DENDAM DAN CINTA : Terbelenggu Hasrat cinta

RENCANA ANNE



RENCANA ANNE

0"Kenapa aku harus memaafkan kamu, kalau apa yang kamu katakan adalah benar. Aku laki-laki yang sombong dan tidak tahu diri yang lupa dengan keadaan yang sebenarnya. Aku cacat seumur hidup, yang tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa memberikan keturunan untuk Daddy dan Momy." ucap Jonathan dengan perasaan sedih.     
0

"Cukup Tuan Jonathan, jangan berkata seperti itu lagi. Tolong maafkan aku." ucap Nadia dengan tatapan bersalah.     

Jonathan terdiam menatap kedua mata Nadia yang menatapnya dengan berkaca-kaca.     

"Aku akan memaafkan kamu kalau kamu menemaniku makan malam di restoran mewah di kota ini." ucap Jonathan tidak tega melihat Nadia menangis.     

Nadia mengangkat wajahnya menatap wajah Jonathan yang sudah tenang kembali.     

"Tentu Tuan Jonathan, apapun yang kamu inginkan." ucap Nadia dengan sebuah senyuman.     

"Sekarang bantu aku! atau kamu lebih senang melihatku duduk di tanah seperti ini?" ucap Jonathan merasa hatinya sedikit tenang.     

Wajah Nadia memerah, sifat arogan Jonathan memang tidak bisa hilang. Tapi Nadia sedikit tahu Jonathan tipe orang yang mudah memaafkan.     

"Kamu tahu Tuan Jonathan, aku tidak senang melihatmu duduk di sini. Tapi aku senang bisa melihatmu wajah merahmu." ucap Nadia tersenyum sambil mengulurkan tangannya.     

Jonathan menyambut uluran tangan Nadia dengan wajah memerah.     

"Hem... akan aku balas atas kesenanganmu itu Nadia." ucap Jonathan dengan tatapan polosnya.     

Nadia tertawa sambil membantu Jonathan duduk di kursi rodanya.     

"Dengan senang hati aku menunggu pembalasan Tuan Jonathan." ucap Nadia dengan sebuah senyuman.     

"Kamu memang wanita aneh." ucap Jonathan selalu tidak bisa marah pada Nadia.     

"Aku akan mengantar Tuan Jonathan ke kamar, aku harus membereskan pakaianku." ucap Nadia sambil mendorong kursi roda Jonathan ke arah kamar Jonathan.     

***     

Di balik jendela taman samping, tampak Anne berdiri dengan tersenyum melihat pemandangan yang baru saja di lihatnya.     

"Nyonya bisa melihatnya, pertengkaran mereka tidak akan berlangsung lama. Mereka berdua mudah sekali bertengkar tapi mudah sekali saling memaafkan." ucap Marcos berdiri di hadapan Anne.     

"Kamu benar Marcos, saat kamu mengatakan mereka bertengkar hebat aku sudah cemas hubungan mereka akan cepat berakhir dan tidak akan berlanjut ke pernikahan. Sekarang aku lega, apa yang kamu katakan benar, mereka mudah bertengkar tapi cepat berbaikan. Aku berharap suatu saat Nadia bisa mencintai Jonathan." ucap Anne dengan tatapan sedih.     

"Nyonya Anne jangan cemas, aku yakin Nona Nadia bisa mencintai dan menjaga Tuan Jonathan. Sekarang yang harus Nyonya cemaskan adalah hubungan antara Nona Nadia dan Jean temannya." ucap Marcos sudah menyelidiki dan mendengarkan semua masalah Nadia dan Jean.     

"Ada apa Marcos? ada hubungan apa antara Nadia dan Jean? siapa Jean?" tanya Anne dengan kening mengkerut.     

"Nona Nadia dan Jean sudah bertunangan, tapi Nyonya Anne jangan cemas. Pertunangan mereka hanya sandiwara tidak seperti pertunangan Nona Nadia dan Tuan Jonathan." ucap Marcos dengan serius.     

"Kenapa aku tidak tahu tentang hal ini? ceritakan semuanya padaku. Di mana Jean bekerja? dan putra siapa?" tanya Anne dengan tatapan cemas tidak bisa membiarkan Nadia menikah dengan laki-laki lain selain dengan Jonathan.     

"Nyonya Anne tenang saja, aku sudah menyelidiki semua tentang Jean. Jean sahabat Nona Nadia juga sahabat Tuan Jonathan. Jean putra Tuan James dan Nyonya Valerie. Apa Nyonya Anne ingat?" ucap Marcos dengan tatapan penuh.     

