DENDAM DAN CINTA : Terbelenggu Hasrat cinta

APA INI KARMA



APA INI KARMA

0"Seharusnya anda mati saja Tuan Jonathan, agar aku tidak perlu mengotori tanganku untuk balas dendam pada Tuan Daren." ucap Nadia tak lepas pandangannya dari wajah Jonathan, yang tiba-tiba kesulitan bernapas dengan dadanya naik turun ke atas beberapakali kemudian menurun pelan seiring bunyi panjang di layar monitor yang menunjukkan garis lurus memanjang.     
0

Nadia menegakkan punggungnya menatap tak berkedip ke arah layar monitor. Bagaimana ucapannya bisa langsung terjadi. Dan itu sangat membuatnya terkejut dan shock.     

Entah perasaan apa yang ada di hati Nadia setelah mengetahui hal itu membuat Nadia panik dan menekan tombol emergency.     

Setelah menekan tombol emergency, Nadia juga berteriak memanggil Dokter dan perawat yang ada di samping kamar ICU.     

"Dokter!! Suster!!! tolong lihat Tuan Jonathan! keadaannya tidak baik! jantungnya tidak berdetak lagi! bahkan detak jantungnya di layar monitor tidak jalan!" ucap Nadia dengan perasaan takut.     

Nadia benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana apa yang di ucapkannya menjadi kenyataan.     

"Ya Tuhan! tolong ampuni aku! aku memang ingin balas dendam tapi tidak seperti ini. Aku tidak mau terlibat sebab kematiannya Tuan Jonathan. Tolong selamatkan Tuan Jonathan." ucap Nadia sambil meremas kedua tangannya menahan rasa takutnya.     

"Nona Nadia!! apa yang terjadi pada Tuan Jonathan? aku percayakan Tuan Jonathan padamu? kenapa malah seperti ini? Baru saja Nyonya dan Tuan Dares pulang, Tuan Jonathan mengalami hal seperti ini? apa yang Nona Nadia lakukan pada Tuan Jonathan?" tanya Marcos dengan tatapan rumit, wajahnya terlihat panik dan tegang menatap Nadia yang ketakutan.     

"Aku tidak melakukan apa-apa Tuan Marcos, percayalah. Aku tidak melakukan apa-apa. Aku hanya duduk diam dan menjaganya saja." ucap Nadia dengan kedua matanya berkaca-kaca merasa takut kalau Marcos akan melaporkannya pada Tuan Dares atau lapor pada polisi.     

"Baiklah, aku berusaha percaya pada Nona. Dan aku tidak akan melaporkan hal ini pada Tuan dan Nyonya Dares atau pada Polisi. Tapi ada satu syarat yang harus Nona lakukan kalau Tuan Jonathan selamat dari masa kritis ini." ucap Marcos dengan wajah serius.     

"Baiklah Tuan Marcos, aku akan melakukan apapun yang Anda inginkan asal aku tetap bekerja di tempat Tuan Daren." ucap Nadia merubah cara balas dendamnya.     

"Di saat Tuan Jonathan sadar, Nona harus bersedia bersandiwara menjadi tunangan Tuan Jonathan. Tuan Jonathan harus kita jauhkan dari Nona Amanda." ucap Marcos dengan serius.     

Nadia mengangkat wajahnya dengan perasaan tak percaya kalau Marcos mengancamnya dengan bersandiwara menjadi tunangan Jonathan.     

Lalu sandiwaranya dengan Jean bagaimana?     

"Maaf Tuan Marcos, sepertinya aku tidak bisa bersandiwara menjadi tunangan Tuan Jonathan. Aku sendiri sudah punya tunangan Tuan Marcos? bagaimana aku bisa mengkhianati tunanganku?" ucap Nadia tidak ingin menambah masalah dalam hidupnya.     

"Baiklah, kalau begitu aku akan menghubungi Tuan Dares sekarang kalau Tuan Jonatan anfal karena Nona Nadia." ucap Marcos seraya mengambil ponselnya kemudian menekan nomor kontak Tuan Dares.     

"Hallo Tuan Dares, saya memberi kabar..." Marcos tidak melanjutkan ucapannya saat Nadia menyela ucapannya.     

"Tunggu Tuan Marcos, baiklah aku akan melakukannya." ucap Nadia dengan tatapan rumit. Sungguh Nadia tak percaya kalau Marcos yang selama ini mendukungnya sekarang menjadi musuhnya seperti Jonathan.     

"Keputusan yang sangat baik Nona Nadia, aku senang mendengarnya. Aku harap Nona menepati janji yang telah Nona ucapkan. Berjanjilah atas nama orang tua Nona?" ucap Marcos dengan wajah serius.     

