DENDAM DAN CINTA : Terbelenggu Hasrat cinta

BERSENANG-SENANG



BERSENANG-SENANG

0"Baiklah Nadia, aku mau sayuran itu. Tapi kamu menciumku lebih dulu." ucap Jonathan sambil mendekatkan bibirnya pada bibir Nadia.     
0

"Tidak Tuan Jonathan, kalau Tuan Jonathan tidak mau makan. Aku akan meninggalkan Tuan Jonathan sendirian di sini." ucap Nadia dengan wajah di buat serius.     

"Coba saja kalau berani." ucap Jonathan dengan wajah menantang.     

"Benar? Tuan Jonathan tidak takut sendirian di sini? sekarang sudah malam sekali." ucap Nadia seraya bangun dari duduknya.     

"Aku tidak takut, aku laki-laki tidak akan ada yang berani memperkosaku. Tapi, kalau kamu tidak tahu lagi. Bisa jadi, preman tadi masih mengincar kamu dan akan memperkosamu beramai-ramai." ucap Jonathan menakuti Nadia sambil bersandar di dinding gazebo.     

Dengan cepat Nadia meloncat kembali ke gazebo dan mencengkeram salah satu lengan Jonathan.     

"Tuan jangan menakuti aku. Sungguh aku tidak bisa melawan empat orang. Kalau satu orang pasti aku bisa melumpuhkannya." ucap Nadia dengan tatapan matanya mengarah ke sekeliling taman hutan.     

Jonathan tersenyum sambil meringis merasa senang telah berhasil mengerjai Nadia, tapi cengkraman tangan Nadia membuat lengannya menjadi sakit.     

"Lepaskan tanganmu Nadia, apa kamu tidak tahu kalau kamu telah menyakiti lenganku?" ucap Jonathan sambil melihat kearah tangan Nadia yang masih mencengkeram lengannya.     

Seketika Nadia melepas tangannya dan menatap Jonathan dengan wajah memelas.     

"Maafkan aku Tuan Jonathan, aku tidak bermaksud menyakitimu. Aku takut kalau empat orang itu membeli lagi dan menyakiti kita." ucap Nadia memeluk lengan Jonathan dengan erat.     

Jonathan kembali melihat ke arah tangan Nadia yang sekarang memeluk lengannya.     

"Sudahlah Nadia, kamu jangan takut. Kalau empat preman itu datang lagi, kita akan hadapi sama-sama seperti tadi." ucap Jonathan membiarkan saja Nadia memeluk lengannya.     

Nadia menganggukkan kepalanya dengan cepat.     

"Setidaknya kalau ada Tuan Jonathan aku tidak akan takut menghadap mereka." ucap Nadia melupakan tentang sayurnya.     

"Itu lebih baik, sekarang cepat cium aku. Aku akan makan sayuran itu. Aku berjanji akan melindungi kamu dari preman-preman itu." ucap Jonathan mengingatkan akan sayuran yang belum di makannya.     

Nadia mengangkat wajahnya kemudian melepas tangannya dengan bibir cemberut.     

"Aku yakin ini hanya akal licik Tuan Jonathan untuk mengerjai aku." ucap Nadia dengan tatapan kesal.     

Jonathan tertawa puas melihat wajah Nadia yang merah padam karena kesal.     

"Aku sedang berusaha mengerjai kamu Nadia, tapi kamu terlalu pintar dan sudah mengetahuinya." ucap Jonathan sambil mengusap tengkuk lehernya.     

"Baiklah demi kesehatan Tuan Jonathan, aku rela menciummu. Asal Tuan Jonathan menghabiskan sayuran ini tanpa ada sisa." ucap Nadia dengan tatapan serius.     

"Aku tidak takut menerima tantangan itu, karena hadiahnya sangat layak untukku." ucap Jonathan dengan menahan senyum.     

"Tuan Jonathan memang benar-benar berotak mesum!" ucap Nadia dengan tatapan gemas.     

"Bagaimana Nadia? apa kamu sekarang mau mencium orang yang berotak mesum ini?" ucap Jonathan dengan tatapan menggoda.     

"Sialan!! aku benar-benar di kerjai Tuan Jonathan! Lihat saja nanti kalau sudah di rumah aku pasti aku membalasmu Tuan Jonathan!" ucap Nadia dalam hati dengan hati kesal.     

"Nadia? apa kamu melamun? apa kamu berniat untuk balas dendam padaku?" tanya Jonathan seolah-olah tahu apa yang di pikirkan Nadia.     

"Tidak!! Aku tidak memikirkan apa-apa." ucap Nadia mengusap tengkuk lehernya.     

"Kalau begitu kamu menunggu apa lagi? cepat lakukan sebelum aku berubah pikiran dan memilih tidur." Ucap Jonathan dengan senyum penuh kemenangan.     

