Raja Bucinnya Kanaya

Makanan Malam Dirumah Orang tua Raja Bucin



Makanan Malam Dirumah Orang tua Raja Bucin

0Saat ini Al berencana untuk mengumumkan secara jelas jika Kanaya saat ini telah mengandung anaknya dan Uwais adalah anak adopsi mereka yang tetap akan menjadi seperti anak kandung mereka.     
0

"Anak Mama sudah terlihat sangat tampan setelah selesai mandi...," ucap Kanaya yang saat ini mengusir rambut putranya dengan rapi.     

"Uwais tampan seperti Ayah." ucap Al yang saat ini juga telah batu selesai mandi dengan handuk yang masih ada dirambutnya.     

"Iya.... Ayah.., Rambut ayah belum kering. lihatlah rambut Uwais sudah kering dan disisir tapi oleh ibu...," ucap Uwais.     

"Kalau begitu sekarang biarkan ibumu mengeringkan rambut Ayah dan Uwais selesai PR dari ibu guru." ucap Al pada putranya.     

"Baiklah ayah lagu pula ini bukan soal yang sulit." ucap Uwais yang saat ini telah mengambil buku dalam tasnya tasnya mulai mengerjakan PR.     

"lihatlah Putra ku itu saat ini bertamabah pintar dan pengertian." ucap Al dengan bangga.     

"Uwais putra ku juga Mas." ucap Karnaya yang saat ini mengeringkan rambut suaminya dengan alat pengering rambut.     

Sesekali Kanaya berhenti memandangi wajah tampan suaminya yang tampak sangat tampan saat ini dengan rambut basah tapi Kanaya tidak boleh ketahuan terlalu lama memandang wajah suaminya, tentu saja Kanaya paham jika suaminya memiliki jiwa kepercayaan diri yang tinggi.     

"Apakah wajah ku sangat tampan Sayang?" tanya Al pada Istrinya.     

"Hemmmmm, sampai-sampai sepupu perempuan mu tadi mengatakan jika dia mencintai Mas." ucap Kanaya dengan jujur.     

"Tapi aku tidak peduli dengannya aku hanya mencintai kamu saja..., kamu istriku.... Kanaya ku." ucap Al yang saat ini memeluk pinggang istrinya.     

"Mas aku belum selesai mengerjakan rambut mu, lagi pula sini ada Uwais yang sedang belajar. Tolong jangan berulang saat ini." ucap Kanaya sebagai galak.     

"Emuach. Aku mencintaimu....," ucap Al yang malah mengecup bibir istrinya tanpa ragu.     

"Mas Al...." cicit Kanaya.     

"Jawab dulu.... kalo gak aku cium terus." ucap Al yang saat ini merasa gemas dengan wajah Galak istrinya yang justru terlihat imut.     

"Iya... aku juga cinta Mas Al." ucap Kanaya yang saat ini menundukkan wajahnya karena malu.     

"Emuach,emuach, emuach....., Aku sangat mencintaimu istri ku...," ucap Al yang saat ini telah mengecupi wajah Kanaya dengan lembut.     

"Alhamdulilah selesai." ucap Uwais yang saat ini baru saja selesai mengerjakan tugasnya.     

Kanaya sedikit merasa lega saat ini sudah menyelesaikan tugasnya untuk mengerikan rambut Al dan menatanya dengan rapi. Kanaya juga bersyukur tadi Uwais fokus menyelesaikan PR sehingga Kanaya tidak perlu khawatir jika tingkat mesum Al dilihat oleh anaknya.     

"Mana sini Ayah lihat hasilnya," ucap Al pada putranya.     

"Ini Ayah." ucap Uwais yang menyelesaikan tugas matematika dengan waktu yang singkat.     

Al memeriksa PR putranya itu dengan cermat, tentunya Uwais sanagat pintar dalam matematika. Semua jawaban Uwais sanagat tepat padahal Uwais belajar sendiri tanpa ada satu orang pun yang membantunya mengerjakan PR.     

"Semuanya benar...., Anak ayah memang sangat cerdas." ucap Al dengan tersenyum manis.     

"Terimakasih Ayah. Jika pelajaran matematika tidak sulit ayah yang paling sulit adalah pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris." ucap Uwais sedang jujur.     

"Jadi Uwais tidak menyukai pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris ya nak?" tanya Kanaya pada putranya.     

