DENDAM DAN CINTA : Terbelenggu Hasrat cinta

BERANGKAT KE BALI



BERANGKAT KE BALI

0Rumah besar....     
0

"Jadi kapan kalian akan bulan madu apa menunggu sampai tahun depan baru kalian akan pergi?" tanya Tuan Mark pada Gladys dan Jeevan saat menemuinya.     

"aku harus memastikan dulu keadaan Ayah karena masih di rumah sakit sedang berdua tidak berani meninggalkan ayah kalau sudah di rumah seperti ini mungkin kita akan memikirkan rencana untuk pergi bulan madu." ucap Jeevan di samping ayahnya.     

"Ya sudah sekarang ayah sudah ada di rumah kalian bisa pulang dan pergilah bulan madu kemana kalian suka tapi jangan di sekitar sini ucap Tuan Mak dengan rasa serius     

"Kenapa tidak boleh di sekitar sini Ayah Bukankah itu akan lebih baik kita masih bisa melihat keadaan Ayah setiap waktu." ucap gadis yang tidak tega meninggalkan Tuan Mak sendirian     

"Kenapa kamu berpikir aku masih sakit apa kamu tidak ingin Ayah sembuh ada juga pembantu kalian bisa pergi bulan madu ke Bali atau ke manapun yang kalian mau." ucap Tuhan Mark dengan tatapan memerintah.     

Jeevan dan Gladys saling pandang kemudian menganggukkan kepalanya tidak bisa membantah apa yang sudah diputuskan ayahnya lagi.     

"baiklah ayah kita akan pulang dan akan menentukan bulan madu tapi sebelum itu Ayah harus diperiksa oleh." ucap ucapan memastikan keadaan ayahnya kalau benar-benar sudah sehat.     

"kenapa aku harus diperiksa lagi apa kalian meragukan dokter rumah sakit?? kalian jangan mencari alasan lagi sekarang pulang dan bersiap-siap berangkat ke mana saja setelah itu kalau kalian sampai langsung hubungi Ayah saya ingin tahu di mana kalian kalau masih di sekitar sini ayah akan marah." ucap tuan dengan sungguh-sungguh.     

Jeevan dan Gladys menelan salivanya kembali diam dan hanya menganggukkan kepalanya saja.     

"Baiklah ya kita pulang sekarang jaga diri ayah baik-baik kalau ada sesuatu langsung hubungi aku ya." ucap Jeevan merasa berat meninggalkan ayahnya sendirian tapi ayahnya sungguh keras kepala karena sama sekali tidak mau dikasihani oleh siapapun.     

Dengan perasaan berat akhirnya Jeevan dan Gladys pulang ke rumah dan mempersiapkan acara bulan madunya ke Bali seperti keinginan ayahnya.     

"Bagaimana sekarang Jeev? apa kita harus pergi ke pulau Bali? tanya Gladys dengan tatapan rumit saat sudah sampai di rumah.     

"Bagaimana lagi Kita harus pergi ke sana sebelum Ayah menghubungi kita dan kita masih tetap ada di sini pasti ayah akan marah besar." ucap jefan sambil berkemas membawa beberapa pakaian untuk tinggal beberapa hari di pulau Bali.     

"Baiklah aku akan mempersiapkan yang lainnya." Ucap Gladys sambil mempersiapkan alat-alat make up nya dan beberapa sepatu untuk dipakai di Bali.     

Setelah selesai menyiapkan semuanya jefan dan gadis pergi ke bandara dan mencari jadwal penerbangan secepatnya ke pulau Bali kebetulan ada jam terbang yang sudah mendekati.     

tanpa ada halangan dan rintangan gladis dan Japan sudah sampai di pulau Bali dengan selamat.     

"Sekarang kita sudah ada di Bali, sebaiknya kamu hubungi Ayah agar Ayah tidak memikirkan kita." ucap Gladys setelah berada di dalam taksi menuju ke hotel.     

jangan menganggukkan kepalanya kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi ayahnya     

berapa lama kemudian panggilannya diterima oleh ayahnya.     

