Tante Seksi Itu Istriku

Memainkan Peran



Memainkan Peran

0"Wah, gila! Benar-benar kamu gila, Farisha! Ini baru satu hari. Dan kita sudah mengantongi tiga wanita. Ayah kamu hebar juga, yah? Bisa-bisanya selingkuh dengan mereka semua. Dan ayahmu–"     
0

"Berisik! Itu bukan ayahku! Saya tidak memiliki ayah seperti dia! Kita harus menyelesaikan masalah ini segera! Mungkin masih ada yang lain, yang belum kita ketahui. Dari dulu memang si keparat itu selalu menyusahkan ibu. Sekarang pun sudah menguasai harta ibuku. Yang berhak mendapatkan harta kakek dan nenek hanya ibuku seorang. Dan Benny, tidak punya hak apapun."     

"Iya, aku tahu ... orang itu harus dikasih pelajaran biar tahu rasa. Pokoknya aku kan membantumu semaksimal mungkin. Bagaimana dengan rencana berikutnya?" tanya Bram dengan penasaran. Semua ide untuk menyelesaikan masalah adalah pemikiran dari Farisha secara langsung.     

Farisha menggelengkan kepalanya. Sebenarnya ia juga masih memikirkannya. Bagaimana langkah selanjutnya untuk menjebak para wanita itu. Ia melihat penampilan Bram yang diakui cukup tampan. Bram yang terus diperhatikan wanita di depannya, merasa senang. Ia menjadi percaya diri karena tatapan mereka saling beradu.     

"Aku akui memang aku tampan. Jadi kamu terus menatapku dengan tatapan yang menggodaku. Oh, Farishaku. Aku mau kalau kamu mau menjadi wanitaku. Aku akan terima apapun dirimu. Percayalah padaku, kan ku bahagiakan dirimu."     

"Kamu ngomong apaan, sih? Aku ini sudah menikah, Bram. Lagian pasti ada kok, yang mau sama kamu, walau seorang duda. Tapi kamu orang yang cukup tampan. Dan dengan ketampanan yang kamu miliki, kurasa kamu akan sangat membantuku. Hemm, bagaimana kalau kita main-main sama para wanita itu?" ujar Farisha dengan senyuman jahatnya.     

Keduanya saat ini sedang berada di sebuah kafe dan sedang makan dan sedang mendiskusikan langkah selanjutnya. Sebenarnya Farisha sendiri sudah banyak tahu tentang para wanita selingkuhan Benny. Maka dari itu, ia bisa dengan cepat mengambil tindakan. Tidak disangka, saat dirinya sedang menikmati bulan madu dengan sang suami, merek melakukan aksinya.     

Dari data yang diperoleh, bukan hanya Benny yang menjadi langganan mereka. Setidaknya lebih dari tiga sampai lima pria kaya yang menjadi korban. Benny hanya segelintir dari banyaknya pria yang tergoda dan pada akhirnya membuat Benny menguras banyak harta milik Azhari dan dua orang tuanya yang sudah meninggal.     

"Ini akan menjadi misi yang cukup sulit. Karena mereka bergerak dengan cepat. Terbukti sudah ada tiga rumah milik ibuku yang sudah terjual. Bagaimana aku memberitahu korban itu? Kita sama-sama menjadi korban. Dan rasanya tidak rela, rumah-rumah itu akan dijual. Seharusnya mereka hanya menyewa saja. Kenapa malah sampai seperti ini?"     

"Kamu tenang saja, Farisha. Masalah ini akan segera selesai dengan cepat. Bukankah kamu punya rencana? Apakah rencana itu, sangat penting jika aku ikut, hemm? Aku paling bisa diandalkan dengan baik. Dan katakan saja, apa rencanamu!"     

Farisha sudah memikirkannya. Lalu ia pun menjawab, "Di sini kamu yang akan menikmatinya. Namun kuharap kamu jangan terbawa perasaan dan akhirnya terjebak oleh mereka. Tugas kamu adalah mengencani mereka! Buat mereka percaya sama kamu dengan kekayaan dan ketampanan kamu!"     

"Yah, yang benar saja, Farisha? Aku akan mengencani mereka? Aku sebenarnya tidak ingin orang lain. Tapi karena ini rencana darimu, okelah. Saya akan mengencani mereka semua. Tetapi kamu harus tahu, cintaku hanya untukmu. Dan aku tidak akan bermain dengan tubuh kotor mereka. Tidak mungkin aku bisa sampai tidur dengan wanita yang sudah tidak berguna itu. Aku hanya mau kamu dan hanya kamu!"     