"Bukan begitu Bu, pelajaran bahasa terlalu rumit dan berbelit-belit Al tidak pernah dapat nilai seratus, pasti klo gak tujuh puluh ya enam puluh." ucap Uwais.     

"Kalau itu jangan kamu nak, Ayah juga gitu dulu....," ucap Al yang sedikit bercerita.     

Kanaya sedikit tertawa dengan ungkapan dari Suaminya, tapi Kanaya sendiri pun sama tidak pernah seumur hidupnya mendapatkan nilai bahasa Indonesia diatas enam puluh lima sedangkan bahasa Inggris selalu dapat dibawah enem puluh karena Kanaya memang tidak menyukai bahasa asing.     

"Aku baru menyadari jika saat ini kita memakai baju yang mirip." ucap Al.     

"Iya lucu kan?" tanya Kanaya.     

"Inikan baju piyama kambing Sayang." ucap Al tidak tahu bagian mana yang harus dilakukan lucu.     

Wajah Kanaya langsung murung saat mendengar perkataan dari suaminya yang mengenyangkan jika ini adalah piama kambing. Karena yang lebih tepatnya ini dalam piama gambar domba yang ada kartun di dalam televisi.     

"Ayah ini dalam piama Shaun the sheep." ucap Uwais yang hapal betul dengan kartun kesukaannya.     

Kanaya kemudian tersenyum mendengar ucapan dari putranya yang saat ini telah menebak dengan tepat baju piyama yang saat ini mereka bertiga gunakan memang memiliki motivasi Shaun the sheep.     

"Kamu benar nak, Uwais sangat mengerti Ibu." ucap Kanaya yang saat ini memeluk putranya.     

"Maaf Ayah tidak tahu kartun." ucap Al yang memang jarang menonton kartun karena terlalu sibuk kerja.     

Melihat istrinya yang tampak ngambek dan memilih untuk memeluk putra mereka membuat Al bergerak cepat untuk memeluk Kanaya dan juga Uwais secara bersamaan.     

"Jangan marah Bu.. ayah minta maaf." ucap Al yang mengetahui jika saat ini istrinya sedang marah padanya.     

"Ibu.... Ayah minta maaf tu....," ucap Uwais pada Kanaya.     

"Ibu lagi malas bicara Ama Ayah. Ibu mau bicara Ama Uwais aja." ucap Kanaya.     

"Nak tolong bujuk ibu mu.... agar mau bicara dengan ayah...," ucap Al yang memeras.     

Uwais menjadi sedikit bingun dengan orang tuanya, saat ini Uwais menjadi pengirim pesan padahal Uwais sanagat yakin jika kedua orang tuanya saling mendengarkan ucapan mereka satu sama lainnya.     

"Ibu.... Ayah... saat ini Uwais lapar." ucap Uwais dengan jujur.     

"Kalau begitu, ayo kita makanan nak." ucap Kanaya dan Al dengan kompak.     

Saat ini Al telah mengendong putranya dengan tangan kanan dan memeluk punggung Kanaya seperti bisanya dengan tangan kiri. Mereka berjalan berbarengan untuk menuruni tangga.     

Tentu saja Al dan Kanaya tidak ingin egois dan membiarkan putra mereka kelaparan. Kanaya dan Al memang selalu mengutamakan kebahagiaan putranya juga selain kebahagiaan dari mereka berdua dan calon adik Uwais yang saat ini ada dalam perut Kanaya.     

"Bu.... senyum dong, nanti dedek Uwais jadi ikutan cemberut." ucap Uwais pada Kanaya.     

Kanaya memang sedikit cemberut karena kesal pada Suaminya yang memang selalu seenaknya. Seperti saat ini sudah tahu Kanaya sedang marah Al malah dengan sengaja memeluk erat pinggang Kanaya untuk lebih dekat dengan Al.     

"Gak kok nak, nih ibu udah senyum." ucap Kanaya yang tersenyum manis pada putranya.     

"Nak kalau gitukan cantik, iyakan Ayah?" tanya Uwais pada Al.     

"Iya nak. Mama Memang selelu terlihat sangat cantik." ucap Al yang mengecup kening putranya lalu mengecup kening Kanaya.     

"Ayah apakah ciuman di kening itu adalah wujud kasih sayang?" tanya Uwais dengan polos.     

