Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Jika Kamu Hamil, Kita Akan Menikah (4)



Jika Kamu Hamil, Kita Akan Menikah (4)

0Tapi, Tuan Tang memperlakukan Pei Qiqi dengan sangat baik, dan saja bukan hal yang tidak mungkin kalau suatu saat nanti ini akan membuahkan hasil yang positif.     
0

"Ayo, makanlah buah pir, buah ini dapat membersihkan paru-parumu." Bibi Li sudah memasakkan buah pir rebus dengan baik untuk Pei Qiqi dan mengantarkan padanya.     

Pei Qiqi tersenyum dan memakannya dalam gigitan kecil.     

"Tidur sianglah, Tuan Tang sudah berpesan padaku." Bibi Li menganggap setiap perintah dari Tang Yu seperti keputusan seorang kaisar yang harus dipatuhi dan tidak bisa diganggu gugat.     

Pei Qiqi segera membaringkan tubuhnya dengan wajahnya terkubur dalam selimut, sehingga membuat suaranya teredam, "Aku akan tidur!"     

"Kalau sampai Tuan Tang tahu bahwa kamu tidak menuruti pesan darinya, dia pasti akan sedih." Bibi Li melonggarkan selimut untuk Pei Qiqi, kemudian pergi keluar untuk melanjutkan pekerjaannya sendiri.     

Setelah pintu tertutup, wajah kecil Pei Qiqi muncul dari balik selimut. Dia melihat ke arah pintu, lalu menyentuh tempat yang baru saja disentuh oleh jari-jari Bibi Li. Itu... masih terasa hangat.     

Dia menatap kosong tempat itu, lalu berbaring lagi.     

Akhirnya dia tertidur dan memimpikan wajah cantik Zhao Ke lagi. Wanita itu sedang memegang sebuah cek sebagai imbalan agar Pei Qiqi mau meninggalkan Tang Yu~     

Ibu… Ibu….     

Pei Qiqi berkeringat dingin, dan seluruh tubuhnya sangat panas. Ketika sebuah tangan menyentuh dahinya, dia melemparkan diri ke dalam pelukan orang itu tanpa ragu-ragu.     

Bibi Li sangat terkejut pada awalnya, tetapi setelah beberapa saat, dia memeluk gadis muda itu dengan penuh kasih sayang.     

Pei Qiqi tampaknya sedang mimpi buruk… Tubuh kurus Pei Qiqi gemetar dalam pelukannya. Hal itu seketika membangkitkan perasaan kasih sayang yang lembut di hati Bibi Li.      

"Ibu..." Pei Qiqi masih mengigau dengan lembut, dan air mata perlahan mengalir deras dari sudut matanya.     

Pada saat ini, barulah Pei Qiqi bisa menangis sejadi-jadinya.      

Bibi Li menepuk bahu kecilnya dan terus berusaha menenangkannya. Butuh waktu yang lama bagi Pei Qiqi untuk akhirnya dapat tenang kembali.     

Bibi Li tidak bertanya apa-apa. Di dalam hatinya, dia merasa sangat kasihan terhadap gadis muda yang begitu cantik ini.     

Untungnya, Tuan Tang sangat mencintainya. Tetapi, tidak peduli seberapa besar laki-laki itu mencintainya, tetap saja tidak dapat menggantikan kasih sayang yang seharusnya diberikan oleh ibu kandungnya. (Namun Tuan Tang dapat menggantikan kasih sayang ayah kandungnya... tertawa jahil~)     

Pei Qiqi pergi mandi. Ketika keluar dari kamar mandi, dia sudah merasa lebih baik dari sebelumnya.     

Keesokan harinya, Bibi Li pulang.     

Pei Qiqi duduk di sofa dekat jendela sambil melihat keluar dengan tatapan kosong... Tiba-tiba, dia bangkit dan berganti pakaian, lalu mengambil tasnya dan berjalan keluar.     

Dia naik sebuah taksi dan akhirnya sampai di tempat kalangan kelas elite yang memiliki nama bagus, yaitu Yanhui Yanhui.     

Di depan sebuah vila bergaya Eropa, ada patung dewa-dewa Yunani yang berwarna putih dan ditata melingkar di tengah halaman besar. Patung malaikat kecil berada di sekeliling, dan mata air menyembur dari belakang mereka.     

Pei Qiqi melihat Zhao Ke bersama seorang gadis berusia sekitar 15 tahun.     

Gadis itu memiliki paras yang sangat cantik. Setengah bagian rambutnya diikat, dan separuh lainnya terurai di belakang punggungnya. Dia mengenakan gaun putri yang berenda-renda. Ada sebuah papan kanvas yang bertengger di depannya. Dia sedang melukis menggunakan cat minyak, dan Zhao Ke menemani di sampingnya.     

Pada saat ini, tatapan Zhao Ke tampak begitu lembut, dan jari-jarinya berada di atas lukisan cat minyak itu. Dia menoleh melihat gadis itu dari waktu ke waktu. Penampilannya sangat berbeda dari yang terakhir kali Pei Qiqi lihat.     

Pei Qiqi berdiri di sana dengan tatapan kosong . Dia merasa seluruh tubuhnya seperti telah mati rasa     

Ternyata, ibunya dapat bersikap lembut dan juga menyayangi anaknya.     

Zhao Ke mengangkat pandangannya dan tanpa sengaja melihat keberadaan Pei Qiqi... Sorot matanya seketika berubah tajam. Kemudian dia menundukkan kepalanya dan mengatakan sesuatu kepada gadis di sebelahnya. Gadis itu mengarahkan pandangannya melihat Pei Qiqi. Dia tampak bingung, tetapi segera menuruti perintah ibunya dan masuk ke dalam vila.     

Zhao Ke menghampiri Pei Qiqi dan langsung masuk ke pokok pembicaraan, "Apakah kamu berubah pikiran?"     

Pei Qiqi tidak mengatakan apapun dan hanya menatapnya.     

Zhao Ke menjadi gelisah. Sorot mata Pei Qiqi membuatnya benar-benar tidak nyaman.     

Dia tidak suka melihat Pei Qiqi sama sekali. Melihat Pei Qiqi seperti melihat penampilannya yang sangat memalukan sebelumnya... Pada saat itu, demi anak di perutnya, dia merelakan hatinya untuk tidur dengan Pei Minghe sepanjang malam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.