Raja Bucinnya Kanaya

Penjelasan Raja Bucin



Penjelasan Raja Bucin

0Al membiarkan Kanaya menagis di pelukannya dan menunggu Kanaya untuk lebih tenang agar bisa menjelaskan ke salah paham yang berawal dari masalah kecil ini, namun Al tidak ini masalah kecil ini menjadi masalah besar dikemudian hari.     
0

"Seorang wanita imut, cantik dan sangat kucintai itu adalah dirimu Rara.. atau Kanaya kenapa kamu harus menangis karena cemburu dengan dirimu sendiri sayang?" ucap Al yang berusaha untuk menjelaskan.     

Kanaya pun bingung dengan penjelasan dari suaminya seingat Kanaya Al cuman sering membuatnya kesal dulu dan bahkan Kanaya tidak ingat jika suaminya tersebut pernah menciumnya jauh sebelum waniata lain itu datang dan mencium Al tanpa bisa dihindari oleh Al saat itu.     

"Sayang kamu tidak percaya pada ku..., aku memiliki buktinya." ucap Al yang entah sejak kapan memiliki sebuah kertas atau lebih tepatnya foto.     

"Ini adalah foto ku sewaktu kecil, bagaimana kamu bisa masuk kelas mencium ku disekolah saat aku ketiduran dikelas, dasar mesum." ucap Kanaya dengan sedikit kesal.     

Pantas saja Kanaya tidak menyadari jika pernah dicium oleh Al, karena memang Al menciumnya sewaktu Kanaya sedang terlelap diatas meja belajar. Kanaya kecil dulu memang memiliki berat badan yang tidak Edel dan Kanaya juga mudah sekali tertidur.     

"Ini foto TK?" tanya Kanaya memastikan.     

Sewaktu itu memang Al sudah sekolah dasar yang kebetulan bersebelahan dengan TK yang ada di samping tempatnya belajar. Al sangat ingin memiliki adik perempuan dan mengangap Kanaya dulu adalah gadis manis yang telah untuk menjadi adiknya karena Al anak tunggal. Tapi Allah maha mengetahui dan ternyata di masa depan Kanaya yang tidak mungkin menjadi adiknya malah menjadi istrinya yang teramat Al cintai.     

"Iya aku menyukai mu sejak dirimu masih TK." ucap Al.     

"Wajah ku dulu padahal sangat gendut dan chubby bahana aku terkenal tukang tidur, bagaimana mungkin mas menyukai ku?" ucap Kanya penasaran.     

"Bagiku kamu sangat imut menggemaskan, cantik dan lucu." ucap Al sambil tersenyum manis.     

Bagaimana mungkin Al menyukainya, Kanaya bisa sangat gendut dan Kanaya memang memiliki kulit yang putih bersih, serta rambut pajang yang sering di kuncir kuda dengan sedikit poni yang membingkai wajah tembemnya.     

Kanaya bahkan seluruh tidak percaya diri saat mengingatnya jika saat TK dan SD memang badannya sangat gendut tapi semua berubah saat ketika Kanaya telah menginjak bangku SMP karena Kanaya banyak mengikuti kegiatan tubuh Kanaya perlahan mulai ideal bahkan kurus.     

"Sayang..... jangan marah lagi...." ucap Al yang menyadarkan Kanya dari lamunannya.     

"Aku tidak marah Mas, hatiku hanya tadi terasa sedikit sakit dan kepalaku sedikit terasa panas aku turun untuk minum karena takut dehidrasi." ucap Kanaya yang tidak pandai berbohong.     

Al sangat mengetahui jika istrinya tersebut sedang cemburu melihat foto-foto dari Nesi dan dirinya sewaktu kecil sampai remaja. tapi kali ini Al merasa lebih tenang setidaknya foto yang telah diambilnya diam-diam saat pertama kali Al menyukai Kanaya itu bisa menjadi bukti yang kuat untuk tetap menjaga keharmonisan rumah tangga mereka.     

"Benarkah gak cemburu ni kalo aku dekat ama cewek lain?" ucap Al dengan jail.     

"Gak..., hiks...hiks...hiks..." ucap Kanaya yang tiba-tiba menagis.     

"Katanya gak, tapi kok nangis?" ucap Al sambil berusaha untuk menenangkan Kanaya kembali dan memeluk erat tubuh mungil istrinya tersebut.     

