Raja Bucinnya Kanaya

Teman Arkan Itu Penyuka sesama jenis



Teman Arkan Itu Penyuka sesama jenis

0Saat ini Aira sedang tidur diatas kasur setelah beberapa saat yang lalu telah mengoleskan salep yang sebelumnya di berikan Mamanya untuk bagian intimnya yang sedikit lecet.     
0

Aira tentu saja Teleh mengoleskannya sendiri. Untung saja Arkan saat ini masih belum masuk kamar mereka. Aira merasa sedikit malu jika sampai Arkan melihat keadaannya saat itu.     

"Sayang...., aku telah memberi tahukan temen ku. Dia akan datang juga bersama dengan pasangannya nanti. Kita akan bertemu di cafe Mentari saja nanti aku telah membuat janji dengannya....," ucap Arkan yang baru saja memasuki kamar mereka.     

"Baguslah, aku jadi tidak sabar bertemu dengan mereka." ucap Aira.     

"Kita akan bertemu mereka satu jam dari sekarang. Apakah Masih terasa sakit sayang?" tanya Arakan pada Istrinya.     

Tentu saja Aira saat ini tahu rasa sakit yang dikatakan dan dimaksud oleh Arakan. Aira tentu saja merasa senang karena suaminya tercinta yang mengkhawatirkannya. Tapi Aira juga merasa malu karena hal ini terlihat intim dan sedikit memalukan bagi Aira.     

"Alhamdulilah aku baik-baik saja, setelah memakai salep pemberian Mama." ucap Aira dengan jujur.     

Sebenarnya Arkan bisa saja meminta kakaknya memeriksa keadaan istrinya. Tapi Rabia saat ini sedang menangani pasien dirumah sakit lagi pula Rabia adalah dokter bedah.     

"Alhamdulilah kalau gitu. Sayang.....," ucap Arakan yang saat ini memeluk erat tubuh mungil istrinya dengan lembut.     

Arkan sudah sangat merasa lega dan cukup baik pada saat istri mungilnya kesayangannya ini baik-baik saja. Arkan berniat akan membawa Aira kerumah sakit tadinya jika Aira belum merasa baikan.     

Beberapa kali Arakan mengecupi pucuk kepala istrinya dengan lembut. Arkan benar-benar sangat mencintai dan menyayangi Aira lebih dari dirinya sendiri. Sikap Aira yang kadang sering ceroboh membut Arkan menjadi harus bersikap tegas dan cepat seperti beberapa saat yang lalu Aira dengan polos bisa ketiduran dikamar mandi.     

"Aku memakai make up karena sebentar lagi kita akan pergi menemui mereka. Lepaskan aku sebenar." ucap Aira.     

Aira berjalan menuju ke kerja riasnya dan mulai merias wajah yang sebelumnya sudah terlihat cantik alami tanpa polesan make up. Sebenarnya Arkan tidak keberatan saat istrinya berdandan dan terlihat cantik.     

Asalkan Aira tidak berdandan terlalu berlebihan Arkan memaklumi jika wanitanya memang ingin terlihat cantik dihadapan waniata lain kadang. Bagi Arkan Aira selalu terlihat cantik dengan make up ataupun tanpa meke up.     

"Suamiku apakah saat ini aku sudah terlihat cantik?" tanya Aira pada Arkan yang dari tadi duduk disampingnya menemani Aira yang sedang berdandan.     

"Aku lebih menyukai kamu yang tampak polos tanpa mengenakan apapun." ucap Arkan dengan tersenyum jahil.     

"Dasar Suami mesum." ucap Aira pada suaminya.     

"Kalo mesum ke istri sendiri kan gak salah Sayang." ucap Arkan mengecup bibir pink istrinya karena merasa gemas.     

"Kak lifstiknya belum kering," ucap acap Aira yang baru menyadari saat ini sebegai lifstiknya menempel pada bibir Arakan.     

Ye tentu saja Aira membersihkan bibir suaminya itu dengan tisu. Arkan terlihat hanya menikmati perlakuan istrinya yang saat ini membersikan sisa lifstik Aira yang menempel pada bibir dengan lembut.     

"Emuach, emuach, emuach." ucap Arkan yang sengaja mengecup bibir Aira beberapa kali.     

"Kak...., sudah cukup kita sebenar lagi udah mau jalan jangan membuat ulah." ucap Aira pada suaminya.     

Saat ini Aira membersihkan bibirnya terlebih dahulu lalu kemudian baru membersikan kembali bibir Arkan yang tamapak sedikit berantakan karena lifstik merahnya.     

