DENDAM DAN CINTA : Terbelenggu Hasrat cinta

MALAM BERTABUR BINTANG (1)



MALAM BERTABUR BINTANG (1)

0Jonathan membuka matanya setelah bangun dari tidurnya lelapnya.     
0

Kening Jonathan mengkerut tidak melihat Nadia di kamarnya. Dengan perasaan kesal Jonathan mengambil ponselnya dan melihat jam tangannya.     

"Sudah jam sepuluh malam, Nadia tidak membangunkan aku, juga tidak ke sini? kemana dia?" tanya Jonathan sambil menekan tombol panggilan ke Nadia, tapi panggilannya tidak ada jawaban.     

"Pasti Nadia lupa dengan janjinya." ucap Jonathan dengan kesal menghubungi Marcos.     

"Marcos." panggil Jonathan dengan perasaan campur aduk antara kesal dan cemas karena tidak tahu di mana Nadia.     

"Ada apa Tuan?" tanya Marcos dengan tenang.     

"Cepat panggilkan Nadia." ucap Jonathan dengan singkat.     

"Bukankah Nona Nadia bersama Tuan?" ucap Marcos dengan suara pelan.     

"Kalau Nadia bersamaku, aku tidak akan bertanya padamu Marcos!" ucap Jonathan menegakkan punggungnya saat melihat Nadia masuk ke dalam kamarnya dengan membawa banyak bunga mawar yang sudah tertata di vas bunga.     

"Apa anda mencariku Tuan Jonathan?" tanya Nadia dengan tersenyum sambil meletakkan bunga mawar di atas meja yang ada di samping Jonathan.     

Sambil menatap Nadia yang duduk di sampingnya, Jonathan memutuskan panggilannya pada Marcos.     

"Darimana saja? kenapa tidak membalas panggilanku? dan kenapa tidak membangunkan aku?" ucap Jonathan dengan tatapan kesal.     

"Aku dari dapur, menata bunga mawar ini untuk Tuan. Aku baru bangun tidur juga Tuan, mungkin kita sama-sama capek." ucap Nadia dengan tenang tidak membantah ucapan Jonathan atau ingin berdebat.     

"Hem... apa bunga mawar itu benar untukku?" tanya Jonathan sedikit terobati dengan perhatian Nadia.     

"Sudah aku katakan bunga mawar itu untukmu Tuan Jonathan." ucap Nadia merasa canggung untuk mendekati Jonathan agar secepatnya bisa menikahinya.     

"Bisa ambilkan satu tangkai saja?" Ucap Jonathan dengan perasaan bahagia.     

Tanpa banyak bicara Nadia mengambil satu tangkai bunga mawar dan di berikan pada Jonathan.     

Setelah Jonathan menerimanya, Jonathan memberikan bunga mawar itu pada Nadia.     

"Untukmu dariku." ucap Jonathan dengan tatapan penuh.     

"Aku bingung, ini untukku? padahal aku sendiri yang memetik bunga mawar ini untukmu." ucap Nadia sambil menerima setangkai bunga mawar dari Jonathan.     

"Di mana-mana seorang pria yang memberikan bunga mawar pada seorang wanita." ucap Jonathan dengan tatapan yang sangat dalam.     

"Apa salah kalau aku memberikan bunga mawar itu untuk Tuan? bukankah Tuan Jonathan sangat menyukai bunga?" ucap Nadia dengan wajah serius.     

Jonathan menganggukkan kepalanya merasa hatinya meleleh dengan sikap manis Nadia.     

"Terima kasih, bukankah Jean juga menyukai Bunga? kamu juga pernah memberikan bunga pada Jean kan?" tanya Jonathan ingin tahu perhatian Nadia pada Jean.     

"Bagaimana aku bisa memberi Jean bunga, Jean yang punya bunga." ucap Nadia dengan tersenyum merasa senang Jonathan terlihat cemburu.     

"Aku juga yang punya taman di samping Nadia." ucap Jonathan tidak mau kalah.     

Nadia menghela nafas panjang merasa gemas melihat sikap Jonathan yang selalu ingin tahu perasaannya.     

"Kalau aku menjawab sering memberi bunga pada Jean, apa Tuan Jonathan akan menyukainya?" tanya Nadia seraya mengambil kursi roda Jonathan dan di dekatkan di samping tempat tidur.     

"Hem... seharusnya aku tahu hal ini sudah biasa bagimu kan? aku pikir, ini hal pertama kali kamu lakukan." ucap Jonathan merasa kecewa.     

Tanpa membalas ucapan Jonathan, Nadia mendekati Jonathan berniat mengangkat Jonathan ke kursi roda.     

"Kamu mau membawaku ke mana?" tanya Jonathan dengan kening mengkerut.     

