Raja Bucinnya Kanaya

Keterbukaan Arakan Dan Aira (21+)



Keterbukaan Arakan Dan Aira (21+)

0Saat ini Arkan merasa sedikit senang karena istrinya saat ini sedang cemburu padanya, walaupun wajah Aira yang terlihat begitu ketakutan kehilangannya membuat Arkan sedikit khawatir. Beberapa hari yang lalu memang Arkan bertemu dengan teman lamanya.     
0

Tentu saja Aira tidak mengenal teman lama Arkan tersebut, karena Arkan memiliki teman baik dari Sekolah Dasar. Sayangnya mereka harus berpisah pada saat Arkan harus pindah rumah mengikuti Ayahnya yang saat itu memiliki bisnis tetep diluar kota.     

"Dia hanya teman lama ku saat Sekolah Dasar. Kamu tidak perlu cemas, kami hanya teman lama biasa yang kebetulan bertemu kembali." ucap Arkan.     

"Aku yakin perempuan itu ingin merebut mu dari ku." ucap Aira.     

Saat ini Aira hanya bisa menatap suaminya dengan tatapan kesal. Aira tidak mempercayai pertemanan antara Pria dan wanita, seperti dirinya saat ini yang sebelumnya hanya bersahabat dengan Arkan tapi buktinya saat ini mereka telah menikah.     

"Itu tidak mungkin." ucap Arakan dengan tegas yang sudah mengenal temen perempuannya sejak lama. "Lagi pula kalaupun hal ini benar, Aku akan lebih memilih istri ku yang cantik dan anggun ini." ucap Arkan didalam hati tentunya.     

Arkan tidak mungkin mengatakan hal-hal yang manis pada saat itu dengan Aira yang sedang ngambek, Aira pasti tidak akan mempercayai perkataannya.     

"Apa yang kalian bicarakan kemarin?" tanya Aira dengan curiga.     

Arkan tidak pernah menyangka jika ternyata Aira telah sangat cantik dan menggemaskan saat sedang cemburu Padanya. Bahkan diam-diam Aira mengetahui jika Arkan kemarin banyak bicara dengan temen lamanya.     

"Kami hanya ngobrol biasa." ucap Arkan dengan jujur.     

Aira sebenarnya kemaren sudah mirip seperti penguntit yang mengikuti kemanapun suaminya pergi. Tentu Aira pergi diam-diam tanpa sepengetahuan siapapun.     

"Kami tidak mempercayai ku? tanya Arkan pada Istrinya.     

"Hemmmmm bukan begitu... aku... hanya..., sudah lupakan." ucap Aira dengan kesal dan menutup wajahnya dengan selimut.     

"Baiklah kita akan bertemu dengan teman lama ku besok kalau kamu memang curiga." ucap Arkan dengan santai.     

Arkan penasaran bagaimana reaksi dari Istrinya jika mengetahui siapa sebenarnya teman lamanya itu. Mungkin Aira akan berpikir dua kali jika harus cemburu pada Arkan lagi.     

"Hemmmmm Baiklah jika kamu memaksa." ucap Aira.     

"Kamu sangat mengemaskan istri ku, Ini masih malah ayo membali tidur." ucap Arakan uang kemudian memasuki selimut dan memeluk istrinya tanpa ragu kali ini.     

Aira sepertianya tidak bisa tidur karena sudah terbangun kebiasaan Aira adalah begadang sampai pagi, tapi tentunya hal itu hanya terjadi pada saat Aira sebelum menikah sedangkan sekarang Aira sudah jarang begadang Karena Arkan akan menyeretnya ketempat tidur untuk beristirahat dan sedikit mengancam.     

"Jangan terlalu banyak gerak, kamu akan membangunkannya. Jika hal itu terjadi bersiaplah kamu harus siap menidurkannya kembali istri ku." ucap Arkan dengan suara sedikit berat.     

Sebenarnya Aira sudah cukup paham dengan apa yang katakan oleh Suaminya. Tapi saat ini Aira ingin membuktikan berlebihan dahulu jika tidak ada pelakor yang mungkin akan membuat suaminya tergoda.     

"Maaf." ucap Aira yang kemudian berhenti bergerak.     

Arkan tersenyum manis melihat reaksi Aira yang diluar dugaan dan menjadi penurut. Lain kali Arakan akan menggunakan lagi ancaman ini untuk membuat istrinya lebih tenang.     

Arkan hanya bergurau dan tidak ingin memaksakan keinginan dari istrinya. Arkan sanagat paham jika saat ini istrinya belum siap, dulu Aira pernah mengatakan jika hanya akan melakukan hubungan intim dengan suami dan yang akan menjadi suaminya adalah orang yang dicintainya.     

