Raja Bucinnya Kanaya

Aira Yang Manja Banget



Aira Yang Manja Banget

1Saat ini Rahma hanya menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah menantunya yang begitu antusias untuk menceritakan tentang temannya bernama Kanjeng tersebut.      0

"Baiklah jika sudah selesai ceritanya mama kebawah dulu ya nak, Aira harus banyak istirahat dan juga harus banyak mengonsumsi makanan sehat dan sedikit berolahraga." ucap Rahma pada putrinya.     

"Iya Mama.....," ucap Aira sambil tersenyum manis membiarkan Mamanya pergi keluar dari kamarnya.     

"Saat ini masih jam sepuluh pagi sayang, kamu mau kemana?, atau istirahat aja dikamar..." ucap Arkan pada Istrinya.     

"Aku mau jalan-jalan keluar sebentar taman tapi...." ucap Aira Aira yang menggantung.     

"Tapi apa Sayang?" tanya Arkan penasaran.     

"Tapi aku mau digendong jalan-jalannya sambil digendong Kakak." ucap Aira sambil tersenyum manis penuh harap.     

Sebenarnya Arakan tidak keberatan untuk menggendong tubuh istrinya yang mungil, Arkan hanya menikmati saat ini wajahnya Aira yang begitu imut saat meminta gendong padanya.     

"Hemmmmm..., gimana ya...." ucap Arakan sambil pura-pura berfikir.     

"Kakak Arkan.....," ucap Aira yang saat ini sedang mata berkaca-kaca hampir menangis.     

"Baiklah ayo kita ke taman, jangan sedih..." ucap Arkan yang saat ini langsung menggendong tubuh mungil istrinya. Arkan langsung mengecupi kedua mata Aira yang sedang terpejam.     

"Kakak Arakan tadi bikin aku kesal....," ucap Aira dengan polosnya.     

"Gak dimaafin ni?, ya udah turun aja...." ucap Arkan yang berpura-pura Ingin menurunkan istrinya.     

"Gak mau...," ucap Aira yang saat ini mengeratkan pelukannya pada leher Arkan bahkan kakinya juga teleh memeluk erat pinggang Suaminya. Aira takut jika Arakan benar-benar menurunkannya.     

Arkan benar-benar jatuh cinta dengan siap Aira yang bertambah menggemaskan saat ini. Arakan padahal tidak serius dengan ucapan saat ini menurunkan istrinya.     

"Kakak Arakan dan Kakak Aira turun juga," ucap Geby sambil tersenyum manis.     

"Iya maaf, kami harus keluar sebentar." ucap Arkan yang memasang wajah datarnya saat menatap Geby kemudian pergi ke taman samping rumah ini.     

Aira memang dari hanya menyembunyikan wajahnya pada dada bidang suaminya karena merasa terlalu malu saat ini sedang digendong oleh suaminya seperti anak kecil.     

Aira sebenarnya bukannya tidak ingin bersikap ramah tapi mood Aira saja uang saat ini tidak baik dan tidak ingin berpura-pura ramah pada seseorang yang baru dikenalnya.     

Aira juga bisa menyimpulkan dari tanggapan suaminya tadi Arkan terlihat seperti tidak menyukai wanita muda yang merupakan anak dari sahabat Mamanya. Aira juga belum menyapa sahabat Mamanya mungkin nanti setelah pulang dari taman Aira baru akan menyapa mereka.     

"Sayang kita sudah sampai taman saat ini lihatlah." ucap Arakan dengan lembut mengusap pucuk kepala istrinya.     

Aura langsung saja mendongak dan benar saja saat ini mereka telah berada di taman bunga yang sangat indah, Karena Memang almarhum Papanya telah membuatkan tampan bunga yang warna-warni ini untuk Aira, Rara dan istrinya Rahma yang begitu menyukai bunga.     

"Bunga-bunga ini sangat cantik...," ucap Aira dengan kagum.     

"Dirimu lebih cantik Sayang." ucap Arkan yang memang lebih tertarik menatap wajah istrinya dari pada pemandangan bunga yang ada ditangan ini.     

Aira sedikit tersipu malu mendengar ucapan dari suaminya yang begitu manis. Aira sebenarnya tidak pernah mengangap paling dirinya cantik selama ini, tapi pada saat Arakan mengatakan jika Aira cantik dalam hati Aira menjadi begitu yakin jika dirinya benar-benar cantik.     

"Terimakasih, Suamiku... uang tampan." ucap Aira yang saat ini mengecup pipi kanan Arkan Karena merasa bahagia.     