"Gak aku gak mau.....diduain lebih baik mas cerain aku aja.... aku gak mau di poligami....hiks..hiks...hiks...," ucap Kanaya yang menangis semangkin kencang.     

Al saat ini sedang mati-matian untuk menahan tawa, istrinya terlihat sangat mengemaskan, bagaimana mungkin Al bisa menduakan Kanaya sedangkan wanita yang yang Al cinta dari kecil sampai detik ini yang berhasil membuat hatinya benar-benar jatuh cinta hanyalah Kanaya saja.     

Tapi Al juga kasihan melihat istrinya yang terus-terusan mengis, ternyata Kanaya benar-benar cemburu dan itu membuktikan jika Kanaya juga mencintai dirinya sama seperti Al yang sangat mencintai Kanaya.     

"Sayang dengarkan aku... kamu akan menjadi istri ku satunya yang paling aku cintai dan aku hanya tidak akan menduakan mu...., karena memilikimu saja aku sangat merasa lebih dari cukup dan termasuk bersyukur dan berterima pada Allah." ucap Al yang tentunya membuat tangis dari Kanaya perlahan berhenti.     

Kanaya ternyata sangat cengeng jika berkaitan dengan seseorang yang benar-benar disayangi dan dicintainya. Al yang melihat istrinya tercinta tersebut yang mulai berhenti menangis langsing saja memberikan hadiah banyak kecupan di seluruh wajah Kanaya yang tampak sangat mengemaskan.     

"Jangan nangis lagi.... aku tidak pernah tertarik dengan wanita lain, Karena aku telah memiliki Wanita yang teramat cantik yang ada diperlukan ku ini selalu membuat ku jatuh cinta setiap detik." ucap Al dengan tegas.     

Al memang sangat senang menjahili istri tapi Al juga tidak tega jika terus-terusan membuat Kanaya menangis, walaupun wajahnya Kanya yang sedikit memerah membuatnya sangat terlihat lucu dan menggemaskan tapi tiap tetes air mata Kanaya seakaan mampu membuat Al merasa sesak.     

"Maaf aku telah membuatmu baju Mas jadi basah..." ucap Kanaya yang merasa bersalah.     

"Tidak masalah yang penting sekali adek jangan nangis lagi.... lihat itu wajahnya jadi merah kayak badut." ucap Al dengan tertawa jenaka.     

Tentu Al hanya bisa tersenyum bahka tertawa lepas seperti ini saat bersama dengan Kanaya, segala tingkah mengemaskan Kanaya selalu berhasil membuat Al merasa nyaman dan juga membuat Al bisa tertawa lepas.     

Kanaya yang mendengar ucapan dari suaminya tersebut langsung cemberut dengan bibirnya yang sedikit monyong ke depan tapi saat ini Kanaya juga merasa terpesona saat melihat Suaminya yang tersenyum lepas dan terlihat sangat bahagia.     

"Ya Allah ternyata bahagia sesederhana ini..." batin Kanaya yang juga ikut tersenyum melihat suaminya yang tertawa lepas.     

"Aku tampan kan sayang?" ucap Al yang melihat wajah istri sedang terpesona padanya.     

"Iya... eh gak.....," ucap Kanaya yang tidak ingin membuat Suaminya itu besar kepala.     

"Hahahaha... kamu memang sangat mengemaskan, bilang aja kalau Saini mu itu teramat tampan dan kamu sangat beruntung karena menikah dengan pria setampan aku." ucap Al dengan percaya diri.     

"Percaya diri sekali....,aku rasa Denis juga sama tampannya dengan Mas." ucap Kanaya.     

Wajah Al yang tamapak sangat bersemangat mengoda istrinya itu dengan tersenyum manis kini berubah menjadi datar saat Kanaya menyebutkan nama Pria lain dalam pembicaraan mereka.     

Al tidak menyukai siapapun,benda apapun yang lebih menarik perhatian Kanaya kecuali dirinya sediri dan tentunya Allah. Karena atas izin Allah lah mereka menjadi bersatu dan bisa membangun keluarga kecil mereka yang baru saja dimulai.     

"Mengapa wajah Mas berubah jadi dingin?, cemburu kan dengan Denis?" ucap Karnaya yang saat ini Bertanya pada Al.     

