DENDAM DAN CINTA : Terbelenggu Hasrat cinta

APA HANYA KONSPIRASI



APA HANYA KONSPIRASI

0"Ya Tuhan, semoga saja Tuan Jonathan menghilang dari kehidupan ini, agar aku tidak menghadapi masalah rumit seperti ini!" ucap Nadia dalam hati sambil mengikuti Marcos yang masuk ke dalam ruang ICU menemui Dokter yang sedang menangani Jonathan.     
0

"Dokter bagaimana keadaan Tuan Jonathan?" tanya Marcos menatap penuh Dokter yang sudah menangani Jonathan.     

"Tuan Jonathan baik-baik saja, kalian bisa melihatnya." ucap Dokter itu dengan tenang.     

Nadia menatap Dokter itu dengan tatapan berkedip, kedua keningnya mengkerut.     

"Bagaimana bisa Dokter itu mengatakan Tuan Jonathan baik-baik saja? padahal dia melihat dengan kedua matanya sendiri kalau Jonathan tidak bernapas, bahkan di layar monitor detak jantungnya tidak bergerak lagi. Apa ini sebuah keajaiban?" tanya Nadia dalam hati.     

"Benarkah itu Dokter? ini suatu keajaiban di saat Nona Nadia berjanji mau menjadi tunangan Tuan Jonathan dan menjaganya dari mata jahat, Tuan Jonathan langsung mendapatkan kehidupannya kembali." ucap Marcos dengan wajah terlihat bahagia.     

Dokter itu hanya tersenyum mendengar ucapan Marcos.     

"Dokter kenapa itu bisa terjadi? tadi aku melihatnya sendiri Tuan Jonathan tidak bernapas dan detak jantungnya di layar monitornya juga tidak bergerak. Kenapa sekarang Dokter mengatakan keadaan Tuan Jonathan baik-baik saja? apa keajaiban itu benar-benar terjadi pada Tuan Jonathan?" tanya Nadia ingin tahu apa penyebab dari semua itu.     

"Hal ini bisa saja terjadi pada beberapa orang. Keajaiban bisa saja terjadi, pada Tuan Jonathan. Waktu saya memeriksanya Tuan Jonathan bernapas normal, dan detak jantungnya di layar monitor juga bergerak walau sangat pelan. Semoga Tuan Jonathan bisa segera sadar dan kita tidak perlu lagi memindahkannya ke rumah sakit yang lebih besar." ucap Dokter dengan ramah.     

Nadia menganggukkan kepalanya walau dalam hatinya masih tidak percaya dengan semua yang di dengarnya.     

"Baiklah, karena keadaan Tuan Jonathan sudah baik-baik saja. Saya permisi dulu untuk memeriksa pasien yang lain." ucap Dokter dengan tersenyum kemudian meninggalkan Nadia dan Marcos.     

"Nona Nadia, tolong kali ini jaga Tuan Jonathan dengan baik. Aku akan pergi ke kantin untuk beli makanan untukmu. Nona Nadia pasti sangat lapar kan?" tanya Marcos dengan penuh perhatian.     

Kening Nadia mengkerut melihat perubahan Marcos yang begitu cepat berubah.     

"Sangat aneh, kemarin sangat baik? tadi marah-marah? sekarang baik lagi. Apa yang terjadi pada Tuan Marcos?" tanya Nadia dalam hati sambil melihat Marcos yang terburu-buru pergi sambil menerima ponselnya yang berbunyi.     

"Ya Tuhan, apa sebenarnya yang terjadi? apa ini karma bagiku? atau hanya sebuah peringatan agar aku tidak meneruskan balas dendamku?" ucap Nadia sambil menekan pelipisnya merasa semua rencananya telah berantakan.     

"Lihat Tuan Jonathan! semua rencanaku berantakan karena dirimu! bukan orang tuamu saja yang membuat orang tuaku menderita tapi kamu juga telah membuat hidupku menderita dengan sandiwara tunangan ini." ucap Nadia seraya mendekati wajah Jonathan dan menatap penuh wajah Jonathan yang pucat pasi.     

"Bangunlah Tuan Jonathan, bukankah kamu sudah baik-baik saja? Jangan berpura-pura lagi di hadapkanku!! Aku bukan wanita bodoh Tuan Jonathan! kamu tidak koma kan?" ucap Nadia seraya mengambil tabung oksigen di hidung Jonathan dan menjepit hidung Jonathan dengan gemas.     

"Ayo... bangun Tuan Jonathan! buka matamu!! Jangan berpura-pura lagi!" ucap Nadia sambil melihat reaksi Jonathan setelah mencabut tabung oksigen dan menjepit hidung Jonathan dengan cukup kuat.     