"Udah berani ya cium-cium duluan ditampar Umum." ucap Arakan sambil menaikkan dan menurunkan kedua alisnya.     

"Berani dong." ucap Aira sedang percaya diri yang saat ini mengecup kembali pipi kanan suaminya.     

"Kenapa ciumannya gak disini aja?" tanya Arakan sambil memonyongkan bibirnya.     

"Dasar Mesum." ucap Aira yang saat ini menurut mulut suaminya.     

Arkan hanya berniat untuk menggoda istrinya tapi Aira sepertianya menanggapi nya dengan begitu serius dan bahkan mengerti apa yang saat ini Arkan inginkan.     

"Emuach,umuach, emuach." ucap Arakan yang malah mengecupi tangan istrikanya yang sedang menutup mulutnya membuat Aira terpaksa melepaskan tangannya.     

"Mas ini tempat umum jangan khilaf disini....," ucap Aira sambil berbisik Karena merasa malu.     

"Jadi kalau khilaf di dalam kamar kita boleh ya....?" ucap Arakan yang sengaja menggoda istrinya.     

Bagiamana paling Arakan sukai dalam mengoda istrinya yang terlihat begitu sangat menggemaskan. Arkan sangat menyukai wajah bingung istri dan Arkan juga sangat menikmati senyum manis istrinya.     

"Sialan aku pikir dengan ditanam ini aku bisa menenangkan pikiran dan hati pada saat ini karena Bang Ray yang begitu mesra dengan istrinya tadi pagi. Saat ini Arkan malah dengan sengaja menggubar kemesraannya didepan umum." ucap Gea dengan kesal dan memilih untuk pergi dari taman dengan wajah kesal.     

"Kak Gea kenapa kok wajahnya ditekuk gitu?" tanya Gaby yang saat ini sedang bermain game di ruangan tamu Sedangkan Rahma dan Sely Sedang asik membuat kue.     

"Gue kesel jadi jomblo." ucap Gea dengan jujur karena hatinya tidak kuat melihat kemarahan pasangan yang baru menikah beberapa bulan itu menurut cerita Tante Rahma.     

"Ya udah nikah aja kak. Gitu aja repot." ucap Gaby dengan santai.     

"Nikah Ama siapa aku belum menemukan seorang yang tepat karena dihari aku masih ada bang Ray." ucap Gea dengan jujur.     

"Kakak harus move on lah, ingat Kakak pelakor itu pasti hukumnya neraka jahanam karena merusak ikatan suci rumah tangga orang." ucap Geby dengan sok tau karena tidak ingin kakaknya menjadi pelakor.     

"Asalamuaikum...," ucap seorang pria dewasa yang saat ini berguru kekhawatiran keadaan Rabia yang memang tidak masuk kerja hari ini dengan alasan sakit.     

"Waalaikumussalam...., maaf masnya siapa ya?" ucap Gea dengan bingung, yang saat ini membukakan pintu karena Gea yang memang memiliki posisi yang lebih dekat dengan pintu.     

"Saya Adam, saya ingin bertemu dengan Rabia katanya dia sakit." ucap Adam.     

Yang datang untuk berkunjung adalah dokter Adam karena memang Adam sangat begitu mengkhawatirkan kondisi waniata yang sebelumnya sempat menarik perhatiannya karena kecantikan dan kesalehannya.     

"Maaf mas Adam tapi saat ini mbak Rabia dan Bang Ray tidak bisa di gangu." ucap Gea dengan wajah serius.     

"Tidak bisa diganggu kenapa?, kamu pasti pembantu baru dirumah ini ya. Pakai pakaian yang sopan percuma cantik kalau diobral terus." ucap Adam yang kali ini berkata pedas karena kesal.     

"Eh mas jangan sembarang ngomong ya.... saya bukan waniata seperti itu." ucap Gea dengan kesal saat ini dengan berani mendorong Adam Karena merasa kesal.     

"Kak Gea ada apaan sih kok ribut-ribut ?" tanya Geby yang memang saat ini pandangannya masih fokus pada handphone dengan permainan game Mobile Langen.     

Karena Gaby tidak mendengar kakaknya menanggapi ucapannya terpaksa Gabby harus menghentikan bermain game nya sebentar dan melihat kondisi kakaknya yang tiba-tiba menjadi pendiam.     

"Kakak apa yang sedang kalian lakukan?" ucap Gaby dengan kaget.     

