Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Jalan Hidup Pei Qiqi (3)



Jalan Hidup Pei Qiqi (3)

0Pei Qiqi mengira bahwa dirinya tidak akan memedulikan ibu kandungnya seumur hidupnya. Namun, ketika Zhao Ke muncul di depannya, ternyata dia masih... tetap saja tidak bisa mengendalikan diri.      
0

Ternyata, dia juga haus kasih sayang seorang ibu.     

Tapi sekarang, hatinya seolah telah diguyur hujan.     

Sampai menembus lubuk hati yang paling dalam, dan rasanya benar-benar dingin.     

Dia tidak tahu berapa lama dirinya telah duduk di sana. Pelayan telah datang menghampirinya dua kali. Namun, begitu melihat penampilan Pei Qiqi yang seperti itu, pelayan itu diam-diam pergi lagi.     

Sampai langit di luar sudah gelap, Pei Qiqi baru berjalan keluar dengan terhuyung-huyung. Langit mengguyur bumi dengan hujan gerimis. Di bawah cahaya lampu jalan, rintik-rintik gerimis itu terlihat seperti jutaan jarum tipis dan halus yang berjatuhan serentak.     

Pei Qiqi mendongak dan menengadah ke langit, membiarkan hujan rintik-rintik menerpa wajahnya.     

Dia berjalan tanpa tujuan. Kakinya melangkah bebas sampai lelah. Darah merembes keluar bercampur hujan, menumpahkan noda darah berwarna merah tua.     

Hujan turun semakin deras, seperti kacang yang berjatuhan dari langit. Seluruh langit diselimuti warna abu-abu, bahkan lampu jalanan tidak bisa sepenuhnya menerangi gelapnya malam.      

Pada akhirnya, Pei Qiqi berjongkok dan memeluk lututnya dengan lengannya. Tubuhnya gemetar hebat.     

Kata-kata Zhou Meilin terus terngiang-ngiang di pikirannya.      

Pei Qiqi, kamu sama saja dengan ibumu yang jalang.     

Pei Qiqi tersenyum mengerikan. Syukurlah kalau memang mirip, maka dia tidak akan sakit.     

Ternyata, wanita yang melahirkannya tidak pernah mencintainya.     

Wanita itu baru datang padanya sekarang, hanya karena takut Pei Qiqi akan merusak kebahagiaannya.     

Tubuh Pei Qiqi membeku. Dia memeluk dirinya sendiri dengan erat, tetapi tidak bisa merasakan kehangatan sama sekali.     

Dia mendengar ponselnya terus berdering tanpa henti, tetapi dia tidak mau mengangkatnya.     

Setelah berselang waktu yang lama, ponselnya berhenti berdering.     

Wajahnya terkubur dalam kedua lututnya dalam keadaan mata terbuka. Pakaian yang dikenakannya sudah basah kuyup oleh hujan.     

Sebuah mobil sport hitam berhenti di samping Pei Qiqi, lalu beberapa orang-orang di dalam mobil membuka pintu dan melompat turun. Tanpa membuka payung, mereka bergegas berjalan menghampiri Pei Qiqi.     

Tang Yu mengulurkan tangannya dan mengangkat wajah kecil Pei Qiqi. Dia melihat wajah mungil gadis itu sangat pucat, seolah sudah tidak ada aliran darahnya.     

Dia menepuk-nepuk pipi gadis itu dengan lembut. "Pei Qiqi."     

Pei Qiqi sama sekali tidak merespon. Tang Yu menepuk-nepuk pipinya lagi sedikit lebih keras. Tak terasa, dia menepuk pipi Pei Qiqi terlalu keras hingga lebam kebiru-biruan.     

Kali ini, Pei Qiqi akhirnya tersadar. Wajahnya dibasahi air hujan, dan bulu matanya gemetar.     

Dia hanya menatap Tang Yu seperti itu. Bibirnya gemetar dan tidak kunjung mengeluarkan suara apapun untuk waktu yang lama.     

Sorot mata Tang Yu tenggelam dalam. Dia menggendongnya masuk ke kursi belakang mobil dan menyalakan pemanas. Kemudian, dia segera melonggarkan pakaian di tubuh Pei Qiqi.     

Tang Yu duduk di tempatnya dan menempatkan tubuh Pei Qiqi di pelukannya. Kemudian dia menarik handuk dan mengeringkan tubuh gadis itu dengan hati-hati.      

Ketika Tang Yu melakukan semua ini, Pei Qiqi sama sekali tidak melawan. Tampaknya dia telah kehilangan kesadarannya, sampai-sampai membiarkan Tang Yu melakukan semua ini… Tatapan matanya tampak kosong, tidak ada jiwa.     

Tang Yu tidak bertanya. Dia mengulurkan tangannya dan mulai membuka kancing baju Pei Qiqi satu per satu.      

Setelah melepaskan semuanya, Tang Yu membantunya berganti pakaian bersih dan menutup seluruh kancing dengan baik. Nada suaranya terdengar begitu suram. "Aku akan membawamu ke rumah sakit."     

Sialan! Tubuhnya barusan sangat dingin. Hanya berselang beberapa saat saja, sekarang menjadi sangat panas.     

Gadis itu berusaha keras untuk melepaskan diri dari pelukan Tang Yu, tetapi pada akhirnya dia tidak memiliki kekuatan dan sangat lemah. Pei Qiqi akhirnya mendongak dan mengarahkan pandangannya ke mata Tang Yu. Dengan suara yang terdengar begitu serak, dia berkata, "Aku tidak mau."     

Tang Yu menatapnya selama dua detik, lalu mengambil ponselnya dan melakukan panggilan telepon ke nomor Meng Qingcheng. "Telepon Ketua Dewan Rumah Sakit Shengyuan dan minta dia untuk datang ke Xia Cheng secepat mungkin."     

Di seberang telepon, Meng Qingcheng melihat layar ponselnya untuk memastikan. Tidak salah, memang Tang Yu yang meneleponnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.