"Di mana kalian sekarang? Apa kalian sudah di pulau Bali?" tanya tuan Mark dengan wajah terlihat gembira.     

"Iya benar kita sudah ada di pulau Bali kita sekarang berada di dalam mobil menuju ke hotel sekarang apa ya sudah senang tanya jevan melihat wajah ayahnya sangat terlihat bahagia.     

"Tentu ayah senang kalau kalian menuruti apa katanya sekarang kalian boleh bersenang-senang sepuas kalian Jangan pikirkan pekerjaan di sini biar Ayah yang menyelesaikan." ucap tuan dengan tersenyum sambil melambaikan tangannya pada Gladys.     

"Ayah jaga diri baik-baik Jangan sampai sakit jangan lupa minum obat ucap Gladys mengingatkan ayahnya untuk tepat waktu minum obat.     

Tuan Mark menganggukkan kepalanya dengan cepat sambil tersenyum.     

"Kalian jangan lupa pulang dari pulau Bali kalian harus hamil berikan ayah banyak cucu." ucap tuan Mark yang membuat Jeevan dan Gladys tertawa melihat kebahagiaan di wajah tuan Mark.     

"iya yah kami pasti akan membuat banyak cucu untuk ayah ucap jefan mengimbangi candaan ayahnya     

"ya sudah selamat bersenang-senang kabari ayah kalau kalian sudah melakukannya ucap tuan dengan bahagia akhirnya memutuskan panggilannya.     

Jeevan dan Gladys mengambil nafas lega setelah menghubungi ayahnya.     

"syukurlah Ayah kelihatan bahagia dengan kita berada di sini." ucap Jeevan serasa tidak percaya kalau hidupnya sangat berubah sejak bertemu dengan Gladys yang sudah menguasai hati ayahnya dan sekarang sudah menguasai hatinya.     

"kita pergi ke hotel mana Tuan Nyonya tanya sopir taksi yang sejak tadi diam masih mendengarkan gladis dan Javan bicara dengan ayahnya.     

"Antar kita ke hotel Kuta pak." ucap Jeevan pada sopir taksi yang membawanya dari bandara.     

Hampir dua jam perjalanan akhirnya jefan dan Gladys sampai juga di Hotel Kuta dekat pantai Kuta.     

setelah sampai di Hotel Kuta Javan dan Gladys masuk ke dalam hotel dan mengambil kunci kamar yang sudah mereka pesan sebelumnya.     

"Hotel ini sangat indah sekali sangat nyaman hembusan air laut masih terasa di sini." ucap Gladys sambil berbaring di tempat tidurnya     

Jeevan tersenyum melihat Gladys yang terlihat bahagia.     

"menurutmu bagaimana Jeev? apa tempat ini sangat indah atau hanya biasa saja?" tanya Gladys sambil melihat ke arah jendela.     

"kalau tidak bagus kamu tidak akan aku ajak ke sini karena tempat ini memang sangat indah sambil melepas kemejanya untuk membersihkan badannya yang terasa lengket.     

"Aku mau memberitahu Nadia kalau aku ada di sini pasti dia Ingin menyusul kita." ucap Gladys dengan tersenyum mengambil ponselnya untuk menghubungi Nadia.     

"Kenapa kamu menghubungi Nadia kalau dia ke sini kita akan terganggu dan kamu pasti akan menghabiskan waktumu hanya dengan Nadia bukan denganku." ucap Jeevan dengan nada bercanda bukan yang sesungguhnya     

"kamu kejam sekali kenapa aku tidak boleh bertemu dengan hadiah Bukankah kan lebih seru kalau kita bulan madu berempat kamu bisa jalan-jalan dengan Jonatan dan aku bisa jalan-jalan dengan Nadia." ucap Gladys dengan bibir cemberut     

"iya iya terserah kamu hubungi saja Nadia kalau dia ke sini tidak apa-apa tapi aku berharap Nadia dan Jonathan sudah sibuk di sana karena aku hanya ingin bulan madu berdoa hanya denganmu saja." ucap Jeevan masih menggoda Gladys.     

dengan bibir cemberut akhirnya Gladys menghubungi Nadia.     

tidak berapa lama kemudian panggilannya diterima oleh Nadia.     

