Raja Bucinnya Kanaya

Rumah Orang Tua Raja Bucinnya Kanaya



Rumah Orang Tua Raja Bucinnya Kanaya

0Saat ini setelah selesai makan dan mengobrol sebentar Al memutuskan untuk pergi berkunjung kerumah orang tuanya untuk memperkenalkan Uwais pada kakek dan neneknya.     1

"Sayang setelah ini bagaimana jika kita kerumah Mama Ayana?" tanya Al pada Istrinya.     

Memang sebelumnya Al dan Kanaya jarang berkunjung kerumah orang tuanya itu, Al merasa merindukan kedua orang tuanya. selesai memperkenalkan Uwais yang saat ini adalah putra mereka Al juga akan memberi tahukah kabar bahagia tentang kehamilan istrinya tercinta.     

"Tentu saja Mas aku juga merasa merindukan Mama Ayana." ucap Kanaya sambil tersenyum manis.     

Uwais hanya menatap kedua orang tuanya dengan tatapan heran. Kanaya yang melihat anaknya yang tamapak bingun memutuskan untuk mengusap pucuk kepala Uwais dengan penuh kasih sayang.     

"Begini nak, sebentar lagi setelah ini kita akan ke ruma nenek mu.... dari sebelah Ayah. Nanti Uwais, Ibu dan Ayah akan menginap disana nenek dan kakek mu pasti akan senang." ucap Kanaya sambil tersenyum manis.     

"Iya nak nanti Ayah akan memperkenalkan mu dan juga calon adik-adik mu yang saat ini ada didalam perut ibu mu pada Nenek dan kakek mu. Mereka sangat menyukai anak-anak Akau yakin pasti juga akan sangat menyukai mu." ucap Al pada anaknya.     

Uwais tampak tersenyum manis dan senang sebentar lagi akan bertemu dengan kakek dan neneknya yang merupakan orang tua dari Ayahnya. Setidaknya Uwais akan merasakan kehadiran keluarga yang lengkap saat ini tentu Uwais sangat merasa bersyukur.     

"Tapi apakah mereka akan menyukai Uwais?" tanya Uwais yang merasa ragu karena memang Uwais saat ini sudah cukup paham jika Kanaya dan Al adalah orang tua angkatnya tapi walaupun seperti itu Uwais sangat menyayangi mereka begitu pula sebaliknya.     

"Kamu tidak perlu khawatir nak, Nenek dan kakek mu dulu pernah bercinta-cita memiliki banyak anak tapi Allah hanya mengizinkan mereka memiliki satu anak yaitu Ayah saja. Tentu mereka sangat menyayangi mu... Uwais adalah anak yang baik dan kesayangan Ibu dan Ayah." ucap Al pada putranya.     

Jiwa Uwais yang sebenarnya tadi merasa tidak percaya diri. Kali ini Uwais menjadi lebih percaya diri setelah mendengarkan penjelasan dari Ayahnya. Lagi pula Uwais tidak perlu terlalu takut karena kedua orang tuanya selelu bersama mereka.     

"Baiklah Aku akan ikut kemanapun Ayah dan ibu pergi." ucap Uwais yang saat ini memeluk erat leher Al yang bertanda minta gendong.     

"Tentu saja nak." ucap Kanaya uang mengusap lembut pucuk kepala putranya yang saat ini sedang digendong oleh suaminya.     

"Ayo kita berangkat Sayang." ucap Al yang saat ini memeluk pinggang istrinya dengan sebeleh tangan kiri sedangkan tangan kanannya mengendong putranya.     

Saat sudah di depan mobilnya Al tiba-tiba mengingat jika mereka akan pergi berlawanan dengan tempat tinggal Sean tentu Al tampa arahku akan meminta Ken untuk pulang nenguanakan taksi.     

"Maaf tuan saya izin pulang bersama teman saya aja kebetulan dia saat ini berada disekitar sini." ucap Ken yang tentunya hal ini membuat Al tidak perlu mengusir Ken secara halus.     

"Baiklah kami pulang dulu." ucap Al.     

"Da...da.... paman Ken...., Aku akan merindukan mu..." ucap Uwais.     

"Daa... tuan muda, Saya juga akan merindukan anda." ucap Ken sambil tersenyum manis saat Uwais memasuki mobil bersama dengan Al den kemudian menghilang.     

Saat ini Samuel yang membawa mobil dan tentunya cukup paham dengan jalan menuju kerumah orang tua Al yang memang juga sebelunya Al tunggal disana.     

Al, Uwais dan Kanaya duduk di kursi penumpang tentu dengan Uwais yang berada dipangkuan Ayahnya. Karena terlalu bersemangat Uwais pun tertidur nyenyak dalam pelukan Ayahnya.     