"Melihat langit bertabur bintang." ucap Nadia dengan kekuatan penuh memindahkan Jonathan ke kursi roda.     

"Aku tidak mengerti Nad." ucap Jonathan sambil melihat Nadia menyelimuti tubuhnya tubuhnya dengan selimut hangat, juga mengambil syal dan di lilitkan ke lehernya.     

"Apa kita mau keluar Nad?" tanya Jonathan semakin penasaran dengan apa yang di lakukan Nadia.     

Tanpa bicara Nadia membawa Jonathan ke balkon kamar dan menghadapkan Jonathan tepat ke langit yang hitam bertabur cahaya bintang.     

"Kita berdua akan duduk di sini ngobrol sampai pagi sambil melihat bintang uang ada di atas sana." ucap Nadia berbisik di telinga Jonathan.     

Jonathan menatap Nadia dengan tatapan tak percaya, apa yang di inginkannya di penuhi oleh Nadia.     

"Apa anda senang Tuan Jonathan?" tanya Nadia dengan tatapan penuh.     

"Aku tidak tahu harus bilang apa padamu." ucap Jonathan membalas tatapan Nadia dengan tatapan penuh cinta.     

"Tunggu di sini sebentar." ucap Nadia beranjak dari tempatnya dan masuk ke dalam kamar.     

Setelah beberapa saat menunggu, Nadia datang dengan membawa minuman hangat dan beberapa potong cake keju kesukaan Jonathan.     

"Apa kamu sudah menyiapkan hal ini semua Nad?" tanya Jonathan dengan tatapan tak percaya.     

Nadia menganggukkan kepalanya dengan tersenyum.     

"Hanya untuk Tuan Jonathan, dan jangan bertanya aku pernah melakukannya pada Jean atau tidak. Karena aku belum pernah melakukan sebelumnya. Juga memberi bunga mawar pada laki-laki. Aku melakukannya baru pertama kali dan itu hanya pada anda." ucap Nadia dengan wajah serius.     

Hati Jonathan meleleh mendengar ucapan Nadia.     

"Apakah itu benar?" tanya Jonathan seraya menelan salivanya.     

Nadia menganggukkan kepalanya.     

"Aku tidak perlu mengulangi untuk yang kedua kalinya Tuan Jonathan." ucap Nadia dengan tatapan lembut.     

Wajah Jonathan memerah, mengalihkan pandangannya ke atas langit yang bertabur bintang.     

"Banyak sekali bintang malam ini, sangat indah sekali." ucap Jonathan seraya menatap langit dengan detak jantungnya yang berdegup sangat kencang.     

"Apa Tuan Jonathan menyukainya?" tanya Nadia duduk di samping Jonathan sambil memberikan teh hangat pada Jonathan.     

Jonathan menganggukkan kepalanya sambil menerima teh hangat dari Nadia.     

"Aku menyukainya, terima kasih. Kamu telah berhasil membuatku sangat terkejut dengan kejutan manis ini." ucap Jonathan sambil menikmati teh hangatnya.     

"Mau aku suapi cake keju yang aku buat khusus untuk anda Tuan?" tanya Nadia dengan suara lembut.     

Bibir Jonathan terasa kelu menjawab pertanyaan Nadia selain hanya menganggukkan kepalanya.     

Dengan penuh perhatian, Nadia menyuapi Jonathan cake keju buatannya.     

"Bagaimana Tuan? apa kue buatanku enak?" tanya Nadia menatap dalam wajah Jonathan yang putih pucat di bawah sinar cahaya bintang.     

"Hem.... sangat enak, aku menyukainya. Aku ingin kamu membuatnya setiap hari untukku." ucap Jonathan dengan tatapan sayu.     

"Aku pasti akan membuat setiap hari untukmu Tuan, di saat kita sudah menikah nanti." ucap Nadia dengan suara pelan menatap lembut wajah Jonathan dan mendekatkan wajahnya semakin dekat dengan wajah Jonathan.     

"Apa yang kamu katakan Nad? apa kamu mau menikah denganku?" tanya Jonathan tak lepas menatap kedua mata Nadia dengan jantungnya semakin berdetak sangat keras.     

"Hem... kalau Tuan Jonathan menginginkannya." ucap Nadia membalas tatapan mata Jonathan sambil meraih tengkuk lehernya dan mencium lembut bibir Jonathan dengan penuh perasaan.     

Jonathan memejamkan matanya, merasakan kelembutan bibir Nadia yang telah mencium bibirnya.     

"Aku ingin kita menikah Nad, tapi aku tidak tahu apa aku bisa membahagiakanmu dengan keadaanku yang seperti ini?" ucap Jonathan setelah melepas ciuman Nadia yang sudah menjadi candu baginya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.