Bram melihat beberapa foto wanita yang menjadi targetnya. Farisha juga sudah menghubungi beberapa pengacara dan beberapa orang yang bisa dipercaya untuk melakukan investasi secara sembunyi-sembunyi. Mereka akan mengumpulkan bukti sebanyak-banyaknya dan bisa membuat mereka mendekan di penjara. Selain para wanita, ia juga memburu Benny yang sampai hari ini belum ditemukan. Untuk Benny, ia tidak perlu memenjarakannya. Ia ingin hidup pria itu menderita lebih dari apa yang didapat di sel tahanan. Penyiksaan yang berat untuk Benny sudah Farisha pikirkan juga.     

"Permisi, Kak. Ini minumannya," kata seorang waiter yang membawa minuman berupa jus mangga kepada Farisha.     

"Oh, terima kasih banyak," balas Farisha. Ia melihat pemuda yang menjadi waiter juga. Namun ia tidak berpikir untuk mengajak pemuda itu. Ia harus mencari aktor di kehidupan nyata. Buat senatural mungkin untuk pertemuan Bram dengan wanita incaran pertama. "Kita akan membutuhkan beberapa aktor dalam rencana ini. Kamu adalah salah satu aktor yang memegang peranan penting. Dan sebagai seorang sutradara, aku akan duduk manis dan mengarahkan semuanya untuk bersiap-siap."     

Waiter yang telah mengantarkan minuman, melihat Farisha terasa seram dan menakutkan. Dengan senyuman yang terlihat begitu jahat dan membuat merinding. Tak ingin berada di sana, ia segera kembali ke tempatnya. Sepeninggal pemuda itu, Bram sudah memikirkannya matang-matang. Ia adalah aktor utama dalam sandiwara yang ia mainkan. Yang membuat berbeda adalah dunianya. Ini adalah kenyataan, bukan sinetron ataupun drama. Maka dampaknya akan ke kehidupan nyata. Tidak ada script dan pengulangan adegan agar drama terlihat hidup. Ini membutuhkan mental dan kekuatan penuh.     

Pembicaraan mereka berlangsung hingga berjam-jam. Mereka pun mulai rencana dengan cepat dan sigap. Pada awalnya, Bram akan menemui salah satu dari mereka. Pria itu adalah pancingan yang cocok karena bakat dan ketampanan yang dimiliki. Selain itu, Bram tidak perlu dibujuk dengan sedemikian rupa.     

***     

Pada malam hari yang dingin, tidak sedingin hati Farisha yang menatap seorang wanita yang bahkan lebih muda darinya. Ia tidak pernah menyangka, selera dari Benny adalah para wanita yang berusia dua puluh tahunan. Ada beberapa wanita yang sedang mendekati Bram di salah satu diskotik. Salah satu wanita adalah target mereka. Bram terlihat menggoda para wanita dengan tatapan dan sentuhan tangan yang begitu lembut.     

"Hai, kalian mau menemani saya ke surga yang indah? Kalian semua, ayo kita minum sepuasnya, hahaha!" tawa Bram yang malah terlihat bahagia. Ia malah menikmati perlakuan para wanita malam tersebut. Sengaja juga ia berlama-lama karena ia tidak akan dapat kenikmatan dari Farisha sebelum menikahinya. Namun ia sadar kalau Farisha sudah menikah. Ia juga tidak tahu, apakah Usman dan Farisha sudah sepenuhnya menjadi suami dan istri atau hanya hubungan bos dan anak buah saja.     

Gemerlap lampu dalam remang-remang, menjadikan suasana yang menggairahkan. Dengan alunan musik yang menggebu dan hentakan para wanita dan pria yang melepaskan setres. Farisha tidak ingin diketahui banyak orang. Sehingga ia duduk sendiri di pojokan sambil mengamati pergerakan Bram yang sedang minum bersama para wanita malam.     

"Kuharap rencana ini akan berhasil. Tidak bisa dibayangkan kalau sampai dia gagal melakukan tugasnya. Apalagi ini sangat beresiko jika aku berada di sini," lirih Farisha. Banyak yang ia khawatirkan tentang rencana yang ia buat. Karena terlihat Bram terlalu meresapi perannnya.     

Seorang pria mendekati Farisha sambil memegang minuman berwarna. Ia duduk di samping Farisha dan mengatakan, "Bolehkah saya temani Nona? Apa kabarnya, Farisha?"     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.