Hadiah yang sebelumnya di menangkan oleh Uwais dan Al telah tertata rapi di bagasi mobil. Karena memang Kanaya menyukai beberapa mainan dan boneka imut yang dimenangkan oleh Suaminya dan anaknya.     

Kanaya yang saat ini memang memiliki sifat yang sedikit random dan susah ditebak. Lebih tepatnya semenjak kehamilannya Kanaya memang sering bertingkah sedikit aneh dan tidak biasa.     

"Kenapa aku merasa akan terjadi sesuatu yang nanti akan sedikit menegangkan dirumah Mama Ayana ya?" banin Kanaya yang tidak bisa tenang.     

Kanaya berdoa semoga saja semuanya akan baik-baik saja. Kanaya tidak hanya ingin terjadi sesuatu yang buruk pada mertuanya dan juga pada keluarga kecilnya.     

"Sayang mengapa melamun?" tanya Al pada Istrinya.     

"Entahlah mas tiba-tiba perasaan ku sedikit tidak tenang." ucap Kanaya dengan jujur.     

"Semuanya akan baik-baik saja, berfikir positif lah insya Allah hasilnya juga akan positif juga." ucap Al sambil tersenyum manis pada Kanaya.     

Kalau saja saat ini anaknya tidak tertidur dalam pelukannya Al pasti sudah memeluk dan mengecup mesra Kanaya tapi kali ini Al harus berlatih bersabar menghadapi ini semua sebentar lagi anak mereka akan bertamabah tentu Al harus memiliki stok kesabaran yang tinggi.     

Lagi pula Al yakin kedua orang tuanya nanti akan menyukai Uwais yang sangat menggemaskan. Uwais saat ini memeng telah memasuki umur tujuh tahun tapi wajahnya yang terlihat sedikit gempal dan berisi membuat banyak orang menyangka jika Uwais adalah bocah umur empat atau lima tahun.     

"Iya Mas." ucap Kanaya yang lebih memilih bersandar pada lengan kekar suaminya sambil tersenyum mengusap pucuk kepala putra sulung mereka yang saat ini tertidur dengan begitu pulas.     

"Apakah aku sudah menjadi Ayah yang baik untuk anak-anak kita?" tanya Al pada Kanaya.     

"Ya tuntu saja Mas, memang hanya kamu yang merupakan seorang laki-laki yang tepat, suami yang hebat dan Ayah yang terbaik untuk anak-anak kita." ucap Kanaya tanpa ragu.     

Karena memang Al selelu menjaga mereka dengan cara yang paling baik. Kanaya menyukai apapun yang dilakukan oleh suaminya meskipun tidak jarang Al memang sedikit berlebihan dalam menjaga mereka tapi Kanaya tetap sangat menyukainya.     

"Terimakasih sayang, kamu juga waniata yang terbaik dan paling layak untuk menjadi istri dan ibu dari anak-anakku." ucap Al yang mengecup pucuk kepala istrinya.     

Al merasa sangat bersyukur memiliki istri yang baik, cantik dan sempurna seperti istrinya. Tentu Allah maha baik telah mempertemukan mereka dengan cara yang paling indah.     

"Maaf Tuan dan Nyonya kita telah sampai." ucap Samuel.     

"Baiklah ayo kita turun." ucap Kanaya.     

Kanaya melihat jika saat ini ada sebuah mobil mewah yang terparkir yang sebelumnya mirip dengan mobil seseorang yang sebelumnya hampir menabrak mereka.     

Tapi mungkin saja Kanaya salah dan mungkin mobil tersebut adalah mobil dengan warna dan merek yang sama karena Kanaya meningkat plat nomor yang tertempel disana. Kanaya tidak ingin membuat kegaduhan Karana prasangka buruknya kali ini.     

"Mas apakah Papa dan Mama baru membeli mobil?" tanya Kanaya.     

"Aku rasa Mama dan Papa sudah punya banyak koleksi mobil mewah Sayang." ucap Al.     

Al tidak yakin jika mobil yang ada di bagasi rumah orang tuanya itu adalah milik Mama tau Papanya karena mobil itu terlalu kotor dan sedikit berdebu sedangkan kedua orang tuanya Al sangat mencintai kebersihan.     

Menurut Al mungkin mobil itu adalah milik tamu dari orang tuanya. Al tidak tahu persis siapa tamu itu yang jelas termasuk salah satu orang yang berkelas karena mobil itu adalah mobil mewah.     

Al tampak seperti pernah melihat mobil mewah yang saat ini terparkir di bagasi rumah orang tuanya Al jadi penasaran siapa pemilik dari mobil tersebut.     

"Asalaamuaikum....," ucap Al bersamaan dengan Kanaya sebelum memasuki rumah.     

