DENDAM DAN CINTA : Terbelenggu Hasrat cinta

MASALAH DATANG



MASALAH DATANG

0"Tunggu Tuan Jonathan! aku memang sudah bersenang-senang dengan Jean dan aku menikmatinya! kenapa Tuan harus marah? apa Tuan Jonathan tidak pernah bersenang-senang?" ucap Nadia semakin heran dengan sikap Jonathan.     
0

"Apa kamu tahu dengan apa yang kamu ucapkan Nadia? kamu sudah bersenang-senang dengan Jean? kenapa kamu tidak menceritakan dari awal tentang hal ini? kalau aku tahu dari awal aku pasti akan menggagalkan pertunangan kita. Sebaiknya kamu menikah saja dengan Jean, kalau kamu sudah melakukan hal itu?" ucap Jonathan menyesali pertunangannya yang sudah terjadi.     

"Apa Tuan Jonathan? aku harus menikah dengan Jean? hanya karena aku sudah bersenang-senang dengan Jean dengan memancing ikan di sungai? yang benar saja!" ucap Nadia dengan nada kesal.     

"Tunggu!! apa yang kamu katakan? bersenang-senang memancing ikan di sungai?" tanya Jonathan dengan mulutnya setengah terbuka.     

"Aku harus bilang apa lagi? aku memang ke sini dengan Jean untuk bersenang-senang. Aku dan Jean memancing ikan di sana, dan aku sangat menikmatinya? apa itu salah? apa aku harus menikah dengan Jean hanya karena itu?" ucap Nadia semakin kesal melihat wajah Jonathan yang sekarang merah padam.     

Jonathan terdiam tidak berkata-kata lagi, selain mengalihkan pandangannya ke arah lain karena perasaan malu.     

"Kenapa Tuan Jonathan diam saja? apa mulut Tuan Jonathan kemasukan lalat?" tanya Nadia seraya menangkup wajah Jonathan yang masih memerah.     

"Tidak ada apa-apa? aku hanya capek saja berdebat denganmu. Dan sekarang aku sangat lapar. Bawa aku masuk sekarang." ucap Jonathan sedikit merasa tidak melihat sekeliling jalanan dan perkebunan yang sepi.     

Kedua alis Nadia terangkat, emosinya terkuras habis dengan sikap Jonathan yang mudah sekali berubah.     

Tanpa membalas ucapan Jonathan, Nadia membawa Jonathan masuk ke tempat makan Nature yang berada di alam terbuka dengan banyak Gazebo di mana-mana.     

"Kita ke sana saja tempatnya cukup terang di banding yang lain. Kalau pasangan kekasih yang suka mesum mereka pasti mencari tempat yang sepi. Karena kita bukan pasangan kekasih, kita mencari tempat yang terang saja." usap Nadia seraya menunjuk gazebo dekat sungai dengan lampu yang cukup terang.     

Jonathan menekan pelipisnya setelah mendengar ucapan Nadia.     

"Itu yang kupikir dari tadi Nadia!! kamu bilang sudah bersenang-senang dengan Jean dan kamu sangat menikmatinya. Aku pikir kamu sudah melakukan seperti pasangan kekasih yang mesum!!! kenapa kamu tidak mengatakan dari awal kalau kamu mancing dengan Jean!!! bodohhhhh!!" ucap Jonathan dalam hati dengan perasaan kesal dan malu.     

"Ada apa Tuan Jonathan? Tuan tidak akan berpikir kita melakukan hal mesum itu kan?" ucap Nadia dengan tatapan tajam.     

"Tentu saja aku tidak akan pernah berpikir seperti itu denganmu pantat tipis!! aku sama sekali tidak tertarik dengan wajah dan bentuk tubuhmu." ucap Jonathan dengan tersenyum.     

Nadia menghela nafas panjang, ingin marah tapi tidak di lakukannya karena Jonathan mengatakannya dengan senyum dan Nadia tahu itu hanya candaan Jonathan.     

Dengan tersenyum Nadia membawa Jonathan ke tempat Gazebo yang dekat sungai.     

"Ada apa denganmu? kenapa kamu tidak membalas ucapanku? bukankah kamu senang kalau berdebat denganku?" tanya Jonathan saat Nadia mendorongnya pelan ke Gazebo dekat sungai.     

"Aku tidak membalasnya karena aku tahu, Tuan Jonathan hanya bercanda. Dan aku tidak harus marah kan?" ucap Nadia seraya menghentikan dorongannya saat sudah sampai di Gazebo.     