Wajah Nadia berubah pucat saat melihat dada Jonathan naik turun dengan nafas tersengal-sengal. Apalagi saat melihat detak jantung Jonathan di layar monitor menjadi tidak beraturan.     

"Ya Tuhan, Tuan Jonathan benar-benar belum sadar! mati aku kalau Tuan Marcos tahu tentang hal ini!" ucap Nadia seraya memasang kembali tabung oksigen pada hidung Jonathan.     

"Ayolah... Tuan Jonathan, kamu jangan mati! kamu harus kembali tenang seperti tadi, aku minta maaf dan aku menarik kata-kataku oke." ucap Nadia sambil menatap wajah Jonathan semakin dekat dari sebelumnya.     

Entah suatu kebetulan atau keajaiban keadaan Jonathan kembali stabil setelah Nadia minta maaf dan menarik kata-kata jahatnya pada Jonathan.     

"Uhhhh... ternyata aku harus lebih berhati-hati kalau bicara dengan Tuan Jonathan, sepertinya dia punya pendengaran yang sangat tajam." ucap Nadia dalam hati masih berada tepat di hadapan wajah Jonathan.     

"Nona Nadia, apa yang anda lakukan dengan posisi seperti itu?" tanya Marcos tiba-tiba datang dengan kening mengkerut.     

Segera Nadia menjauhkan wajahnya dengan wajah merah padam.     

"Maaf Tuan Marcos, aku hanya memastikan Tuan Jonathan masih hidup dan bernapas." ucap Nadia dengan kata-kata yang salah.     

"Apa Nona Nadia berharap Tuan Jonathan tidak bernapas?" tanya Marcos menghampiri Nadia sambil menyerahkan satu kotak nasi untuk Nadia.     

Nadia menerima kotak nasi dengan perasaan gugup tidak bisa menjawab pertanyaan Marcos saat Marcos mengamati wajah dan dada Jonathan juga detak jantung Jonathan di layar monitor.     

Marcos mengambil nafas panjang, merasa lega tidak terjadi sesuatu pada Jonathan.     

"Nona Nadia, sebaiknya anda makan dulu biar aku yang menjaga Tuan Jonathan." ucap Marcos seraya mengambil kursi untuk duduk di dekat Jonathan.     

"Tuan Marcos, apa aku boleh pulang? aku tidak mungkin seharian di sini kan?" ucap Nadia merasa tubuhnya membutuhkan air untuk mandi juga pakaian.     

"Sayang sekali itu benar Nona Nadia, Nona harus menjaga Tuan Jonathan sampai Tuan Jonathan sadar dari komanya. Berikan saja alamat anda, biar aku yang mengambil pakaian anda." ucap Marcos seolah-olah tahu apa yang di pikirkan Nadia.     

"Ohh... tidak perlu Tuan Marcos, biar aku meminta temanku untuk mengantar pakaianku ke sini." ucap Nadia gugup tidak ingin Marcos tahu tentang kehidupannya.     

"Kalau begitu tidak ada masalah lagi, silahkan anda makan dulu. Karena sebentar lagi aku harus pulang untuk mengambil pakaian baru Tuan Jonathan." ucap Marcos duduk tenang di samping Jonathan.     

"Aku tidak tahu apa yang terjadi di sini? aku merasa ada sebuah konspirasi untuk menjebakku agar aku bisa dengan Tuan Jonathan. Ini pasti konspirasi Tuan Jonathan dengan Tuan Marcos." ucap Nadia dalam hati sambil mengunyah makanannya melihat ke arah Marcos yang duduk tenang di samping Jonathan.     

"Nona Nadia apa anda sudah selesai makan? aku harus segera kembali. Nyonya Anne memintaku segera kembali." ucap Marcos mengalihkan pandangannya pada Nadia.     

"Sebentar lagi Tuan Marcos." ucap Nadia sambil mengunyah suapan terakhir.     

Setelah menunggu beberapa menit, Marcos bangun dari duduknya setelah melihat Nadia selesai makan.     

"Baiklah Nona Nadia, aku permisi pulang dulu. Tolong jaga Tuan Jonathan dengan baik, jangan sampai terjatuh sesuatu lagi pada Tuan Jonathan." ucap Marcos dengan wajah serius.     

Nadia menganggukkan kepalanya dengan meremas kedua tangannya di balik punggungnya.     

"Aku percaya padamu Nona Nadia, jangan mengecewakan aku. Aku sudah berusaha terbaik untuk menjaga Tuan Jonathan. Tolong jangan anda hancurkan." ucap Marcos dengan tatapan sungguh-sungguh kemudian meninggalkan Nadia dengan sejuta pertanyaan dalam hatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.