DENDAM DAN CINTA : Terbelenggu Hasrat cinta

RAHASIA TERBONGKAR



RAHASIA TERBONGKAR

0"Ceritakan semua padaku Nona Nadia, aku akan membantumu asal Tuan Jonathan bahagia." ucap Marcos dengan serius menatap Nadia dari kaca spion depan sambil menjalankan mobilnya keluar dari halaman rumah besar.     
0

"Tidak ada yang bisa aku ceritakan lagi Tuan Marcos. Sejak aku berjanji pada Tuan tentang pertunangan ini, hidupku menjadi rumit. Aku tidak bisa lagi mencari jalan keluar, apalagi Tuan Daren dan Kamu Anne menginginkan kita menikah. Bagaimana aku bisa menikah dengan Tuan Jonathan kalau aku tidak mencintainya." ucap Nadia dengan emosi dan wajah kesal.     

"Tenangkan dirimu Nona Nadia, semua akan baik-baik saja. Seiring waktu, Nona Nadia dan Tuan Jonathan pasti bisa saling mencintai. Semua tergantung kesungguhan hati Nona Nadia dan Tuan Jonathan." ucap Marcos dengan tenang masih fokus dengan jalan di depannya.     

"Kesungguhan hati? tidak Tuan Marcos. Tuan Marcos tahu sendiri kalau Tuan Jonathan sangat arogan sekali. Kita berdua bagaikan minyak dan air tidak akan bisa bersatu." ucap Nadia dengan pandangan ke arah luar jendela.     

"Nona Nadia, di mana aku harus mengantarmu?" tanya Marcos setelah agak jauh dari rumah besar.     

"Lurus saja Tuan Marcos, nanti di depan ada perempatan lalu belok kiri melewati alun-alun kota." ucap Nadia sambil mengeluarkan ponselnya yang berbunyi beberapa kali.     

Kening Nadia mengkerut saat melihat nama Gladys di layar ponselnya.     

Dengan segera Nadia menerima panggilan Jean tanpa memperdulikan tatapan dari Marcos.     

"Hallo Glad." ucap Nadia sambil menahan nafas.     

"Nadia, apa yang terjadi padamu? aku baru saja melihat tayangan televisi kalau kamu bertunangan dengan Jonathan. Apa kamu sudah gila?" tanya Gladys dengan suara melengking.     

"Diamlah Glad, sekarang juga pergilah ke toko bunga Jean. Aku ke sana sekarang, waktuku hanya sedikit untuk menemui kalian." ucap Nadia dengan wajah suram.     

Tiba di toko bunga, Nadia segera keluar dari mobil Marcos. Sedikit berlari Nadia berjalan ke rumah kaca Jean.     

"Jean!! Jean!! di mana kamu?" panggil Nadia sambil membuka pintu rumah kaca.     

"Jean!" panggil Nadia lagi saat melihat Jean duduk di kursi kerjanya dengan punggung telungkup menyembunyikan kepalanya di kedua lengannya.     

Dengan perasaan cemas Nadia mendekati Jean dan menyentuh bahu Jean.     

"Jean." panggil Nadia mengguncang pelan bahu Jean.     

Jean bergerak perlahan dan mengangkat wajahnya menatap Nadia dengan wajah sedikit terkejut.     

"Nadia? kamu di sini? apa kamu tidak kerja? kamu baik-baik saja kan?" tanya Jean dengan wajah dan hidung yang merah.     

"Ya aku di sini, aku ingin bicara denganmu. Kamu kenapa? wajah dan hidungmu merah? apa kamu sakit?" tanya Nadia dengan cemas kemudian meraba kening Jean.     

"Sedikit demam, aku sakit flu dari semalam. Kamu belum menjawab pertanyaanku, apa kamu tidak kerja?" tanya Jean sambil mengusap wajahnya yang terasa panas.     

Nadia menghela nafas panjang, akan menjawab pertanyaan Jean tapi tiba-tiba pintu kaca terbuka.     

"Nadia!!" panggil Gladys berdiri di pintu dengan nafas terengah-engah.     

Jean mengkerutkan keningnya menatap Gladys kemudian menatap Nadia secara bergantian.     

"Ada apa kalian berdua? apa kalian berdua sudah punya janji bertemu di sini?" tanya Jean dengan tatapan heran dan tak mengerti.     

"Jean? apa kamu tidak tahu, kalau telah terjadi bencana dalam hidup Nadia?" ucap Gladys dengan tatapan kesal.     