"Jangan memakai warna ini untuk keluar rumah, Aku tidak ingin banyak orang berpikiran liar tentang mu. Pakaian yang warna tidak mencolok." ucap Arakan yang mencegah Aira untuk mengoleskan kembali lifstik merah marun yang telah membuat bibir istrikanya semangkin seksi dan menggoda itu.     

Arkan yang gemas bahkan beberapa kali mengecupi bibir seksi istrinya. Aira terlihat sangat cantik dan seksi menurut Arakan saat mengunakan lifstik merahnya marun itu.     

"Lalu pakai yang mana?" ucap Aira yang saat ini sedikit kesal.     

"Pakaian warna natural yang sering kamu pakai sayang." ucap Arakan pada istrinya.     

Aira terpaksa mengangguk dan mulai memakai lifstik campur kirim dan pink yang natural dengan warna bibirnya. Arakan terlihat sangat puas saat ini karena hanya dirinya yang bisa melihat saat Kanaya tampak seksi hanya didepannya saja.     

Tentu saja Arakan tidak ingin jika istrinya seksi dihadapan semua orang. Aira hanya istrinya saja bukan istri orang sehingga menurut Arkan cukup Arkan saja yang mengagumi tubuh cantik mungil nan seksi milik istrinya.     

"Kalau begitu kamu lebih terlihat cantik natural. Kamu bisa berbadan seksi apapun selama didalam rumah Sayang." ucap Arakan yang saat ini mengecupi bucin kepala istrikanya dengan penuh kasih sayang.     

Arkan tentu sebenarnya ingin mengecup bibir pink istrinya tapi, nanti akan luntur lagu seperti tadi. Mungkin akan menyebabkan kesabaran istrikanya menjadi sedikit terkis kali ini, Arkan tidak ingin Aira marah padanya tentunya.     

"Ayo kita berangkat Sayang." ucap Arakan dengan bersemangat.     

"Hemmmmm....," ucap Aira hanya mengikuti langkah kaki suaminya yang saat ini keluar dari kamar setelah mengambil tasnya dan Arkan telah mengenyam kunci mobil ditangan kirinya sedangkan tangan kanannya menggenggam erat tangan kiri istrikanya.     

"Senyum dong sayang...., Apa perlu aku cium lagi?" ucap Arakan dengan jail.     

Aira terpaksa sedikit senyum sesuai dengan permintaan dari suaminya. Aira malas tersenyum karena kali ini sedang berfikir jika dirinya akan terlihat biasa saja sedang temen Arkan lebih cantik.     

Aira tidak akan mengizinkan Arakan menatap wanita cantik lainnya dengan tatapan kagum. Arkan hanyalah miliknya, karena Arkan saat ini adalah suaminya Aira tidak rela jika Arkan menatap wanita lain.     

"Nanti Kakak Arakan gak boleh pandang cewek lain selain aku." ucap Aira sedang posesif.     

Arkan sedikit lucu mendengar perkataan dari istrinya yang terkesan sangat cemburu padanya. Padahal menurut Arkan tentu istrinya sangat cantik dan Arkan hanya mencintai Aira mana mungkin Arkan akan berpaling dari istri cantik itu.     

"Tentu saja Sayang lagi pula kamu sangat cantik mana mungkin aku berpaling." ucap Arakan pada Istrinya.     

Aira memang sangat cantik bukan hanya secara fisik Aira juga cantik hatinya. Tentunya Arkan hanya mencintai istrinya waniata yang merupakan cinta pertama dan terakhir Arkan.     

"Dasar gombal." ucap Aira dengan wajah bersemu merah karena ucapan suaminya.     

Arkan padahal telah berkata jujur tapi istrinya malah menganggapnya gombal lagi pula Aira tidak pernah memuji kecantikan wanita lainnya selain dari istrinya sendiri selama ini, lalu bagaimana dengan mudahnya Aira mengatakan jika saat ini Arakan sedang gombal.     

"Apakah sebelunya kamu pernah melihat aku menggombal sayang sebelemnya?" tanya Arkan pada istrinya.     

"Aku rasa ini tadi." ucap Aira dengan jujur.     

Saat ini Arkan dan Aira telah berangkat menggunakan mobil milik Arkan tentunya. Sebelumnya mereka telah izin pergi pada Rahma terlebih dahulu. Karena memang saat ini Rahma ada dirumah sendirian Sedangkan Ray dan Rabia telah pergi kerja.     

Arkan hari ini juga akan pergi kerja nanti siang, tentunya dengan istrikanya Aira setelah selesai bertemu dengan teman lama Arakan untuk memperkenalkan Aira sebegai istrinya.     

Arkan tidak ingin istrinya salah paham pandanya. Sebenarnya Arkan juga penasaran dengan reaksi dari istrinya nanti pada saat bertemu dengan sahabat lamanya.     

"Kita sudah sampai sayang....," ucap Arakan yang menyadarkan Aira dari lamunan.     