"Nadia coba tebak aku ada di mana?" tanya Gladys pada Nadia agar mau menebaknya.     

"memangnya aku orang pintar kamu bertanya padaku kamu ada di mana kamu sekarang ada di mana?" tanya Nadia balik bertanya karena memang dia tidak tahu Gladys ada di mana.     

"Aku ada di Bali sekarang Ayah menyuruh kita harus berangkat hari ini Karena itulah kita berangkat mendadak sekali tanpa bisa memberitahu kalian Apa kamu tidak mau ke sini dengan Jonathan?" tanya gladis dengan antusias berharap Nadia dan Jonathan ikut menyusulnya ke Bali.     

****     

BULAN MADU     

"Aku tidak tahu aku belum bisa menjawabnya aku harus bicara dulu dengan Jonathan dia mau tidak untuk pergi ke pulau Bali karena kamu tahu kan kulit Jonathan sendiri sangat sensitif sekali kalau terkena cahaya matahari." ucap Nadia sambil melihat ke arah Jonathan yang masih sibuk bekerja.     

"Jangan jadikan alasan cahaya matahari Nadia!! Apa kamu tahu sekarang banyak sekali sunblock yang bisa menangkal cahaya matahari dan lagi pula Jonathan bisa pakai jaket bisa pakai payung dan topi." ucap Gladys dengan marah-marah.     

"Iya kamu benar tapi aku tidak tahu Jonathan mau ke sana atau tidak apa lagi baru saja kita pergi juga ke rumah danau entahlah aku akan memberitahunya dulu nanti kamu aku kabari ucap Nadia melihat lagi ke arah Jonathan yang masih fokus bekerja     

"Kenapa kamu tidak bilang sekarang saja di mana Jonathan biar aku yang bicara padanya ucap gadis tidak bisa menunggu lama ingin tahu jawaban Jonathan     

"Jonathan lagi sedang sibuk kerja aku bisa jadi tidak berani mengganggunya apa kamu berani tanya Nadia pada gladis yang selalu berani pada siapa saja     

"Kenapa kau tidak berani bicara dengan Jonathan berikan saja ponselmu padanya aku yang akan bicara ucap ladies sudah tak sabar menunggu bicara dengan Jonathan     

"tunggu sebentar aku akan berikan ponselnya pada Jonathan ucap Nadia kemudian mendekati Jonathan yang masih sibuk bekerja     

"Jo, Gladys mau bicara denganmu ucap Nadia dengan suara pelan.     

"Memang mau bicara apa? aku masih sibuk bekerja bilang sama Gladys kalau nanti saja." ucap Jonathan yang suaranya terdengar oleh Gladys.     

"Aku tidak bisa ditunda Jo! pekerjaanmu saja yang tunda!! aku mau bicara denganmu Jo!!" ucap Gladys dengan suara keras sehingga Jonathan menjauhkan wajahnya dari ponsel yang di pegang Nadia.     

"kamu mau bicara apa Glad? aku sedang sibuk sekarang aku tidak bisa makan kalau tidak bekerja ucap Jonathan dengan tenang     

"kamu jangan sombong walaupun kamu tidak bekerja uang yang akan datang padamu sekarang lebih baik kamu bersiap-siap datang ke pulau Bali kita berdua menunggumu sekarang kita ada di pulau Bali Jo ucapin gadis dengan antusias mengajak Jonathan untuk bersenang-senang di pulau Bali.     

"sepertinya aku tidak bisa glad, lain waktu saja kita bisa pergi bersama-sama." ucap Jonathan tidak ingin mengganggu bulan madu Jeevan dan Gladys     

Jonathan tahu, mungkin bagi Gladys dia lebih senang pergi bersama-sama dengan hadiah tapi sebagai kaum pria terkadang lebih menginginkan hanya berdua dengan pasangannya saja tanpa ada gangguan.     