Saat ini memang posisi Adam yang menumpang tubuh Gea membuat mereka bertumbuh dengan Gea dibawah tubuh Adam dan posisi mereka seperti orang berciuman dan wajar saja jika Gaby kaget.     

"Dokter Adam?" ucap Rabia yang saat ini datang bersama suaminya.     

"Tidak ini salah paham." ucap Adam yang langsung bangkit dan bersama dengan Gea hang juga ikut berdiri.     

"Bisakah kalian mencari tempat bermesraan yang lebih baik dari pada di teras rumah Mama ku." ucap Rayhan sedikit memandang prihatin pria yang pernah menjadi saingannya itu.     

"Sudah ku bilang ini salah paham Ray, kau hanya ingin menjenguk dokter Rabia yang katanya sedang sakit tapi wanita ini malah mengatakan jika kalian sedang sibuk dan malah dia mendorong ku dan tanpa sengaja aku terpeleset dan kami terjatuh." ucap dokter Adam yang mencoba menjelaskan semuanya.     

"Iya ini semuanya memang salah paham, lagi pula aku mana mau sama dokter gila seperti nya." ucap Gea dengan kesal.     

"Kamu percaya diri sekali lagi pula siapa juga yang mau sama kamu yang hanya memiliki body papan triplek itu." ucap Adam yang saat ini dengan telak membuat Gea benar-benar marah.     

Sebarnya Adam hanya asal bicarakan tentang mengatakan body Gea tapi Adam tidak mungkin menuji perempuan yang telah diputuskan sebagai seorang musuh pada pertemuan pertamanya.     

"Dasar dokter gila jadi selain gila kamu juga buta.....," ucap Gea memilih meninggalkan tempat itu karena merasa benar-benar marah saat ini.     

"Hay wanita pelayan aku belum selesai bicara....," ucap Adam yang juga sepertinya melupakan tujuan awalnya.     

"Dia bukan pelayan dokter Adam dia adalah Tamu dirumah ini yang merupakan anak dari sahabat Mama mertua ku, dan ini adalah adiknya mereka sudah seperti adik-adik kami dirumah ini." ucap Rabia yang memang memiliki sikap penyayang.     

"Terimakasih kakak Rabia aku akan menyusul kakak ku dulu." ucap Geby sambil tersenyum manis.     

"Tidak perlu berterimakasih.... dek. Oh iya dokter Adam silakan masuk." ucap Rabia setelah menjawab pertanyaan Gaby mempersilahkan dokter Adam masuk.     

"Sayang kok di izinkan masuk?" ucap Rayhan pada Istrinya.     

"Kalau ada tamu yang punya niat baik gak boleh di suruh pulang mas pamali. Lagi disibukan aku bareng mas Ray gak berduaan Ama dokter Adam." ucap Rabia dengan polosnya.     

"Lagi pula mana mungkin aku biarin kamu berduaan dengan Pria macam dia ini." ucap Rayhan yang memang tidak menyukai dokter Adam dari awal.     

"Maksud mu saya ini pria macam apa?" ucap Adam yang sedikit penasaran.     

"Iya dokter Adam tadi sedikit galak dan bahkan telah melukai hati Gea." ucap Rabia dengan yakin pasti saat ini Gea sedang merasa terluka.     

"Maaf Rabia tadi aku benar-benar gak tau... jika dia adalah tamu, aku pikir dia pelayan baru dirumah ini." ucap Adam yang memang tidak ingin dicap jahat Dimata Rabia.     

"Permintaan maaf mu gak tulus, seharusnya kamu langsung minta maaf Gea bukannya ke istriku." ucap Rayhan dengan tegas yang saat ini masih mengeratkan pelukannya pada pinggang istrikanya karena ingin Adam sadar jika Rabia saat ini adalah Istrinya.     

Adam menjadi kesal pada Rayhan dan melupakan tujuan awalnya yang ingin menanyakan keadaan Rabia. tapi melihat Rabia yang saat ini baik-baik saja Adam merasa sedikit lega. Tapi hati Adam merasa sedikit bersalah saat ini karena telah banyak menyakiti hati perempuan muda yang baru diketahui bernama Gea itu.     

"Aku akan meminta maaf padanya." ucap Adam.     

"Baguslah. Pelayan pangilan Gea kemari!," ucap Rayhan dengan tegas.     

"Baik tuan." ucap pelayan perempuan tersebut yang langsung bergerak cepat memangil Gea.     

"Ada apa mencari ku Bang?" ucap Gea yang sangat ini masih kesal karena Pria beberapa saat yang lalu menghinaya masih belum juga pergi dari rumah ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.