Aira merasa baru beberapa menit melamun tapi mereka sudah sampai tujuan saja saat ini. Aira tidak menyangka akan sampai secepat ini, sebenarnya Aira sudah sangat penasaran dengan wajah teman lama Arakan karena memang beberapa hari yang lalu Aira belum sempat melihat jelas wajah wanita yang berbicara dengan suaminya itu.     

"Oh iya.... ayo turun." ucap Aira yang kemudian membuat pintu mobil untuk segera turun.     

Arkan pun juga ikut turun dari mobil dan mereka berjalan bersama untuk mencari keberadaan teman Arkan yang memang telah datang terlebih dahulu.     

Tampak seorang wanita cantik melambaikan tangan kearah mereka. Arkan langsung melangkah mendekati wanita cantik itu dengan mengenggam erat tangan istrinya agar tetap selalu mengikutinya.     

"Kemana Kak?" tanya Aira yang memang belum menyadari jika Arakan telah menemukan keberadaan dari teman lamanya.     

"Tentu saja menemui teman lama ku sayang." ucap Arkan dengan lembut.     

"Mas ini teman lama mu yang mana, kok ada dua wanita cantik?" tanya Aira dengan bingung.     

"Itu yang paling peminum dengan pakaian serba pink teman lama ku, sedangkan wanita satunya adalah pacarnya." ucap Arakan yang membuat Aira terbengong.     

"Hay Arkan selamat datang teman, ini istri kamu?" tanya wanita cantik dengan pakaian feminim itu.     

"Iya Dizi, perkenalkan ini istri ku Aira. Jangan sentuh istri ku ya ingat!" ucap Arakan mengingakan.     

"Iya-iya dasar laki-laki posesif lo. ini kenali calon pengantin gue Amora." ucap Dizi.     

Aira terkejut saat wanita bernama Dizi itu memperkenalkan waniata sedikit Tomboy dan cantik disampingnya sebegai seorang calon pengantinnya. Ternyata dapat Aira simpulkan teman lama suaminya itu adalah seorang LGBT.     

Tentu saja Arakan tidak mengizinkan mereka bersalam, karena bukan tidak mungkin salah satu dari temen lamanya itu jatuh cinta pada Istrinya yang polos dan cantik.     

"Istri mu cantik." ucap Amora.     

"Sayang?" ucap Dizi yang terlihat cemburu.     

"Tentunya dia tidak lebih cantik dari kekasih ku yang manis ini." ucap Amora dengan lembut mengenggam sebelah tangan kekasihnya yang terlihat cemburu.     

"Bagaimana saya apakah saat ini kamu masih cemburu dengan ku?" tanya Arkan dengan sedikit berbisik.     

"Tidak aku mana mungkin cemburu jika tahu teman lama mu seperti ini." ucap Aira.     

"Apa maksudmu?" ucap Dizi yang sepertinya kurang menyukai Aira pada saat kekasihnya memuji Aira tadi.     

"Makasih ku kalian berdua sangat cantik dan kalian berpasangan?" tanya Aira penasaran.     

"Iya tentu saja. Iya kan sayang ku?" ucap Amora yang sangat ini telah mengecup tangan kekasihnya dengan lembut dan penuh cinta. Aira melihat hal itu sedikit bergidik ngeri bercampur mual ingin muntah melihat keharmonisan pasangan sejenis itu.     

"Iya. Sayang." ucap Dizi sambil tersenyum manis berpandangan lembut pada kekasihnya.     

"Mas Arkan segera bawa pergi aku dari sini sepertinya aku akan segera muntah." bisik Aira pad suaminya.     

"Oh iya kami sangat senang bertemu dengan kalian tapi aku baru ingat jika ada mitting sebentar lagi di kantor aku izin pulang dulu ya....," ucap Arakan.     

"Baiklah lain kali kamu harus mencoba resep baru ku..... sebagai teman yang baik. Kamu juga bisa mengajak istri mu kesini untuk menghadiri pertunangan kami yang diadakan di cafe ini Minggu depan." ucap Dizi.     

"Baiklah aku akan usahakan untuk datang. Sekarang aku pergi dulu... Bay... bay..." ucap Arakan sambil melambaikan tangan kearah Dizi dan Amora.     

Arkan dan Aira pun keluar dari cafe itu lalu segera memasuki mobil. Aira merasa sedikit merinding melihat kedekatan pasangan LGBT itu. Arkan lagi pula sebelumnya tidak pernah bercerita jika ada temen lama yang memiliki penyimpanan seksual.     

"Kak Arkan kenapa gak cerita jika teman lama Kakak itu adalah LGBT?" tanya Aira pada saat mereka telah berada didalam mobil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.