"James? Valerie? bukankah mereka teman Darren? Darren pernah membantu James saat Perusahaannya mengalami kerugian besar." ucap Anne dengan wajah semakin serius.     

"Saat ini Tuan James sedang sakit berada di rumah sakit. Tuan James mengalami serangan jantung saat mendengar pertunangan Nona Nadia dan Tuan Jonathan." ucap Marcos menceritakan semua yang di ketahuinya, bagaimana awal terjadinya pertunangan antara Nadia dan Jean.     

"Jadi karena James sakit parah, Nadia membantu Jean dengan bersandiwara bertunangan di hadapan James dan Valerie?" tanya Anne setelah mendengar semua cerita masalah Nadia dan Jean.     

Marcos menganggukkan kepalanya dengan pertanyaan Anne.     

"Marcos, untuk masalah Nadia dan Jean biar aku yang menyelesaikannya. Kamu fokus saja pada Nadia dan Jonathan. Jangan biarkan mereka menjauh, aku ingin mereka menjadi dekat. Bila perlu kunci lagi mereka berdua di dalam kamar biar mereka bisa berdua terus dan saling mengenal." ucap Anne dengan tersenyum mengingat apa yang di perbuatnya dengan mengunci Jonathan dan Nadia di dalam kamar.     

"Nyonya, sebaiknya Nyonya bertindak dengan cepat. Karena Tuan James menginginkan Nona Nadia dan Jean secepatnya menikah." ucap Marcos mengingatkan Anne.     

"Kamu jangan mencemaskan hal itu. Aku berniat membiarkan hal itu. Aku ingin tahu bagaimana reaksi Jonathan dan Nadia dengan keinginan James itu." ucap Anne ingin melihat perasaan Jonathan dan Nadia sudah     

ada cinta atau tidak.     

"Baiklah Nyonya, kalau itu yang terbaik." ucap Marcos seraya mengeluarkan ponselnya saat berbunyi terus menerus.     

"Nyonya Anne, Tuan Jonathan menghubungi saya." ucap Marcos sambil memegang ponselnya.     

"Terima saja, siapa tahu ada hal penting." ucap Anne dengan wajah serius.     

Marcos menganggukkan kepalanya sambil menerima panggilan Jonathan.     

"Marcos, kamu di mana? cepat kemari. Aku ingin kamu mengantar aku dan Nadia ke restoran Deluxe. Aku dan Nadia akan makan di sana." ucap Jonathan dengan gaya arogannya.     

"Baiklah Tuan Jonathan, aku akan segera ke sana." ucap Marcos menutup panggilan Jonathan sambil menatap Anne.     

"Ada apa Marcos?" tanya Anne penasaran.     

"Tuan Jonathan akan makan di luar bersama Nona Nadia." ucap Marcos dengan tersenyum.     

"Suatu kemajuan Marcos, aku berpikir akan lebih mendekatkan mereka lagi." ucap Anne dengan sebuah senyuman.     

"Hem...kamu pergi saja, antar Nadia dan Jonathan. Tapi ingat Marcos, kamu harus kembali ke sini. Dan jangan menjemput mereka atau menerima telepon dari Jonathan atau Nadia." ucap Anne mempunyai sebuah rencana yang cukup menantang.     

Marcos menganggukkan kepalanya lagi, menuruti semua rencana Anne.     

"Aku pergi dulu Nyonya Anne." ucap Marcos sambil membungkukkan badannya kemudian keluar kamar.     

"Aku harus melihat keadaan James dan bicaranya padanya tentang pertunangan Nadia dan Jonathan kalau bukan sebuah sandiwara." ucap Anne seraya mengambil ponselnya dan menghubungi orang kepercayaannya.     

"Jossy....hari ini aku punya tugas untukmu. Dan aku minta, kamu harus hati-hati saat melakukannya." ucap Anne menceritakan semua rencananya pada Jossy.     

"Baiklah Nyonya, hari ini juga akan saya laksanakan." ucap Jossy dengan tenang.     

"Terima kasih." ucap Anne kemudian menutup panggilannya dan bergegas keluar untuk menemui James dan Valerie.     

***     

"Tuan Jonathan, apa kita ke restoran deluxe?" tanya Marcos setelah Jonathan dan Nadia berada di dalam mobil.     

Jonathan menganggukkan kepalanya sambil menghubungi resepsionis Restoran Deluxe untuk memesan tempat yang istimewa.     

"Tuan Jonathan, kenapa kita harus ke restoran mewah? aku tidak suka. Aku mau makan di rumah makan di pinggiran kota saja. Di sana ada rumah makan sederhana dan juga pemandangannya sangat alami." ucap Nadia tidak ingin makan di restoran mewah karena tidak ingin di liput para wartawan lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.