Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Tamparan Keras (3)



Tamparan Keras (3)

0Jika Pei Qiqi bisa lebih peduli pada Pei Minghe, bukankah hal seperti ini tidak akan terjadi!     
0

Jari-jari Pei Qiqi terentang lembut dan menyentuh wajah Pei Minghe.     

"Ayah…" Suaranya gemetar. Dia sangat takut, sangat takut kalau dirinya tidak akan pernah bisa memanggil ayahnya lagi.     

Pei Qiqi tidak berani menutup matanya dan hanya menatap ayahnya yang bernapas tak beraturan.     

Sepanjang hari sampai malam, Pei Qiqi tidak minum seteguk air atau makan sebutir nasi pun.     

Tang Yu pergi ke perusahaan setelah jam makan siang. Ketika dia kembali, hari sudah larut malam.     

Lorong panjang rumah sakit itu begitu sepi dan sunyi.     

Suara langkah kakinya memecah keheningan ini. Dari kejauhan, Tang Yu melihat Lin Jinrong sedang bersandar di dinding.     

Pandangannya tertuju ke dalam ruang inap melalui pintu kaca.     

Langkah Tang Yu melambat sejenak, namun dia tetap berjalan mendekat.      

Tatapan Lin Jinrong perlahan bergerak ke arahnya, dan ekspresi wajahnya tampak rumit, agak sulit untuk ditebak… Dari pagi hingga sekarang, mereka tidak saling mengobrol sama sekali.     

Sebagai laki-laki, bahkan meski usia mereka hanya terpaut beberapa tahun, ada beberapa hal yang tidak perlu dikatakan, namun mereka semua mengerti di dalam hati mereka.     

Tang Yu membawa makan malam di tangannya dan perlahan berjalan mendekat. Dia berujar dengan tenang, "Jin Rong, kamu pulanglah dulu."     

Lin Jinrong menatapnya selama beberapa detik, lalu tersenyum. Dia mengambil jaketnya dan berjalan keluar.     

Tang Yu tidak langsung memasuki ruang inap Pei Minghe. Ia berdiri di sana sebentar, kemudian baru mendorong pintu dan masuk.     

Dari pagi sampai malam, Pei Qiqi hampir tidak bergerak, kecuali saat perawat memberi arahan tentang apa yang diperlukan untuk Pei Minghe. Tatapannya terus tertuju pada wajah Pei Minghe.     

"Qiqi!" Tang Yu meletakkan makan malam di atas meja kecil dan berujar pelan, "Ayo makanlah sesuatu!"     

Pei Qiqi tidak memakan sarapan yang Tang Yu bawakan tadi pagi. Apalagi di siang hari, sudah pasti sia tidak makan apapun, seperti yang bisa dibayangkan Tang Yu… Melihat hal ini, Tang Yu merasa hatinya seolah dicengkeram, sangat sakit rasanya.     

Rasa sakit seperti ini tidak hanya timbul karena merasa kasihan pada Pei Qiqi, tetapi juga ada emosi yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.     

Semacam kecemburuan pada Pei Minghe, karena bisa mendapatkan rasa sayang yang teramat dalam dari Pei Qiqi.     

Kalau pada saat ini yang berada dalam posisi Pei Minghe adalah Tang Yu, mungkinkah Pei Qiqi juga akan sesedih ini?     

Pei Qiqi masih tidak bergerak. Rasa jengkel mulai muncul di hati Tang Yu. Ia memegang lengan ramping Pei Qiqi dengan telapak tangannya yang besar dan menariknya untuk bangkit. Pei Qiqi jatuh terduduk di sofa single, lalu mengangkat pandangannya. Tidak tampak ekspresi apapun dalam sorot matanya.     

"Pei Qiqi, lihatlah dirimu ini. Dunia masih belum berakhir. Bahkan jika dunia berakhir sekalipun, kamu masih memiliki aku!" Tang Yu menggenggamnya dengan ekspresi tegas dan nada suara yang rendah juga penuh penekanan.     

Kamu masih memiliki aku.      

Kalimat itu terngiang-ngiang di telinga Pei Qiqi.     

Bisakah dia memiliki Tang Yu?     

Tidak... Dia adalah anak haram dari Pei Minghe dan Zhao Ke. Jika Tang Yu mengetahui masa lalunya, apakah pria itu akan tetap berkata seperti itu?     

Pei Qiqi merasa bahwa dirinya begitu tercela dan tak tahu malu, seperti seorang pembohong.     

"Makan!" ujar Tang Yu dengan penuh penekanan.      

Pei Qiqi tidak menolak lagi. Dia makan dalam suapan kecil. Meskipun dia kesulitan untuk menelan apapun, dia masih memaksakan diri untuk makan setengahnya.     

Tang Yu menghela napas lega, dan nada bicaranya kembali membaik, "Tidurlah di dalam, aku akan membantumu menjaga Pei Minghe."     

Tentu saja, dia bisa saja meminta belasan perawat untuk melakukan hal seperti itu, tetapi pasien yang sedang terbaring di sini adalah Pei Minghe. Pei Qiqi lebih memilih untuk mengorbankan dirinya sendiri demi menjaga keselamatan Pei Minghe. Selain itu, Tang Yu tidak memiliki keinginan untuk mempermainkan perasaan Pei Qiqi sedikit pun. Jadi, lebih tepat baginya untuk mengambil inisiatif merawat Pei Minghe sendiri.     

Pei Qiqi membelalakkan matanya, tampak terkejut. Dia tidak menyangka bahwa Tang Yu bisa bicara seperti ini.     

"Ada apa?" ​​Di bawah cahaya lampu, wajah Tang Yu terlihat semakin tampan, hingga membuat siapapun yang melihatnya tak mampu mengalihkan pandangan darinya. Dia mengangkat tangannya dan membelai wajah Pei Qiqi yang pucat pasi.     

Pei Qiqi menatapnya dan berkata dengan lembut, "Tang Yu, kamu tidak perlu terlalu baik padaku."     

Karena perlakuannya yang terlalu baik seperti ini justru akan membuat Pei Qiqi… merasa sangat bersalah.     

Tang Yu tidak menjawabnya dan hanya mengulurkan tangan untuk mengusap kepala Pei Qiqi. "Anak muda, tidurlah lebih awal."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.