Dengan sedikit mengeluarkan tenaga Nadia membantu Jonathan agar bisa duduk bersandar di gazebo yang terbuat dari bambu.     

"Bagaimana Tuan Jonathan? Apa kamu menyukai tempat ini? sangat indah bukan? lihat dan dengarkan suara gemericik air sungai itu sangat menenangkan hati." ucap Nadia sambil memejamkan matanya.     

Jonathan hanya diam saja, tanpa di ketahui Nadia, Jonathan ikut memejamkan matanya merasakan suasana yang sunyi dan mendengar suara gemercik air sungai yang menenangkan hati.     

Tanpa Jonathan sadari Nadia menatap Jonathan yang ikut memejamkan matanya.     

"Kenapa aku tidak mau mau makan di restoran mewah tadi bukan karena apa-apa. Aku hanya ingin mengajak Tuan Jonathan ke sini agar bisa bebas menikmati suasana yang tenang. Aku ingin Tuan Jonathan bisa lebih santai menikmati hidup tanpa ada gangguan dari siapapun. Apalagi dengan adanya para wartawan yang bisa membuat Tuan Jonathan stress." ucap Nadia menjelaskan tujuannya panjang lebar pada Jonathan.     

Jonathan membuka matanya setelah mendengarkan semua yang di katakan Nadia.     

"Kamu sangat cerewet sekali! tapi, terima kasih karena kamu peduli padaku." ucap Jonathan menatap Nadia dengan sebuah senyuman kemudian memejamkan matanya kembali.     

Nadia menghela nafas lega, perasaannya mulai tenang. Jonathan tidak salah paham dan tidak marah lagi padanya.     

"Tuan Jonathan, apa Tuan merasa lapar? aku akan pesan makanan dulu. Tuan Jonathan tunggu di sini saja." ucap Nadia seraya turun dari Gazebo.     

"Jangan lama-lama Nadia, Jangan pesan makanan terlalu banyak. Kita harus pulang secepatnya, ini sudah sore." ucap Jonathan sebelum Nadia pergi.     

Nadia menganggukkan kepalanya dengan tersenyum kemudian berjalan cepat ke arah rumah makan yang cukup jauh dari tempatnya berada.     

Setelah sampai di rumah makan, Nadia pesan beberapa menu makanan yang cukup untuknya dan Jonathan.     

Sambil membawa dua botol air mineral Nadia kembali ke tempat Gazebo di mana Jonathan sedang menunggunya.     

Saat melewati salah Gazebo, Nadia merasa ada yang mengikutinya. Nadia semakin mempercepat langkahnya agar cepat sampai di tempat Jonathan.     

Tiba di tempatnya Nadia segera naik ke atas Gazebo dan menepuk bahu Jonathan agar bangun dari duduknya.     

Jonathan membuka matanya saat merasakan sebuah tepukan yang cukup keras di bahunya.     

"Nadia? ada apa denganmu? kenapa kamu terlihat pucat?" tanya Jonathan dengan tatapan heran.     

"Kita harus pergi dari sini! sepertinya aku di ikuti beberapa orang dan aku yakin mereka berniat jahat pada kita." ucap Nadia dengan suara pelan.     

"Bagaimana bisa kamu di ikuti mereka? apa mereka laki-laki? aku tidak percaya kalau ada yang tertarik dengan pantatmu yang tipis itu." ucap Jonathan dengan tersenyum.     

"Tuan Jonathan! aku sedang tidak bercanda! kita harus pergi dari sini! aku akan menghubungi Tuan Marcos agar segera menjemput kita." ucap Nadia seraya menghubungi Marcos.     

"Sial!! Tuan Marcos tidak menjawab panggilanku Tuan Jonathan." ucap Nadia turun dari tempatnya dan membantu Jonathan agar kembali ke kursi rodanya.     

"Kita akan ke mana Nadia? kita di sini saja menunggu Marcos. Aku sudah kirim pesan padanya. Dari tadi aku juga sudah menghubunginya tapi Marcos tidak menerimanya." ucap Jonathan setelah duduk di kursi rodanya.     

"Wah!!! ternyata kekasih wanita ini seorang yang cacat! kita bisa sedikit bersenang-senang di tempat ini teman-teman!!" tiba-tiba ada suara seorang laki-laki yang datang di ikuti oleh tiga orang temannya.     

Wajah Nadia terlihat pucat saat melihat empat orang laki-laki muda yang bertampang seperti preman sudah berdiri di hadapannya dan Jonathan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.