"Kamu sangat jahat sekali Jo padahal aku ingin bersenang-senang dengan kalian terutama dengan hadiah ayolah temani kita dua atau tiga hari setelah itu kalian boleh pulang ucap Gladys tidak pantang menyerah membujuk Jonathan.     

Jonathan menghela nafas panjang menatap Nadia untuk meminta pendapatnya atas ajakan Gladys yang harus selalu dituruti.     

"Bagaimana Nadia Apa kamu mau pergi ke sana kalau kamu mau aku tidak bisa menolak keinginanmu ucap Jonathan pada Nadia yang sedang menatapnya sambil berpikir.     

"aku terserah padamu saja kalau kamu mau berangkat aku akan berangkat ucap Nadia mengembalikan keputusan pada Jonathan.     

"tapi bagaimana di sini masih banyak pekerjaan apalagi kita belum tahu Amanda mau menerima pekerjaannya itu atau tidak." ucap Jonathan dengan wajah serius     

"apa kita menemani gladi sebentar saja dua atau tiga hari setelah itu kita kembali biar Jane sama Renata yang handle semua sementara ucap Nadia dengan kening berkerut.     

"Jonathan Nadia Nadia kalian terlalu lama cepatlah ambil keputusan aku sudah menunggumu ucaplah semakin gencar membujuk Jonathan dan Nadia agar ikut ke pulau Bali.     

"baiklah kita akan menyusulmu ke sana tapi tidak hari ini hari ini kita masih banyak pekerjaan mungkin besok pagi kita akan ke sana ucap Jonathan memberikan keputusannya dan Gladys sudah tidak bisa lagi membujuknya.     

"baiklah kalian aku tunggu besok pagi Jangan tidak datang dan jangan membuat alasan lagi ucap gadis dengan sangat senang menutup panggilannya.     

"apa yang dikatakan mereka?" tanya Jeevan setelah keluar dari kamar mandi     

"Mereka mau menyusul besok pagi hari ini mereka sangat sibuk karena penetapan pemilik perusahaan sudah beralih menjadi milik Nadia ucap Gladys ikut merasa senang karena Nadia yang mempunyai keputusan dibanding yang lainnya     

terus terang saat Gladys mendengar Amanda ikut andil dalam perusahaan Jonathan dengan menanam modal hampir tujuh puluh persen tidak senang mendengarnya karena itu saat mendengar Nadia menjadi pemilik perusahaan itu hatinya sangat senang.     

"Apa kamu sudah bilang pada mereka kalau kita ada di Hotel Kuta tanya Jeevan sambil mengusap wajahnya dengan handuk.     

"aku belum bilang pada mereka karena terlalu cepat kita ngobrol Aku akan mengirim pesan pada Nadia saja kalau kita ada di hotel kota." ucap Gladys kemudian segera mengirim pesan kepada Nadia.     

beberapa saat kemudian mendapat balasan dari Nadia yang mengatakan oke.     

"sekarang kita rencana mau ke mana Gladys kita berdiam dulu di hotel atau kita langsung jalan-jalan?" tanya jefan sambil menyisir rambutnya.     

"sebaiknya kita tidak kemana-mana dulu tunggu Nadia sama Jonathan Kita istirahat saja seharian di sini atau kita bisa pergi ke pantai Kuta ucap Gladys memberikan pendapatnya.     

"baiklah terserah kamu saja sekarang sebaiknya kamu bersihkan badan kamu terlihat sangat lelah." ucap Jonathan sambil memberikan handuk pada Gladys.     

tanpa membalas ucapan Jonathan, Gladys menerima handuk dari Jonathan dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan badannya.     

sambil menunggu Gladys selesai mandi Jeevan berbaring di tempat tidur sambil melihat ponselnya.     

tiba-tiba saja Jeevan dikejutkan oleh pesan dari Ivan mantan kekasihnya yang Gay.     

"Ivan Kenapa dia mengirim pesan padaku?" tanya jevan dalam hati kemudian membuka pesan dari Ivan.     

