Tante Seksi Itu Istriku

Kenangan Masa Lalu Bram



Kenangan Masa Lalu Bram

1Bram berjalan menuju kursi dan duduk. Ia mengambil rokok di sakunya dan menyalakannya. Ia menatap Vania yang terlihat enggan berdiri. Wanita itu merasakan sedang dipermainkan. Tidak disangka kalau dirinya hanya dikerjai oleh pria kurang ajar itu.     
2

'Sialan! Kenapa tadi tanggung banget? Semua pria memang sama semua!' geram Vania di dalam hati. "Dasar lelaki brengsek! Akan aku balas semuanya, yah!" Vania berdiri dengan ekspresi marah yang teramat. Rasa hati sakit sekali telah diperlakukan seperti itu. Ia mengutuk pria yang tengah duduk santai sambil merokok itu. Maka ia merebut rokok yang ada di dalam saku pria itu.     

Bram membiarkan wanita itu mendapatkan rokok itu dan memberikan koreknya sekalian. Ia sudah tidak khawatir lagi, melihat wanita yang sudah lebih tenang. Walau ia tahu, perasaannya yang tidak tenang. Tapi setidaknya tidak berkoar-koar dengan beringas seperti tadi. Walau Vania masih marah dengan perlakuan nanggung dari Bram.     

"Mungkin kita sudahi saja pembicaraan kita hari ini. Aku masih banyak kerjaan di kantorku. Kalau kamu masih ingin bertemu, datang sendiri ke kantorku. Mungkin aku akan perkenalkan padamu, seorang pria tampan. Tapi maaf, aku tidak bisa denganmu. Karena aku hanya akan bersama Farisha. Dan soal yang tadi, tolong jangan dianggap serius! Karena aku hanya bercanda, hehehe."     

Vania merasa malu dan tidak mengeluarkan kata-kata lagi. Bingung juga dengan perasaannya sendiri. Tidak seperti pria lain yang akan meneruskan perbuatannya, kali ini ia bisa selamat dari perbuatan laki-laki. Dan ini untuk yang pertama kali baginya. Entah harus marah atau harus menagihnya tapi ia akan merasa malu kalau menagih kelanjutan dari perbuatan Bram padanya.     

Untuk menutupi semua perasaannya, Vania memilih untuk meninggalkan tempat itu. Ia berlari menuju ke kamar mandi dan menyalakan kran. Dengan nafas yang memburu, ia membasuh wajahnya. Nafasnya tersengal-senggal dan tidak biasa menahannya. Ia lakukan apa yang harus dilakukannya segera. Dengan gemercik air sebagai peredam suara lengkuhannya.     

Sementara Bram sendiri dari tadi juga sudah tidak tahan. Ia langsung keluar dari restoran itu dengan tergesa. Pria itu menendang angin kosong dan memukul angin begitu saja. Merasa bersalah karena hampir saja menghianati Farisha. Tapi ia tidak punya pilihan lain untuk menyadarkan wanita itu. Tapi ia juga harus menyadarkan Farisha juga. Tidak perduli nantinya, ia hanya ingin melihat Farisha kembali normal. Wanita yang ia cintai semenjak remaja itu sangat penting baginya. Bahkan saat masih terikat pernikahan dengan seorang wanita, ia juga masih mengingat nama Farisha. Tidak jarang juga, ia bersama dengan mantan istrinya tapi ia membayangkan Farisha. Satu dosa yang dilakukan berulang kali karena cinta pertama, sulit untuk dihilangkan sepenuhnya.     

"Kenapa aku malah terbawa suasana begini? Ah, ayolah ... jangan di saat-saat seperti ini. Aku seorang pria yang malang. Kenapa aku harus seperti ini, sih? Ya Tuhan, jika kamu tidak ingin aku begini, tolong hamba untuk segera menikah dengan Farisha. Jika ia bukan jodohku, maka tolong ralat kembali. Mungkin salah dalam pembagian jodoh."     

Bram membuka pintu mobil dan segera masuk dan menjalankan mobilnya. Meninggalkan restoran yang tidak bisa membuatnya kenyang. Walau ia belum selesai berbicara dengan wanita dewasa itu. Tapi ia juga kena dampaknya yang dirasakan sampai sekarang. Segeralah ia membawa mobilnya ke kantornya untuk mengurus perusahaan yang ia miliki. Hasil dari warisan orang tuanya juga yang diberikan padanya.     