"Apa aku harus bersumpah demi nama orang tuaku Tuan Marcos? ini hanya sandiwara Tuan Marcos! Aku tidak mau!" ucap Nadia merasa berat bersumpah demi orang tuanya hanya untuk bersandiwara menjadi tunangan Jonathan.     

Padahal sebelum dia masuk ke rumah Daren sudah bersumpah pada orang tuanya untuk menghancurkan keluarga Daren.     

Bagaimana itu mungkin? bukankah itu sama saja dengan yang namanya karma??     

"Baiklah, mungkin aku harus telepon Polisi saja, agar Tuan Daren tidak turun tangan dalam masalah ini. Mungkin Nona Nadia akan di jatuhi hukuman beberapa tahun penjara karena perencanaan pembunuhan pada Tuan Jonathan." ucap Marcos dengan nada dingin.     

Nadia mengangkat wajahnya, benar-benar tidak percaya dengan apa yang di katakan Marcos. Bagaimana bisa Marcos tiba-tiba berubah sikap padanya. Lalu untuk apa waktu itu Marcos menyelamatkan dirinya dari jebakan Jonathan?     

"Tuan Marcos, aku tidak takut dengan tuduhan itu. Anda tidak bisa seenaknya menuduh seseorang tanpa bukti." ucap Nadia berusaha untuk tenang dan tidak takut.     

"Nona Nadia, jangan keras kepala. Apa Nona tahu siapa yang Nona hadapi? Keluarga Tuan Daren orang terkaya di kota ini! semua bisa terjadi atas kehendaknya!" ucap Marcos dengan suara penuh tekanan.     

"Apa yang di katakan Gladys sangatlah benar. Aku tidak bisa main-main dengan keluarga Daren. Mereka memang berkuasa dan semua bisa di beli dengan uang. Sepertinya aku tidak bisa lepas dari masalah ini. Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam!! kenapa aku harus bersandiwara bertunangan dengan manusia aneh itu!" ucap Nadia dalam hati sambil mengusap wajahnya.     

"Baiklah Tuan Marcos aku berjanji atas orang tuaku, aku akan menepati janji." ucap Nadia dengan perasaan berat.     

"Maafkan aku Ibu, aku terpaksa berjanji atas nama dirimu untuk menepati janji pada Tuan Marcos. Tapi ibu tenang saja, balas dendamku tidak akan pernah berakhir. Semoga dengan menjadi tunangan Tuan Jonathan semakin banyak luang untuk balas dendam pada keluarga Daren." ucap Nadia dalam hati.     

"Apakah Nona Nadia benar-benar akan menepati janji mau bertunangan dengan Tuan Jonathan dan menjaga Tuan Jonathan dari semua wanita yang berniat buruk pada Tuan Jonathan? terutama niat buruk Nona Amanda?" tanya Marcos dengan tatapan penuh.     

"Tuan Marcos, kenapa sekarang aku harus berjanji untuk menjaga Tuan Jonathan dari wanita-wanita itu? Tuan Marcos tahu sendiri, Tuan Jonathan menyukai yang namanya wanita cantik! apalagi dengan wanita yang bernama Amanda. Tuan Jonathan sangat tergila-gila padanya sampai menyiksa diri karena wanita itu!" ucap Nadia semakin terpuruk dengan janji yang sudah terlanjur dia ucapkan.     

"Nona Nadia aku sangat serius, katakan untuk terakhir kalinya. Apa Nona berjanji demi nama orang tua Nona akan melakukan semua itu?" tanya Marcos dengan mengangkat ponselnya.     

Wajah Nadia berkabut ingin berteriak marah, tapi apa daya dia tidak ingin hidupnya berakhir dalam penjara.     

"Baiklah Tuan Marcos, aku berjanji demi nama ibuku akan melakukan semua hal itu." ucap Nadia dengan suara pelan merasa tubuhnya lemas seketika.     

"Terima kasih Nona Nadia, anda sangat membantu sekali. Ayo, sekarang kita lihat keadaan Tuan Jonathan." ucap Marcos dengan lembut, dan wajahnya terlihat berubah drastis.     

Wajah Marcos terlihat bahagia, tenang dan tidak terlihat panik atau tegang lagi.     

"Ya Tuhan, semoga saja Tuan Jonathan menghilang dari kehidupan ini, agar aku tidak menghadapi masalah rumit seperti ini!" ucap Nadia dalam hati sambil mengikuti Marcos yang masuk ke dalam ruang ICU menemui Dokter yang sedang menangani Jonathan.     

.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.