Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Sorot Mata Tanpa Dosa (1)



Sorot Mata Tanpa Dosa (1)

0

"Kamu baru saja pindah keluar, pasti harus membeli banyak barang. Ayah tidak punya banyak, tapi masih bisa memberimu sedikit uang ini." Pei Minghe turun dari ranjang, dia kemudian berjalan pelan menghampirinya dan meletakkan uang itu di tangannya, "Ambil ini dulu, kalau tidak cukup, beritahu ayah lagi…"

0

Pei Minghe berhenti sejenak, dia lalu berkata sedih, "Awalnya aku selalu ingin agar suatu hari nanti bisa membelikan sebuah apartemen untukmu, saat kamu dewasa nanti kamu bisa pindah ke sana, tapi sekarang… bagus juga, bagus juga kalau kamu pindah sekarang."

Hati Pei Qiqi terasa seperti disirami, dia memanggil ayahnya, kemudian meletakkan wajah kecilnya di bahu ayahnya, "Ayah harus menjaga diri ayah baik-baik, ya."

Pei Minghe tertawa sejenak dan memasukkan uangnya ke dalam tas Pei Qiqi, "Hati-hati di jalan."

Saat turun ke bawah, Pei Qiqi mendongakkan kepalanya beberapa kali agar air matanya tidak jatuh…

Dia memberitahu dirinya sendiri kalau semua pengorbanan yang dilakukannya adalah pantas.

Saat dia pulang ke apartemen Xiacheng, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh. Dia merasa sangat lelah, setelah meletakkan barang-barangnya dia langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Karena dia tinggal sendirian, dia bahkan tidak membawa baju tidur dan langsung pergi ke kamar mandi, menyalakan air panas dan menyiram seluruh rasa letih di tubuhnya…

Tiba-tiba dia mendengar ada suara nyaring dari luar, seperti suara pintu yang ditutup.

Pei Qiqi segera membungkus dirinya dengan handuk dan menatap pintu kamar mandi dengan sedikit kebingungan…

Apa ada pencuri?

Di area elit seperti ini, mana mungkin ada pencuri?!

Dia kebingungan beberapa saat, sampai akhirnya dia memutuskan untuk melihat ke luar.

Kemudian, suara langkah kaki di luar terdengar semakin dekat mengarah ke kamar mandi!

Saat Pei Qiqi belum sempat bereaksi, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka…

Pei Qiqi menjerit dan menutupi tubuhnya dengan tangannya. Tubuhnya mengkerut berusaha untuk menyembunyikan apa yang bisa disembunyikan, sampai akhirnya dia berbalik dan menghadap ke dinding.

Orang yang datang itu adalah Tang Yu!

Ada tas kerja di tangannya, tapi ada aroma minuman keras dari tubuhnya, wajahnya terlihat sedikit merah, sepertinya dia pulang dari menjamu rekan kerja.

Dua kancing di kerahnya terbuka menunjukkan kulit dadanya yang putih bersih, lengan bajunya juga digulung sembarangan sampai ke siku, tidak terlihat seperti pimpinan perusahaan.

Walaupun dia bukan tipe pria yang sangat kekar, tapi setiap otot di tubuhnya terbungkus sempurna oleh daging dan kulitnya, benar-benar terlihat sangat menawan.

Di mata Pei Qiqi masih muncul sebuah rasa takut, dia sampai sekarang masih ingat dengan kegarangannya malam itu.

Tang Yu melempar tasnya ke atas meja, tubuhnya bersandar di ambang pintu, tatapannya tertuju pada tubuh Pei Qiqi.

Dia terlihat seperti sedikit terkejut.

Dia juga tidak menyangka kalau kedatangannya hari ini akan mendapatkan keuntungan seperti ini.

Tapi dia merasa sangat puas.

Dia puas dengan tubuh yang dia lihat di depannya.

Beberapa saat kemudian, akhirnya dia berkata, "Cepat lepaskan handuk itu!"

Suaranya yang sedikit serak itu pun seperti tidak bisa ditolak, namun terdengar sedikit kehangatan dalam nada suaranya.

Pei Qiqi gemetaran, mulutnya menjadi kaku…

Saat ini dia sama sekali tidak tahu betapa menawannya dia, rambut hitamnya basah tergerai di punggung putihnya yang harum, matanya bercahaya, tidak ada satupun yang buruk dari tubuhnya.

Tatapan Tang Yu menjadi dalam, seperti sudah tidak sabar lagi, dia mengulangi sekali lagi dengan suara serak, "Lepaskan."

Tubuh Pei Qiqi menempel ke dinding, dinding itu terasa sangat dingin, tapi tatapan pria itu membuatnya terasa panas seolah-olah bisa membakarnya…

Dia berusaha keras untuk bernapas dan tidak berani menatap Tang Yu, kemudian dia mendongak seperti makhluk kecil putus asa yang sedang berusaha sampai titik akhir…

Melihat tampangnya itu, Tang Yu tersenyum kecil dan menghampirinya, dia lalu bertanya dengan suaranya yang serak, "Takut?"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.