Kehidupan Bram yang ditinggal oleh sang istri, menjadi tidak terarah. Sebelumnya ia bisa melampiaskan semuanya pada sang istri. Tapi karena sang istri yang suka berselingkuh itu pun membuat dirinya tidak percaya lagi dan memutuskan untuk saling berpisah. Ia tidak tahu ke mana mantan istrinya. Tapi ia mendengar kalau wanita itu sudah menikah lagi. Tapi Bram yakin kalau istrinya masih seperti dulu. Selalu tidak puas dengan seorang pria. Maka akan mencari pelampiasan lain. Walau wanita itu tidak mengincar uang dengan terlalu.     

"Ah, sedang apa dia di sana? Mungkinkah kamu sudah berubah? Atau mungkin kamu masih seperti dulu. Tidak puas dengan satu pria dan terus menjelajahi dunia yang ... ahhh. Kenapa aku mengingat wanita durjana itu? Harusnya aku datangi dia dan mengajaknya tidur? Tapi entah di mana dia sekarang. Dia tidak pernah menolakku tapi ia selalu begitu."     

Penyesalan dalam hidupnya, ia tidak bisa menjaga seorang wanita yang mengikrarkan janji dengannya. Kini hanya tinggal kenangan saat sang istri memasakkan untuknya. Walau jarang di rumah karena alasan perselingkuhannya. Tapi ia sadar, tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Bram melajukkan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke tempat kerjanya.     

"Ah, mungkin aku tidak akan bersama dengan Farisha. Aku juga tidak bisa mengaturnya kalau kita sudah menikah nanti. Tapi masa depan, mana aku tahu? Ah, kenapa aku begini karena memikirkan wanita, sih? Apa gunanya seperti ini terus?"     

Dengan kecepatan tinggi, ia melewati kendaraan lainnya. Ia bahkan menerobos lampu merah dan hujan tiba-tiba turun dengan begitu derasnya. Membuat perasaannya terkenang masa lalu itu. Saat melihat istrinya bermesraan di tempat tidur mereka. Yang awalnya dirinya ingin memberi kejutan karena seharusnya ia tidak pulang dari luar negri hari itu. Ia sudah mengatakan akan pulang esoknya. Namun saat ia pulang ke rumah, ia mendapati mobil yang parkir di depan rumahnya.     

Awalnya Bram tidak memperdulikan semua itu. Ia berpikir mungkin itu teman dari istrinya. Terungkap saat ia mendengar suara pria dan wanita sedang mencapai kenikmatan. Dan saat itu ia tahu kalau suara itu adalah istrinya. Dan bisa mendengar percakapan yang isinya, wanita itu kurang puas dengannya karena terlalu sibuk bekerja. Dan dari situ juga, ia tahu kalau sang istri juga sering bermain dengan lelaki lain selain lelaki di kamar yang tengah bercumbu rayu itu.     

"Iya, Sayang ... aku kan nggak bisa nahan kalau lagi pengen. Nah, besok kita akan melakukan party lagi. Dan pastikan bawa teman kamu yang banyak dan aku siap melayani semua sekaligus, hehehe." Saat itulah wanita yang menjadi mantan Bram bersua.     

Betapa hancur hati dan perasaan Bram saat itu. Ucapan itu membuat Bram kehilangan semangat tapi ia sudah sangat ingin mencumbui dan melakukan hubungan suami-istri dengan sang istri. Maka dari itu, ia memutuskan untuk melakukan hal itu untuk terakhir kalinya. Beberapa hari kemudian, ia menggugat sang istri. Dan sang istri juga menerima semua itu dengan tanpa ekspresi sama sekali.     

"Ah, sialan! Mengapa aku mengingat wanita itu? Tidakkah ada wanita lain yang lebih baik darinya? Farisha ... namun kenapa Farisha juga seperti itu? Aku mencintai wanita. Tapi kenapa wanita selalu memberikan luka yang menusuk relung jiwaku? Apakah aku salah? Atau aku yang tidak benar-benar mencintai istriku dahulu? Tapi dia akhirnya selingkuh juga."     

Hatinya kacau dan tanpa ia sadari, ia sampai di tempat yang dahulu sering ia kunjungi. Sebuah bar yang dipenuhi dengan wanita cantik. Dan dari sana ia bertemu dengan mantan istrinya yang bekerja sebagai pekerja untuk melayani tamu. Saat masuk ke sana, ia melihat wanita yang ia kenal.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.