Tante Seksi Itu Istriku

Si Predator



Si Predator

2Hal tidak terduga bagi Farisha karena seorang pria yang tidak ingin ditemuinya datang sendiri padanya. Chandra, seorang yang pernah dijodohkan dengannya. Hal itu bisa membuat rencananya menjadi berantakan. Apalagi kalau sampai      2

"Apa yang kamu lakukan di sini, Chandra? Maaf, saya tidak ada urusan denganmu," geram Farisha. Ia mengalihkan pandangan ke arah lain.     

"Tapi aku yang ada urusan denganmu, Farisha. Kebetulan sekali kamu berada di sini. Tidak ku sangka kamu berada di sini. Aku tahu tentang keluargamu yang dalam kesusahan. Maka dari itu, aku akan membantu keuananmu. Asalkan kamu mau melayani aku malam ini. Namun aku tidak bisa menikah denganmu. Aku hanya bisa membuat hidupmu lebih terjamin dengan tidur denganku."     

Mendengar kalimat tidak sopan dari Chandra, membuat darahnya mendidih. Farisha bukanlah seperti yang dikatakan. Namun yang membuatnya bingung, bagaimana Chandra bisa tahu nasib orang tuanya? Tetapi ia mencoba untuk diam dan tidak membahas semua itu. Farisha juga tidak tahu, Chandra mengetahui pernikahannya atau tidak.     

"Kamu jangan sok jual mahal begitu, Farisha! Aku tahu nasib keluargamu yang sudah jatuh miskin. Dan aku tidak tahu kalian tinggal di mana? Kalau ada waktu, bolehlah aku bertandang ke rumah kamu? Kayaknya ibu kamu juga jarang disentuh oleh si tua bangka itu. Kalau boleh, saya juga mau tidur sama ibu kamu, Farisha!"     

"Keparat!" Farisha menampar Chandra karena sikap kurang ajarnya. "Kamu boleh hina aku. Tapi jangan pernah coba menghina ibuku! Awas, Kamu! Jangan pernah kamu muncul di hidup ku lagi!" Sekali lagi ia menampar Chandra. Rasa kesal yang berlebihan karena gangguan pria paling tidak ia sukai selain Benny.     

"Hei, beraninya kamu menamparku! Dasar wanita jalang!" bentak Chandra. Ia melayangkan tamparan keras pada Farisha karena tersulut emosi. "Seumur hidup, ini pertama kali ada wanita yang berani padaku!" Bagaimana bisa, seorang wanita berani seperti itu padanya? Bahkan wanita lain, akan berlomba-lomba untuk menawarkan tidur bersamanya.     

Tamparan Chandra ditepis oleh Bram. Ia mendengar Farisha yang bertengkar hebat dengan seorang pria yang ia juga kenal. Tidak terima wanita yang disukai dilukai oleh orang lain, Bram membalas dengan meninju perut Chandra. Pria itu terdorong ke belakang.     

"Sialan! Kamu berani-beraninya memukulku! Kalau berani, ayo kita selesaikan secara lelaki!" bentak Chandra. Ia melayangkan bogem keras pada Bram. Dengan serangan membabi buta, ke segala arah karena ia juga sedang dalam kondisi mabuk.     

Perkelahian keduanya berlanjut. Dimana Chandra yang menyerang sembarang arah. Membuat beberapa orang terkenal tangannya. Sedangkan Bram belum terlalu mabuk. Sehingga serangannya lebih efektif untuk menyerang dengan tepat. Walau gerakan lawannya semakin tidak terarah.     

"Sudah, Bram! Kita tinggalkan tempat ini. Jangan melawan lelaki bajingan ini!" cegat Farisha, memegang tangan Bram yang hendak memukul pria yang mengganggunya. "Ayo, jangan ladenin orang seperti itu, Bram! Kita pergi dari sini!"     

"Awas kalau kamu berani ganggu dia lagi! Aku akan membuat hidupmu lebih menderita lagi!" ancam Bram sembari mengacungkan tangan pada Chandra.     

Chandra masih menyerang dengan membabi buta. Tidak ada yang bisa menghentikan aksi Chandra. Sementara wanita yang bersama dengan Bram, melihat pria itu pergi bersama seorang wanita yang ia tidak kenal. Hal itu membuatnya jengkel. Ia bahkan tidak melihat wajah wanita itu.     

"Sialan itu wanita! Awas saja kalau bertemu lagi, akan kupasrikan hidupmu menderita. Gara-gara wanita itu, gue kehilangan pria tampan dan kaya itu." Setelah mengeluh dengan kegagalan, wanita itu mengambil tasnya dan mencari pria lain. Ia akan mencari mangsa yang lebih besar yaitu pria yang sedang mabuk itu. Ia akan mencoba mendekati orang tersebut. Akan membuat jebakan agar hartanya habis tak tersisa.     

