketika dia mendongak, dia melihat sorot mata Pei Qiqi.     

Zhou Meilin seketika menyusut. Dia buru-buru menurunkan pandangannya.     

Dua hari yang lalu, dia dan Rong Lei bertengkar sangat hebat. Dia tidak punya pilihan saat itu. Dia terpaksa diam-diam mengambil stempel Pei Minghe dan menarik uang sebesar 30 juta yuan dari rekening Pei Minghe.     

Namun, dia tidak tahu kalau ternyata Pei Minghe sudah mengetahui semuanya sebelumnya.     

Zhou Meilin bertengkar hebat dengan Pei Minghe, kemudian mereka tidur secara terpisah. Pagi-pagi sekali, orang-orang di rumah melihat Pei Minghe sudah meringkuk di tempat tidur dengan mulut yang miring.     

Masalah ini tidak boleh sampai ketahuan Pei Qiqi.     

Dokter menghela napas berat, lalu masuk ke ruang operasi lagi     

Saat ini sudah jam 9 pagi, dan sinar matahari di luar sudah naik tinggi di langit, tetapi cahayanya tidak bisa menembus dinding rumah sakit. Hanya beberapa lampu plafon rumah sakit yang menemani mereka.     

Lin Jinrong berdiri di dekat jendela. Dia melihat Tang Yu datang, namun tidak berbicara apaoun, bahkan sekedar menyapanya pun tidak.     

Pei Huan menangis di samping. Meskipun dia selalu merasa bahwa Pei Minghe lebih sayang pada Pei Qiqi dibandingkan pada dirinya, tetapi saat ini, dia tidak ingin terjadi sesuatu pada ayahnya.     

Terlebih lagi, dia akan segera menikah dengan Jin Rong. Bagaimanapun juga, jika hal seperti ini terjadi dalam keluarganya, semuanya akan menjadi buruk.     

Sedangkan yang ada dalam pikiran Zhou Meilin sekarang adalah, jika Pei Minghe tidak ada, apa yang harus dia lakukan.     

Sementara tubuh Pei Minghe terbaring lemah di ruang operasi dalam keadaan yang menyedihkan, orang-orang di sekitarnya tenggelam dalam pikirannya masing-masing.     

Ponsel Tang Yu berdering. Dia berjalan ke sebelah jendela untuk menjawab panggilan tersebut, lalu berujar dengan suara serak, "Ada apa?"     

Di seberang telepon, Xiao Ran terkejut dengan respon Tang Yu. "Direktur, ada rapat pagi ini…"     

Dia berujar dengan ragu-ragu, "Akan dimulai jam 9."     

Tang Yu langsung menyahut tanpa pikir panjang, "Batalkan, batalkan semua jadwal urusan bisnis yang harus dilakukan pagi ini."     

Dalam hatinya, sebenarnya Xiao Ran sangat terkejut, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa.     

Tang Yu menelepon Direktur Utama Rumah Sakit dan mengucapkan beberapa patah kata padanya.     

Kemudian dia menutup telepon dan berjalan kembali ke sebelah Pei Qiqi. Dia menghela napas berat, lalu mengajak Pei Qiqi ke depan jendela sambil memeluk bahunya, membiarkan gadis itu bersandar pada dirinya. Tubuh Pei Qiqi sangat kaku, tidak seperti biasanya. Dia memang bersandar pada Tang Yu, namun pandangannya masih tetap terpaku pada pintu ruang operasi.     

Sekitar 10 menit kemudian, tiga dokter memasuki ruang operasi. Ketika sampai di pintu, mereka melihat ke arah Tang Yu.     

Tang Yu tidak mengatakan apa-apa, hanya mengangguk kecil.     

Gadis di dalam pelukannya bergerak ringan. Tang Yu menepuk-nepuk untuk menenangkannya dan berujar, "Tidak akan terjadi apa-apa."     

Tubuh Pei Qiqi masih kaku. Dia mengedip-ngedipkan matanya dengan tatapan kosong. "Tang Yu… Aku tidak bisa kehilangan Ayah."     

Bagaimana mungkin Tang Yu tidak tahu apa-apa mengenai anak kecil yang selalu dibawa Pei Minghe 10 tahun lalu, yang selalu dipeluknya seperti seorang bayi kesayangan saat tidur. Tentu saja dia tahu bahwa bagi Pei Qiqi, Pei Minghe adalah segala-galanya. Bahkan, saat Pei Qiqi sakit, dia terus memanggil-manggil ayahnya di dalam tidurnya...     

Lin Jinrong melihat ke samping dan diam-diam memperhatikan pemandangan itu untuk waktu yang lama. Dia mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya dan menyalakannya di bibirnya. Dia melihat ke arah Pei Qiqi dan Tang Yu sambil menyalakan api.     

Pei Huan pun melihatnya. Tentu saja dia tahu bahwa sampai sekarang, di dalam hati Jin Rong hanya ada Pei Qiqi.     

Kenapa... kenapa?     

Dia sudah hamil dari benih Lin Jinrong sendiri...     

Pei Huan tidak menangis lagi dan memandang Lin Jinrong dengan tatapan kosong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.