Tapi masalahnya saat ini Arakan tidak mengetahui jika istrinya saat ini sudah mencintai sepenuhnya atau belum. Karena Aira beberapa hari banyak menghindarinya membuat Arkan sedikit ragu persaan istrinya padanya.     

Walaupun Arkan juga tidak ingin Aira bersikap seperti wanita penggoda padanya, tapi Arkan hanya ingin Aira tidak menghindarinya dan bersikap biasa seperti dulu yang bahkan tidak tahu malu saat makan berantakan dihadapannya.     

"Akhirnya tidur juga," ucap Arkan yang saat ini mulai merasa lega setelah Aira sudah tertidur pulas kembali.     

Beberapa kali Arkan mengecup seluruh wajah istrinya yang cantik alami, Aira terlihat sangat cantik bahan tanpa polesan make up sama sekali. Arkan sedikit lucu mengingat ucapan istri yang mengatakan takut kehilangannya.     

Bukakan yang sebenarnya takut kehilangannya disini adalah Arkan, sikap Aira yang belakangan ini sering menghindarinya membuat Arakan takut jika Aira pergi secara diam-diam.     

Aira memang lebih banyak bertindak dibandingkan dengan bicara panjang lebar, karena bagi Aira perlakuan selalu menunjukkan isi hati tidak seperti omongan yang Kanada banyak tidak bermakna alias omong kosong.     

Karena benar-benar sedikit tidak bisa mengendalikan dirinya yang disebabkan oleh Aira yang terlalu banyak bergerak saat ini Arkan tidak punya pilihan lain selain mencium bibir istri dengan ciuman panas yang menuntut.     

Arkan hanya berharap jika istrinya tetap tertidur saat ini, karena ketika Aira bangun Arakan belum menyiapkan jawab yang pastinya akan ditanyakan oleh istrinya.     

"Sayang maafkan aku....," batin Arkan sangat melihat bibir istrinya sedikit bengkak kerena ulangnya Arkan bersyukur Aira tidak bangun, hingga Arkan memutuskan untuk beberapa kali mengecupi bagian leher istrikanya uang mulus.     

Wangi tubuh Aira memang selalu membuat Arakan nyaman, beberapa kali bukannya menyudahi aksinya melihat Aira yang tidak terbangun justru Arakan bertindak semangkin jauh.     

"Tubuh mu sangat Wangi Sayang," ucap Arakan yang sangat ini entah sejak kapan telah membuka kancing baju istrinya.     

Tampak Aira mengenakan bra berwarna merah yang membuat Arkan merasa penasaran. Arkan bahakan dengan sengaja meninggalkan beberapa bekas kecupan yang berbekas pada sekitar bagian atas dada istrinya.     

"Ah... " ucap Aira yang mendesah karena ulah Arakan.     

"Aku menyukaimu." ucap Arkan dengan sangat ini telah membuat bagian tubuh atasan Aira tanpa sehelai benangpun.     

"Ah...," ucap Aira yang kali ini sedikit terusik karena merasa gunung kembarnya dihisap dengan kuat.     

Arkan seolah hilang akal setelah mendengar desahan dari istrinya dan tampak bersemangat menghisap puting istrikanya dari lembut menjadi lebih kuat karena mereka sangat gemas, beberapa kali arakan juga membaiknya dengan lidah.     

"Aaw.... Kak Arkan?" ucap Aira sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan oleh suaminya saat ini.     

Aira memang belum melakukan kewajibannya seorang istri tapi karena bukan belum siap, Aira hanya menunggu Arkan meminta haknya langsung padanya. Aira walaupun belum siap memiliki anak tapi saat ini Aira tidak ingin menjadi istri yang tidak bisa melayani suaminya dengan baik.     

"Boleh?" ucap Arakan yang sangat ini sudah tidak memperdulikan egonya lagi langsung bertanya pada istrinya.     

Aira hanya mengangguk kepala bertanda menyetujui apa yang dikatakan oleh suaminya. Aira tidak mungkin menolak karena melihat Arakan yang terlihat sangat tidak terkontrol saat ini. Aira juga sebenarnya sudah lama menunggu sampai Arkana sendiri yang meminta haknya pada Aira dan mungkin ini adalah saat yang tepat.     

"Aku sengat mencintaimu." ucap Arakan yang saat ini langsung membungkam bibir manis Aira yang terlihat begitu seksi kerena ulangnya sebelunya.     

Aira Ingin menjawab jika dia juga sudah benar-benar mencintai Arkan saat ini. Tapi karena Arkan yang melahap bibirnya dengan rakus membuat Aira tidak bisa bentak bicara tapi sesekali Aira membalas ciuman panas suaminya itu walaupun masih belum ahli tapi Aira sudah mulai belajar dengan baik.     