"Waalaikumussalam nak.... Kanaya.... Mama sangat merindukan mu.... bagaimana keadaan mu nak?" ucap Ayana yang langsung memeluk menantunya.     

"Alhamdulilah Kanaya sehat ma, Mama dan Papa gimana?" tanya Kanaya.     

"Alhamdulilah Mama dan Papa sehat saat ini Mama sedang bersama Nesi di rumah Papa mu sibuk berkantor." ucap Ayana.     

"Hemm... sepertinya aku terlupakan di sini." ucap Al yang pura-pura marah.     

"Al ini anak siapa yang kamu bawa, dia terlihat sangat mengemaskan." ucap Kanaya yang lebih tertarik pada Uwais yang saat ini tertidur lelap di dekapan Al.     

"Ini anak Al dan Kanya ma....," ucap Al.     

"Aduh ma.... Al dosa apa?" ucap Al saat mamanya saat ini menjewer telinga nya.     

"Mama tidak pernah mengajarkan ku menjadi laki-laki kuarang aja pada perempuan." ucap Ayana dengan wajah memerah sambil menjewer telinga putranya.     

"Mama...., Mama salah paham. Dia adalah Uwais putra yang kami adopsi sejak satu Minggu yang lalu." ucap Kanaya menjelaskan.     

"Kamu memang anak yang baik nak, Mama memang tidak salah dari dahulu menginginkan anak perempuan dan nyatanya Mama saat ini telah mendapatkan mu sebegai seorang putri.     

"Mama Kanaya itu istri Al." ucap Al sambil mengusap telinganya yang terasa panas dan bahkan Uwais mulai terlihat terusik Kate ulah Mamanya yang telah menjewer telinga Al dengan terlalu keras.     

"Ayah...., ibu.....," ucap Uwais sambil mengucek matanya.     

"Iya nak, Ayah dan ibu disini." ucap Kanaya yang saat ini sudah berada di samping Al dan menatap wajah putranya yang terlihat sangat mengemaskan saat bangun tidur.     

"Mama si, Anak ku jadi bangunan." ucap Al uang menyalahgunakan Mamanya.     

"Mama gak sengaja Al. saat ini aku sudah memiliki cucu yang tampan dan sebesar ini." ucap Ayana yang kagum melihat wajah Uwais yang tampan meskipun kulitnya sedikit sawo matang dan tentunya berbeda dari Kanaya dan Al yang memiliki kulit putih bersih.     

Tentu saja Ayana yang menyukai anak-anak lebih tidak memperdulikan perbedaan antara mereka. Yang terpenting bagi Ayana saat ini Uwais adalah anak yang mengemaskan dan tampan.     

"Ayo turun dan perkenalkan diri mu pada Nenek nak." ucap Kanaya pada putranya.     

"Nenek, nama ku Uwais." ucap Uwais dengan sopan memperkenalkan diri sambil mencium tangan Ayana saat Al menurunkannya tadi dari gendongan.     

"Anak pintar. Ibu mu pasti mendidik mu dengan baik nak." ucap Ayana yang memang menyukai Kanaya sejak awal.     

"Mama, Mas Al juga mendidik putra kami dengan baik." ucap Kanaya pada mertuanya.     

"Itu pasti semuanya karena bimbingan mu... putra Mama ini akan sedikit bandel biasanya. Cucu nenek jadi anak yang Sholeh ya nak jangan bandel seperti ayah mu." ucap Ayana sambil mengusap pucuk kepala Uwais.     

Al hanya bisa tabah dengan apa yang dikatakan oleh Mamanya itu mamang benar jika sebelumnya Al memang sedikit bandel dan agak susah diatur sebelum mengenal dekat Kanaya tapi Al berubah semakin baik saat bersama dengan Kanaya.     

"Ayah adalah Ayah terbaik nenek, Ayah tidak bandel." ucap Uwais yang membela ayahnya.     

Mata Uwais pun telah berkaca-kaca sekarang seakan tidak terima jika Ayahnya di jelek-jelekan. Bagi Uwais Kanaya dan Al adalah orang tua terbaik yang pernah dimilikinya.     

"Mama dengar sendirikan putra ku begitu menyayangi ku." ucap Al.     

"Baiklah sekarang sudah mulai sore kalian bisa istirahat dikamar kalian dan Uwais bisa bersama nenek ya nak kita akan melihat sesuatu hal yang seru dan lucu yang berkaitan dengan masa kecil Ayah mu....," ucap Ayana dengan tersenyum manis.     

"Sepertinya akan seru... ayo Nek." ucap Uwais dengan bersemangat.     

"Semoga saja Mama tidak membongkar foto aibku yang culun sewaktu kecil." batin Al.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.