"Hei sayangku, kamu Di Bali? aku melihatmu? kamu semakin tampan, aku merindukanmu. Aku pasti bisa merasakan tubuh indah seksi kamu." Ivan"     

kening jefan berkerut tidak tahu apa maksud Ivan mengirim pesan padanya, tapi dia merasa Ivan ada di Bali. Karena Ivan tahu kalau saat ini dia sudah di Bali.     

"aku yakin saat ini Ivan pasti ada di Bali Karena itu dia bisa melihatku tapi di mana dia Bagaimana kalau dia datang dan kembali melukai Gladys?" tanya Jeevan dalam hati.     

masih dengan tanda tanya dalam hatinya jefan melihat Gadis keluar dari kamar mandi segera saja jefan menghapus pesan dari Ivan yang bisa saja membuat Gladys menjadi tidak tenang.     

"ada apa aja kamu terlihat tegang sekali apa ada sesuatu dalam ponselmu?" tanya Gladys saat keluar dari kamar mandi melihat jefan sedang mengamati layar ponselnya.     

"tidak tidak apa-apa aku hanya sedang memeriksa beberapa pesan saja dan ternyata tidak ada masalah sekali di perusahaan." ucap jefan tidak mengatakan yang sebenarnya pada Gladys tentang pesan dari Ivan.     

Gladys menganggukan kepalanya percaya dengan apa yang dikatakan jefan tapi dalam hati gladis merasakan ada sesuatu yang disembunyikan jefan darinya.     

"kamu yakin tidak ada yang kamu sembunyikan dariku tanya Gladys sambil mendekati jefan yang sedang menatapnya     

"benar tidak ada aku baik-baik saja hanya mengamati pesan-pesan dari perusahaan ucap jefan meyakinkan Gladys agar tidak curiga padanya.     

"boleh aku lihat tanya Gladys sambil mengeluarkan tangannya ingin tahu apa sebenarnya yang ada di dalam pesan jefan hingga wajah zevan terlihat sangat tegang.     

berat hati jefan memberikan ponselnya pada Gladys sangat beruntung Javan sudah menghapus pesan yang dikirim Ivan padanya jika tidak pasti akan ada masalah besar karena gadis bukan tipe orang yang begitu saja menyerah pada seorang gay.     

dengan seksama Gladys mengamati pesan satu persatu yang ada di ponsel jevan namun apa yang dikatakan Jafar benar apa adanya kalau semua ada dari perusahaan.     

dengan tatapan dalam gladis menyerahkan kembali ponsel pada jefan     

"Aku tidak tahu mungkin memang aku tidak mengetahui ada sesuatu yang telah terjadi tapi aku mengenal suamiku bagaimana saat kamu pegang seperti itu pasti ada sesuatu yang sangat penting ucap gadis dengan wajah serius.     

Jevan menelan salivanya tidak tahu harus bilang apa pada Gladys namun dia tetap berusaha menenangkan diri dan tersenyum.     

"aku tahu kamu curiga padaku tapi percayalah tidak ada yang terjadi aku tadi hanya pegang sementara ucap ucapan sangat sulit untuk mengatakan yang sebenarnya pada Gladys.     

"Apa kamu yakin tidak terjadi sesuatu Kamu harus tahu Jeev, kita adalah suami istri kata ayah kita harus saling berbagi suka dan duka tidak boleh ada yang disembunyikan atau dirahasiakan apapun itu ucap gadis dengan sungguh-sungguh.     

jefan mahela nafas panjang kemudian menatap Gladys yang sedang menatapnya jeffan tahu sebelum dia mengatakan hal yang sebenarnya gladis tidak akan membiarkannya begitu saja.     

"aku sudah menghapus pesan itu karena aku tidak mau membuat kamu cemas tapi aku tidak bisa juga menyembunyikan hal yang bisa membuat kamu terluka ucap jefan akhirnya mengatakan sesuatu itu pada Gladys.     

"pesan dari siapa apa Ada seseorang yang mengancam kita tanya Gladys dengan tatapan dalam.     

Jeevan menganggukkan kepalanya dengan pelan.     

"Evan yang mengirim pesan padaku dia tahu kalau kita ada di Bali dan dia sepertinya masih menginginkan aku mungkin dia ada di sini aku merasakannya dia ada di sini dan itu sangat berbahaya bagi kita ucap jefan dengan wajah terlihat cemas.     

