Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Jalan Hidup Pei Qiqi (1)



Jalan Hidup Pei Qiqi (1)

0"Qiqi, ayah merasa seperti mendapat banyak anugerah dari sang Maha Pencipta akhir-akhir ini, bahkan kinerja perusahaan juga berkembang pesat." Ekspresi Pei Minghe sangat puas. "Di umurku yang sudah tua ini, tak disangka ada banyak keajaiban yang datang."     
0

Zhou Meilin duduk di kejauhan dan berkata dengan masam, "Semua itu terjadi karena dorongan dari Keluarga Jin Rong. Jika tidak, apa kamu benar-benar berpikir kehidupanmu bisa berbalik 180 derajat dan keberuntungan selalu berpihak padamu, hah?"     

Pei Minghe tersenyum canggung. "Sebagian, sebagiannya adalah hasil jerih payahku sendiri!"     

"Ayah adalah yang terbaik di hatiku!" Pei Qiqi berbisik lirih untuk menghibur Pei Minghe.     

Pei Minghe tersenyum lagi. Tampak kepuasan yang tak terbatas dari senyumannya.     

Mendengar ucapan Pei Qiqi, Zhou Meilin pun segera menyahut dengan nada sarkastis, "Cih, tak berguna! Berlagak menghibur diri"     

"Bagaimana bisa kamu berbicara kasar seperti itu di hadapan anak-anak?" Pei Minghe tidak bisa diam saja melihat kelakuan istrinya dan langsung menegurnya. Dia tidak peduli, biasanya Zhou Meilin memang selalu berkata-kata kasar, tapi apakah pantas dia bicara seperti itu di depan anak-anak?      

Zhou Meilin tersenyum aneh. "Qiqi sudah bukan anak-anak lagi."     

Seolah tidak paham maksud dari ucapan Zhou Meilin, Pei Qiqi tersenyum pada ayahnya dan berkata, "Iya, Ayah. Aku dan Pei Huan sama-sama sudah dewasa."     

Zhou Meilin benar-benar sangat kesal. Bocah tak tahu diri ini sangat lucu sekali. Mulutnya benar-benar pintar bicara.     

Namun, dia tidak menyombongkan diri lagi. Dia dan Pei Huan sekarang sudah mengerti bahwa Tang Yu lah yang selalu ada di belakang Pei Qiqi. Jadi, tidak ada untungnya mereka menyinggung gadis sialan itu. Tetapi, dia ingin lihat berapa lama bunga Pei Qiqi dapat mekar di tempat tidur Tang Yu.     

Pei Qiqi tidak tinggal lebih lama lagi di sana, padahal Pei Minghe sangat berharap bisa makan malam bersama putrinya itu. Pada jam 4 sore, Pei Qiqi tidak langsung kembali ke Xiacheng, melainkan pergi ke perpustakaan kota untuk meminjam dua buku.     

Ketika dia keluar, gelombang panas yang dibawa oleh matahari yang cerah menembus kulitnya, dan seluruh tubuhnya terasa seperti terselimuti oleh cahaya panas.     

Pei Qiqi mengangkat tas kecilnya di atas kepala untuk menghalangi sinar matahari sambil berjalan perlahan menuju halte bus.     

Tiba-tiba, sebuah mobil RV hitam perlahan berhenti di sampingnya. Pei Qiqi pun segera mundur selangkah.     

Jendela mobil diturunkan ke bawah, dan tampak seorang wanita berwajah sangat cantik duduk di kursi pengemudi dengan sepasang kacamata hitam Chanel bertengger di pangkal hidungnya yang indah. Bibir merahnya yang indah bergerak dengan ringan. "Nona Pei, aku adalah ibunya Tang Yu. Aku ingin mengobrol denganmu."     

Pei Qiqi memandangnya, tapi tatapannya tidak dapat menembus mata wanita itu.     

Wanita di dalam mobil itu mengaku sebagai ibu Tang Yu, tapi Pei Qiqi sudah pernah bertemu dengan Lin Yun, dan wajahnya tidak seperti ini.     

"Maaf, aku tidak mengenalmu!" Pei Qiqi mundur selangkah dan kembali berjalan menuju halte bus.     

Wanita cantik di dalam mobil itu adalah Zhao Ke. Dia melepas kacamata hitamnya dan menghentikan Pei Qiqi. "Tunggu sebentar."     

Pei Qiqi reflek menoleh kembali, lalu seketika tertegun.     

Wajah wanita itu... sangat mirip dengan dirinya. Dia pernah diam-diam melihat foto-foto Pei Minghe.     

Dan wanita ini persis sama dengan wanita yang ada di foto milik ayahnya itu.     

Darah di tubuhnya terasa mengalir deras dan seperti menggumpal sepenuhnya, hingga Pei Qiqi tidak bisa menggerakkan tubuhnya.     

Nada suara Zhao Ke sedikit mereda, tidak setinggi sebelumnya, "Masuklah ke dalam mobil. Ini bukan tempat untuk mengobrol."     

Pei Qiqi menekan bibirnya menjadi garis lurus sampai tampak memucat.     

Setelah berpikir selama beberapa saat, dia akhirnya menarik pintu belakang mobil dan duduk di sana.     

Zhao Ke memasang kacamata hitamnya lagi dan memutar kemudi mobil.     

Sepuluh menit kemudian, Zhao Ke membawa Pei Qiqi ke sebuah kafe yang sangat tertutup, lalu mereka masuk ke sebuah ruangan kecil.     

Mereka duduk saling berhadapan, dan tatapan Pei Qiqi langsung tertuju ke arah Zhao Ke.     

Penampilan Zhao Ke dipenuhi dengan kemewahan. Setelan Chanel membuat orang itu semakin menawan. Dengan riasan cantik di wajahnya dan rambut yang disanggul, dia benar-benar terlihat seperti seorang wanita kelas atas.     

"Dua cangkir kopi latte." Zhao Ke memesan pada pelayan, lalu menatap Pei Qiqi. "Kamu tidak pesan?"     

Pei Qiqi menggelengkan kepalanya dengan pelan. Sebenarnya, dia tidak minum kopi.     

Tidak lama kemudian, pesanan kopi sudah dihidangkan, dan pelayan pun segera keluar dari ruangan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.