Farisha sangat kesal dengan sikap Bram yang ikut campur. Padahal rencananya bisa saja berhasil jika pria itu tidak datang menantang lelaki itu. Namun ia tidak ingin kehilangan bantuan dari Bram yang selalu ada untuknya. Melihat wajah cemberut wanita di sampingnya, membuat Bram terkekeh. Ia menyetir mobil dengan pelan meninggalkan area tersebut.     

"Kamu kalau ngambek begini, tetap terlihat cantik, Farisha. Kamu tenang saja, aku akan terus membantumu. Meskipun semua gagal, kita masih punya banyak waktu. Kalau tidak ada si manusia beban itu, mungkin aku tidak akan menghancurkan semua rencana kita."     

"Memang kamu yang gagalkan semuanya! Kenapa juga kamu sok-sokan ikut campur urusanku? Kamu bukannya senang dapat tidur sama wanita cantik, eh malah ganggu aku saja. Aku juga bisa mengatasi dia sendiri!" sungut Farisha. Ia lebih baik kalau tidak diganggu oleh Bram waktu itu.     

"Bagaimana mungkin aku mengabaikan kamu? Apa kamu kenal siapa si beban keluarga itu? Dia itu anak dari seorang musuh orang tuaku sejak dulu. Orang tuanya juga musuh buatku. Jadi aku tidak akan mentolelir semua yang terkait dengan dia. Dan kamu harus tahu sifatnya selama ini! Jangan sampai kamu berurusan dengan dia!"     

"Bukannya kamu yang berurusan dengan dia? Lagian kamu yang memukul dia. Bagaimana kamu mengatakan untuk jangan berurusan dengan dia? Sudahlah ... rencana kita juga sudah gagal. Tidak mungkin kita bisa memperbaikinya. Wanita itu mungkin tidak akan bisa kena. Jadi sudahi saja semua ini."     

Farisha memeluk dadanya dan menahan amarah. Ini baru awal dari rencana pembalasan. Dan ini adalah hal yang terpenting untuk bisa mencapai tujuannya. Bram juga tidak perduli dengan semua kegagalan. Yang ia inginkan adalah selesainya masalah.     

"Kamu jangan marah begitu, Farisha. Aku berjanji, lain kali tidak akan gagal. Bagaimana kalau kita mencoba untuk wanita lainnya? Aku juga sebenarnya tidak mau wanita bekas dari ayahmu yang kamu benci. Tapi kalau sama kamu, aku mau walaupun kamu adalah darah dagingnya. Kamu dan dia kan orang yang berbeda. Kamu itu lebih seperti ibumu yang cantik dan baik."     

Farisha sangat tidak suka jika dirinya dibanding-bandingkan dengan pria itu. Ia seumur hidupnya tidak akan mengakui Benny sebagai ayahnya. Walaupun ia terpaksa memakai nama Benny saat pernikahannya, itu hanya pengakuan sekedar tertulis. Bukan dari hati nuraninya. Lagipula lelaki itu bahkan tidak menghadiri pernikahannya.     

"Kamu jangan diam saja, Farishaku yang cantik. Kamu tidak tahu apa-apa tentang si brengsek itu, bukan? Biar aku kasih tahu ke kamu, yah! Dia itu adalah seorang predator yang ganas. Ia tidak mengenal wanita muda atau tua. Ia akan makan semuanya. Dan kamu tahu, dia pernah memperkosa seorang wanita berumur enam puluh tahun? Yah, kamu nggak akan percaya, kan? Tapi kamu harus percaya karena aku yang bercerita."     

"Hahaha! Sialan kamu, Bram! Kamu pikir aku percaya dengan omongan kamu? Bagaimana dia melakukan itu? Ingat, kamu jangan suka bercanda seperti ini, Bram. Hahaha, sialan aku tertawa!" Bahkan ia tertawa dengan lelucon tidak lucu itu. Tapi bagaimana mungkin itu terjadi. Jika pun itu nyata, bagaimana bisa seperti itu?     

"Loh, kamu tertawa, Sha? Tapi kamu harus percaya padaku. Aku tidak pernah bohong padamu, Sha! Ini bukan sebuah lelucon. Walau itu cukup lucu juga, sih. Makanya dia adalah seorang predator yang tidak kenal usia. Ini terjadi ketika ia sedang mabuk dan tidak bisa melihat dengan jelas. Jadi untuk melampiaskan nafsu, ia tidak pilih-pilih. Namun setelah dia sadar, ia baru menyesal dan membunuh wanita itu."     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.