"Apakah kamu sudah siap istri ku, Ini mungkin akan terasa sedikit sakit." ucap Arakan.     

Saat ini Aira baru sadar jika tubuhnya benar-benar polos sedangkan Arakan hanya mengunakan baju kaus. Aira sebenarnya sedikit takut karena ini adalah pengalaman pertamanya bersetubuh.     

"Iya aku siap." ucap Aira walaupun sedikit ragu tapi tetap menganggukan kepalanya seperti orang bodoh.     

"Jika nanti terasaa benar-benar sakit kamu bisa memeluk tubuh ku atau mengigit bahuku. Lakukan apapun sesukamu tapi jangan pernah meminta ku untuk berhenti setengah jalan." ucap Arakan dengan tegas.     

Aira merasa ini adalah pengalaman pertamanya yang sertinya sangat menyakitkan, tapi Aira tetap ingin melanjutkannya karena ini adalah kewajibannya. Aira tidak ingin membuat Arakan menjauh darinya karena hanya masalah ini.     

"Lakukan sekarang." ucap Aira sambil memejamkan mata sejenak dan membukanya kembali.     

"Aaaakh... Kak....Arakan....." ucap Aira yang merasa bagian intimnya Sepertinya telah robek Karena milik suaminya yang berukuran besar dan panjang itu memaksa masuk kedalam bagian intimnya yang sempit.     

Karena merasa hal ini sangat menyakitkan Aira sampai menangis dan menenteramkan Aira matanya, Membuat Arkan dengan semangkin kekuatan mengentalkan milikinya agar masuk seluruhnya pada lubang kenikmatan istrikanya yang terasa begitu sempit.     

Hanya dengan dua hentakan mampu membuat seluruh benda milik Arkan masuk sepenuhnya kedalam lubang kenikmatan istrikanya dan Arakan tentunya memberi waktu agar tubuh Aira agar beradaptasi dengan miliknya.     

"Maafkan aku sayang, pasti rasanya sangat sakit ?" ucap Arkan yang saat ini menghapus air mata istrikanya dengan lembut.     

"Iya lumayan sedikit perih. Mengapa mas masih mengenakan baju?" tanya Aira yang tidak rela terlihat polos sendirian.     

Dengan tersenyum cepat dan gerakan cepat Arakan langsung membuka bahunya yang menampakkan tubuhnya yang kekar dan berotot. Pantas saja Arakan sangat kuat ternyata selama ini tubuhnya begitu kekar dan ideal.     

"Terimakasih telah menjaga diri mu dengan baik untuk ku." ucap Arakan yang dapat melihat diantara penyatuan mereka sedikit mengalir darah yang membuktikan jika istrinya masih perawan sebelunya.     

"Bukankah seharusnya memang seperti ini....., Jangan berterimakasih. Mulailah bergerak." ucap Aira.     

Arkan tentu saja mulai bergerak sesuai dengan keinginan Aira, Arkan bergerak dari pelan kemudian sedangkan dan menjadi semakin capat.     

"Ah..... kakak, aku mau pipis." ucap Aira dengan polos.     

"Disini saja." ucap Arakan dengan suara serak.     

Mendengar desahan istrinya membuat Arakan semangkin semangat untuk menumbuk lubang kenikmatan istrikanya itu semangkin dalam dan Arkan dapat merasakan jika sebentar lagi akan segera pelepasan.     

"Ah...ah... kak... Arakan... Terlalu dalam.... aaaakh..." ucap Aira yang kembali pelepasan yang kesekian kalinya karena ulah suaminya.     

Aira sudah mulai merasa lelah tapi suaminya tersebut masih sangat bersemangat untuk menumbuknya tanpa ampun. Aira merasa sakit dan nikmat secara bersamaan tapi saat ini persaan nikmat dan menabukan lebih dominan.     

"Aku mencintaimu... Aira....," ucap Arakan yang sangat ini telah pelepasan sambil memeluk tubuh istrinya agar semua benihnya tertanam dengan baik dan Arakan ingin segera memiliki banyak anak dengan Aira.     

"Ah.... aku juga mencintaimu... kak Arakan." ucap Aira yang juga pelepasan untuk uang kesekian kalinya.     

Akhirnya saat ini keraguan di hati mereka berkurang setelah pernyataan persaan mereka yang tidak pernah direncanakan sebelumnya. Arkan sangat senang saat mengetahui ternyata Aira mencintainya juga.     

Beberapa kali Arakan memberikan kecupan cinta pada seluruh wanita istrikanya yang sedikit mandi dengan keringat karena pergulatan panas yang mereka lakukan saat ini.     

"Sejak kapan kamu mencintai ku sayang?" tanya Arakan yang saat ini telah melepaskan benda pusaka miliknya dari bagian intim istrinya karena Aira terlihat begitu kelelahan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.