"tidak apa-apa sepertinya pesan bisa dikembalikan lagi itu akan bisa kita buat jadi bukti kepentingan Aku ingin kamu bertindak tegas kali ini karena Ivan sudah membahayakan keselamatan kita mengganggu ketenangan kita." ucap Gladys sambil menggenggam tangan Jeevan     

"kamus benar sebaiknya kita memberitahu polisi tentang hal ini tapi kita belum tahu apa maksud Ivan entah maksud jahat atau baik kita tidak tahu ucap jefan masih berharap Ivan punya niat baik pada mereka.     

"kalau Ivan mengirim pesan masih menginginkan kamu berarti dia masih punya niat tidak baik pada kita dia masih mengharapkanmu ingin menghancurkan rumah tangga kita kamu harus tahu itu ucap Gladys berharap Japan tidak terpengaruh lagi oleh kedatangan Ivan.     

"kamu benar tapi aku masih berharap dia tidak melakukan kesalahan lagi kamu percaya padaku kan Gladys kalau aku tidak akan lagi melakukan kesalahan yang sama ucap jefan menatap penuh wajah Gladys.     

"aku percaya padamu kalau kamu sudah bersungguh-sungguh dengan pernikahan kita Percayalah padaku apapun yang terjadi aku akan mempertahankan kamu di jalan yang benar aku tidak akan membiarkan Ivan menghancurkanmu ucap Gladys dengan sungguh-sungguh.     

jefan menganggukkan kepalanya kemudian tersenyum dan memeluk gadis dengan pelukan yang sangat dalam.     

"kita harus bersatu kita harus saling menjaga satu sama lain agar kita tidak saling terjatuh aku membutuhkanmu untuk menjagaku ucap Jeevan sambil memeluk gladis dengan sangat erat.     

mendengar kesungguhan Javan Gladys memejamkan matanya seraya membalas pelukan jevan yang terasa hangat dan menenangkan hatinya.     

"apa kamu lapar tanya jefan setelah beberapa saat saling berpelukan.     

Gladys menganggukkan kepalanya sambil mengusap perutnya yang sudah berbunyi.     

"kalau begitu ayo kita keluar mencari makan di warung depan ucap Japan seraya turun dari tempat tidurnya untuk bersiap-siap keluar mencari makan.     

Gladys menganggukkan kepalanya saja mengikuti jefan yang mengajaknya keluar ke warung yang tidak terlalu ramai.     

"sepertinya makanan di sini sangat enak kita makan di sini saja ucap Japan dan Gladys seraya masuk ke dalam warung.     

"kamu mau pesan apa Gladys tanya jevan sambil berdiri di samping Gladys yang sudah duduk.     

"apa yang kamu mau pesan aku sudah sangat lapar ucap gadis sambil seraya mengambil kerupuk ikan yang tergantung di atas.     

setelah memesan makanan jefan duduk di samping gladis sambil menikmati pisang goreng yang sudah tersedia di atas meja.     

"Kamu mau pisang goreng?" tanya Jeevan sambil menyuapi Gladys tanpa malu dilihat orang-orang di sekelilingnya.     

wajah Gladys sedikit memerah karena perhatian Javan yang berlebihan padanya.     

"Apa kamu mau lagi tanya jevan kemudian menyuapi gladis lagi pisang goreng yang dipegangnya.     

"pisang gorengnya sangat enak sekali nanti belilah kita bawa ke hotel ucap Gladys dengan tatapan memohon.     

"apapun yang kamu inginkan kita akan membawanya ke hotel." ucap Japan dengan tersenyum tanpa menyadari tidak jauh dari mereka ada seseorang yang mengamati mereka dari seberang jalan.     

seseorang itu berbadan tinggi tegap dan terlihat sangat kekar mengamati Javan dan Gladys dari jauh ada kekecewaan yang terlihat jelas di wajahnya saat melihat jefan dan Gladys saling tersenyum dan saling memperhatikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.