"Baiklah Tuan Jonathan, kali ini aku mengalah. Tutuplah matamu, aku akan menciummu." ucap Nadia dengan tatapan kesal.     

"Aku menunggumu Nona Nadia." ucap Jonathan dengan suara berbisik kemudian menutup kedua matanya.     

Nadia mendekatkan wajahnya semakin dekat dengan wajah Jonathan.     

Dengan hati berdebar-debar Nadia mencium kening Jonathan dengan cepat.     

"Tidak di situ Nadia, aku tidak menginginkan kamu mencium keningku. Coba cium yang lainnya siapa tahu aku menyukainya." ucap Jonathan dengan tersenyum dan kedua matanya masih terpejam.     

Hati Nadia semakin gemas melihat Jonathan yang benar-benar mengerjainya.     

Dengan perasaan kesal Nadia mencium kedua mata Jonathan dan berharap kali ini Jonathan menyukainya.     

Jonathan menggelengkan kepalanya dengan pelan.     

"Bukan di situ juga Nadia, ciumlah di tempat yang lain lagi." ucap Jonathan seraya menegakkan punggungnya.     

"Sangat menjengkelkan Tuan Jonathan ini! apa maumu Tuan Jonathan!!" teriak Nadia dalam hati menatap wajah Jonathan dengan hati sudah mulai emosi.     

"Lalu...Aku harus mencium yang mana?" tanya Nadia dengan suara penuh tekanan.     

"Pakailah hatimu Nadia, aku masih belum menyukai ciumanmu. Coba di tempat yang lain." ucap Jonathan masih dengan mata terpejam.     

Sambil menahan sabar Nadia mencium kedua pipi Jonathan. Hati Nadia berharap kali ini ciuman yang di berikan adalah ciuman terakhir dalam hidupnya.     

"Maaf Nadia, sepetinya kamu masih belum beruntung. Aku masih belum menyukai ciumanmu. Cobalah lebih pakai hati dan perasaan. Dan tentunya di tempat lainnya." ucap Jonathan semakin tertawa dalam hati tidak bisa membayangkan wajah Nadia yang merah padam karena kesal.     

Nadia menelan salivanya benar-benar sudah tidak sabar menghadapi sikap Jonathan yang benar-benar keterlaluan.     

"Baiklah Tuan Jonathan, aku yakin kali ini anda pasti menyukainya." ucap Nadia berniat membalas dendam pada Jonathan.     

Dengan kesal Nadia menatap bibir Jonathan yang robek dan sedikit bengkak. Tanpa berpikir panjang lagi, Nadia mencium bibir Jonathan kemudian menggigitnya cukup keras.     

"Aaauhhhh!! sakit Nadia!! apa yang kamu lakukan? kenapa kamu menggigitku! lihat bibirku berdarah lagi." ucap Jonathan dengan wajah kesakitan.     

Nadia tertawa keras sambil memegang perutnya melihat Jonathan yang kesakitan sambil memegang bibirnya yang berdarah.     

"Aku tidak mau makan sayurannya, kamu telah curang Nadia." ucap Jonathan dengan tatapan kesal.     

Nadia masih tertawa sambil menutup mulutnya sangat puas melihat Jonathan kesakitan.     

"Tidak bisa seperti itu Tuan Jonathan, anda sudah berjanji makan sayuran ini kalau aku menciummu. Tapi Tuan Jonathan sudah curang, jadi aku harus membalas kecurangan anda." ucap Nadia seraya mengambil makanannya.     

"Tapi aku tidak bisa makan, bibirku sekarang terluka lagi. Mungkin dengan ciuman yang sedikit lembut rasa sakit di bibirku akan berkurang." ucap Jonathan dengan wajah memelas.     

Nadia menghela nafas panjang, benar-benar tidak sanggup dengan sikap Jonathan yang pantang mundur.     

"Baiklah Tuan Jonathan, aku akan melakukannya." ucap Nadia akhirnya mengalah mengakui keras kepalanya Jonathan.     

Dengan terpaksa Nadia mencium bibir Jonathan dengan sangat pelan dan hati-hati.     

Hati Nadia berdebar-debar saat Jonathan merespon ciumannya dengan membalas ciumannya dengan lebih intens.     

Tanpa sadar Nadia dan Jonathan terbawa suasana malam dan kelembutan bibir mereka.     

Dengan kedua mata yang terpejam Nadia dan Jonathan saling membalas ciuman dengan nafas yang sama-sama memburu.     

"Tuan Jonathan, cukup...aku tidak bisa bernapas." ucap Nadia dengan wajah merah padam menekan dadanya yang terasa sesak dan detak jantungnya yang berdegup sangat kencang.     

"Kamu harus banyak berenang Nadia, agar pernapasan kamu bisa panjang tidak seperti sekarang ini." ucap Jonathan dengan suara pelan dan tatapan yang sangat dalam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.