Jelas saja seharusnya Kanaya tau jika Al memang seorang sedang cemburu akut, Al yang tidak menyukai Denis yang merupakan sahabat dari istrinya tersebut.     

"Iya aku sangat cemburu." ucap Al dengan wajah datar.     

Al memang mengakui jika dia sedang cemburu, bahkan saat Kanaya menyebutkan nama laki-laki ingusan itu Al sudah berniat untuk menghajar kembali pria ingusan tersebuat karena telah lancang membuat Kanaya menyamakan jika Al dan Denis sama tampan.     

Padahal Al sangat yakin dan teramat percaya diri jika diadakan voting siapa yang paling tampan antara dirinya dan Denis pasti banyak yang memilih Al yang tentunya sangat tampan dan juga karismatik.     

Sedangkan Denis hanyalah seorang bocah ingusan yang hanya beruntung telah bersahabat dengan Kanaya. Al sangat yakin jika sampai Denis mengetahui perdebatan Mereka hari ini pria ingusan itu pasti akan menjauhkannya dari Kanaya.     

"Mas seharusnya tidak perlu cemburu dia hanya sahabatku, sedangkan Mas adalah suamiku...., tentunya Mas lebih memenangkan hati ku." ucap Kanaya yang bisa melihat jika sepertianya suaminya saat ini akan benar-benar marah.     

Kanaya hanya berkata jujur jika suami dan sahabanya itu sama-sama tampan, hanya saja Al saat ini adalah suaminya dan Kanaya mulai mencintainya sedangkan Denis hanya akan menjadi sahabatnya.     

"Jika kamu berani menyebutkan namanya lagi dihadapan ku, kau akan menghukum mu sayang." ucap Al dengan lembut sambil meniup telinga Kanaya sehingga membuat Kanaya merasa sedikit merinding.     

Kanaya merasa sedikit merinding karena suara lembut Al itu sedikit berat dan sepertianya akan berakhir kurang baik jika Kanaya tidak patuh pada perintah suaminya tersebut.     

"Iya maaf." ucap Kanaya dengan sedikit menunduk karena merasa bersalah.     

Al mengetahui jika saat ini Kanaya yang memiliki hati yang lembut pasti akan segera meminta maaf saat menyadari kesalahannya yang baru saja diperbuat oleh Kanaya sendiri.     

Sebenarnya Kanaya tidak sepenuhnya bersalah karena dari awal memang Al yang telah memancing dan membuat Kanaya cemburu bahkan menangis. Dalam hal ini sebenarnya Al juga bersalah karena telah membuat Kanaya menangis tapi Al sering terlambat menyadari kesalahannya.     

Setelah merasa tersadar akan dirinya yang juga bersalah Al langsung memeluk erat tubuh mungil istrinya tersebut. Al tidak berniat membaut Kanya menjadi seseorang yang paling bersalah dalam masalah kecil ini.     

"Aku juga meminta maaf karena telah membuatmu salah paham dan bahkan menangis." ucap Al yang menyadari jika dirinya juga telah bersalah.     

Sesungguhnya kehidupan ruamah tangga mereka baru saja dimulai dan Al tidak ingin sikap keras kepalanya membuat Kanaya menjadi semangkin jauh darinya dan bahkan membencinya.     

Al cukup paham pasti Kanya saat yang sangat polos ini tidak akan paham dengan mudah tentang karakter Al yang memang terkadang sering ingin menang sendiri.     

Kali ini untuk pertama kalinya Al mengalah dari egonya demi Kanaya. Allah maha benar dan maha baik bahwa jodoh akan membuat seseorang yang kurang baik menjadi lebih baik dan lebih dekat dengan Allah dengan jalan kebaikan.     

"Aku... tidak apa-apa, malahan aku seharusnya yang meminta maaf pada mas karena telah menyebutkan nama laki-laki lain yang tidak mas sukai." ucap Kanaya yang teringat pesan Uma dan Mama nya jika tidak boleh memancing sesuatu hal yang dibenci oleh suaminya.     

Al sangat merasa bersyukur dan beruntung memiliki Kanaya yang ternyata sangat bisa memahami dirinya sendiri. Kanaya memang telah berhasil membuatnya jatuh cinta setiap menit atau bahkan setiap detik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.