"Kenapa dengan Nadia? apa terjadi sesuatu padanya? Nadia, ada apa? apa terjadi sesuatu padamu?" tanya Jean pada Gladys kemudian menatap Nadia dan memegang kedua bahu Nadia.     

Nadia menelan salivanya, tidak mampu menjawab pertanyaan Jean.     

"Baru saja Nadia bertunangan dengan Jonathan putra Tuan Daren orang terkaya di kota ini. Ini benar-benar gila kan?" ucap Gladys tanpa tahu kalau Jean dan Nadia juga sudah bertunangan walau hanya sandiwara.     

Kening Jean mengkerut menatap Nadia dengan tatapan penuh.     

"Apakah itu benar Nad? kamu bertunangan dengan Jonathan?" tanya Jean dengan tatapan tak percaya.     

"Apa kamu tidak melihat acara live berita selebriti dua jam yang lalu Jean? Nadia bertunangan dengan seorang CEO tampan putra satu-satunya Tuan Daren sebagai pewaris tunggal Perusahaan Daren Corps." ucap Gladys dengan emosi tinggi.     

Jean tidak mengatakan apa-apa selain menatap wajah Nadia dengan tatapan tak mengerti dan membutuhkan penjelasan.     

"Cukup Glad! kamu jangan menambah suasana hatiku tidak enak. Aku sudah kesal dengan masalahku ini. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku terjebak dalam konspirasi ini." ucap Nadia dengan wajah merah padam.     

"Jean, tolong aku Jean!! kamu harus membantuku menyelesaikan masalahku ini. Aku telah terjebak dalam masalah pertunangan sandiwara ini. Kamu harus membantuku Jean! sungguh, aku tidak tahu tentang pertunangan yang mendadak ini." ucap Nadia dengan tatapan rumit.     

Jean menghela nafas panjang, kemudian mengambil sebotol air dan di berikan pada Nadia.     

"Tenanglah, ambil nafas panjang. Setelah itu ceritakan dari awal apa yang terjadi antara kamu dan Jonathan hingga terjadi pertunangan ini." ucap Jean berusaha tenang dengan apa yang terjadi.     

Gladys menekan salivanya menatap Nadia dengan tatapan bersalah.     

"Maafkan aku Nad, aku bicara terlalu keras. Aku hanya mencemaskanmu. Aku tidak mau mendapat masalah besar dari keluarga Daren karena balas dendammu itu." ucap Gladys kelepasan bicara.     

"Apa yang kamu katakan Glad? Nadia punya dendam pada keluarga Daren? pada siapa? apa pada Jonathan?" tanya Jean dengan tatapan serius.     

Nadia menatap Gladys dengan tatapan kesal, bagaimana bisa Gladys kelepasan bicara. Gladys sungguh tidak tahu kalau Jean adalah teman dekat Jonathan.     

"Maaf Jean, aku salah bicara. Sebaiknya aku diam dan mendengarkan saja. Kalian berdua bicaralah." ucap Gladys serba salah mendapat tatapan kesal Nadia.     

"Nadia ceritakan semuanya dari awal. Dan juga tentang masalah balas dendammu itu. Aku tidak akan bisa membantumu kalau kamu tidak menceritakan semuanya padaku." ucap Jean dengan tatapan penuh kesabaran.     

Nadia menatap penuh wajah Jean kemudian menghela nafas panjang.     

"Aku akan menceritakan semuanya padamu. Tapi berjanjilah padaku untuk membantuku lepas dari pertunangan sandiwara ini." ucap Nadia dengan tatapan memohon.     

Jean menganggukkan kepalanya dengan pasti.     

Dengan nafas tertahan, Nadia menceritakan tentang penyebab ibunya meninggal dan membuatnya balas dendam pada Tuan Daren sekeluarga. Juga tentang awal masalah yang terjadi saat Jonathan ingin meracuninya dan ternyata Jonathan sendiri yang memakannya hingga Jonathan masuk rumah sakit dan keadaanya sangat kritis.     

"Lalu, bagaimana ceritanya kamu bisa bertunangan dengan Jonathan? apa itu keinginanmu juga? seperti yang telah kita lakukan di depan orang tuaku?" tanya Jean dengan wajah serius.     

"Tunggu Jean!!! apa yang kamu katakan? kamu dan Nadia melakukan apa di hadapan orang tuamu?" tanya Gladys dengan kening mengkerut.     

Jean menatap Nadia kemudian beralih ke Gladys yang menatapnya dengan tatapan curiga.     

"Apa yang kalian sembunyikan dariku? apa tidak ada yang bisa menjawab pertanyaanku?" tanya Gladys dengan kedua alisnya terangkat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.