"Iya tentu saja nak. Seperti Ayah yang saat ini menyangi mu sebagai anak." ucap Al dengan enteng.     

"Tapi Ayah juga mencium ibu di kening. Ibu bukan anak Ayah?" ucap Uwais.     

Pertanyaan dari Uwais saat ini cukup membuat Al bingun untuk menjelaskan pada putranya yang memang memiliki kecerdasan diatas rata-rata ini.     

" Kamu benar nak, Ibu mu adalah istri Ayah bukan anak Ayah. Ayah mencium kening ibu mu agar karena adik mu saat ini berada dalam perut ibumu." ucap Al dengan asal.     

"Jadi mas Al tidak tulus?" ucap Kanaya yang saat ini tampak salah paham.     

"Bukan begitu sayang kamu salah paham." ucap Al yang sedikit bingun saat ini.     

Tentu saja sikap putranya yang aktif dan banyak tanya serta sikap Kanaya yang belakangan ini lebih sensitif karena kehamilan membuat Al merasa sedikit kewalahan.     

"Nak kalian sangat terlihat mengenakan seragam piama merah, pink dan biru bermotif Shaun the sheep." ucap Ayana pada anak, mantu dan cucunya.     

"Al Papa.... menunggu penjelasan mu...," ucap Khalid yang memang sudah lama menunggu kedatangan anaknya untuk menjawab kebingungannya karena sebelumnya istrikanya Ayana berkata jika putra mereka akan menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.     

Saat ini Al bingun semua orang seakan menuntut penjelasan dari Al tapi terlebih dahulu Al memikirkan jika putranya saat ini sedang lapar. Lebih biak mereka makan dulu lalu kemudian baru Al menjelaskan semuanya.     

"Iya Papa saat ini Putra kami sedang lapar kita makan dulu ya, nanti baru Al jelaskan setelah makan." ucap Al.     

Khalid hanya menganggukkan kepala bertanda setuju. Karena sebelumnya istrinya Ayana telah sedikit menjelaskan tentang jika mereka telah memiliki cucu laki-laki yang merupakan anak adopsi Al dan Kanaya.     

Tentu saja Khalid tidak keberatan tapi Khalid hanya ingin tahu saja alasan Al memilih untuk mengadopsi anak padahal mereka masih bisa berusaha karena mereka masih muda.     

"Cucu nenek mau makan apa?" tanya Ayana pada Uwais.     

"Mau ayam goreng nek." ucap Uwais dengan polos.     

Ayana mengambil Uwais dua paha ayam goreng. Tentu saja hal ini membuat Uwais tersenyum manis. Tapi Khalid kali ini terlihat cemburu karena Ayana lebih memperhatikan cucu mereka.     

"Sayang aku juga mau ayam goreng." ucap Khalid.     

"Ini Mas." ucap Ayana yang memberikan satu potong ayam goreng tepung untuk suaminya kemudian kembali fokus pada Uwais.     

"Uwais mau makan sayur apa nak?" tanya Kanaya pada putranya.     

"Sayur capcay itu Bu." ucap Uwais yang merasa senang diperhatikan oleh nenek dan Ibunya.     

"Yang aku gak di ambilin?" ucap Al yang memang bisanya dilayani olah Kanaya.     

Kanaya langsung dengan capat mengambilkan lauk untuk suaminya yang sama dengan Uwais. Kanaya kemudian hanya fokus pada putranya saja karena masih kesal dengan Al.     

Saat ini Uwais terlihat seperti raja yang dilayani dua wanita cantik Sedangkan Al dan Khalid saat ini tampak seperti seorang laki-laki yang pata hati karena pujaan hati mereka tidak memperdulikan mereka.     

"Nak kamu mencuri...," ucap Al dengan dramatis.     

"Uwais tidak pernah mencuri Ayah. Ini Ayam Uwais buat Ayah aja kalau ayah kurang." ucap Uwais dengan polos.     

"Ayah Gak mau Ayamnya.....," ucap Al yang ambigu dan membuat Uwais bingun.     

"Uwais jangan dengerin Ayah, Uwais makan aja. Saat ini mungkin Ayah Uwais sedang lelah sehingga bicara asal." ucap Ayana pada cucunya yang membuat Uwais mengangguk dan kembali fokus makan.     

"Iya nak nenek mu benar, Uwais makan yang lahap." ucap Kanaya sambil tersenyum manis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.